Advertisement
4 Kapanewon di Sleman Ini Masuk Zona Merah Stunting
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Kapanewon Seyegan, Minggir, Turi dan Pakem menjadi lokus penanganan stunting di Kabupaten Sleman. Pasalnya angka stunting di empat kapanewon tersebut merupakan yang tertinggi di wilayah Bumi Sembada.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama mengatakan permasalahan stunting masih menjadi prioritas yang harus ditangani pemkab. Hal ini terlihat jumlah temuan kasus terus menurun di setiap tahunnya. “Tahun ini [2024] angka stunting memang 4,41 persen atau turun 0,1 persen dibandingkan dengan kasus di 2023 sebesar 4,51 persen,” kata Cahya, Senin (14/10/2024).
Advertisement
Meski kasus terus menurun, tetapi ia memberikan beberapa catatan karena masih ada sejumlah kapanewon yang kasusnya lebih tinggi dari kasus di kabupaten. Keempat kapanewon yang masuk zona merah di antaranya Minggir, Seyegan, Pakem dan Turi. “Angka stunting di keempat kapanewon lebih tinggi dari kabupaten. Kapanewon Minggir masih 8,5 persen; Pakem 7,5 persen; Seyegan 7,08 persen; dan Turi 6,61 persen,” ujar dia.
Menurut Cahya, keempat kapanewon itu akan menjadi lokus penangan agar angkanya bisa ditekan sehingga jumlahnya terus bisa diturunkan mendekati angka di kabupaten. Pihaknya, sudah melakukan Audit Kasus Stunting (AKS) di empat kapanewon untuk mengetahui penyebab masih tingginya masalah stunting di wilayah tersebut. “Upaya penangnan di kapanewon lain tetap dilakukan, tetapi yang butuh penekanan program lebih terhadap empat kapanewon yang masih masuk zona merah alias kasusnya lebih tinggi dari capaian di tingkat kabupaten,” katanya.
Menurut dia, ada sejumlah program pencegahan yang akan dijalankan. Yakni, meliputi skrining amenia, konsumsi tablet tambah darah untuk remaja putri dan ibu hamil, pemberian tambahan makanan ke ibu hamil.
BACA JUGA: Tekan Angka Stunting, Alfamart Sahabat Posyandu Kembali Digelar di Kota Jogja
Lalu ada, pemantauan pertumbuhan balita, ASI ekslusif , edukasi ke remaja dan pemeriksaan Kesehatan hingga peningkatan cakupan imunisasi. “Kami terus berupaya agar kasus stunting bisa diturunkan secara merata,” katanya.
Penjabat Bupati Sleman, Kusno Wibowo menyambut baik angka stunting di Sleman yang terus menurun setiap tahunnya. Keberhasilan ini merupakan bukti dari komitmen pemkab dalam upaya pencegahan dan penanggulangan yang terus dijalankan setiap tahunnya. “Angkanya terus turun dan jumlahnya sudah dibawah rerata nasional. Tetapi, tidak boleh berpuas diri karena upaya pencegahan harus terus dilakukan,” katanya.
Menurut dia, pencegahan stunting harus dioptimalkan. Pasalnya, tugas ini tidak hanya menjadi ranah dari Dinas Kesehatan atau Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Sleman, tetapi seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) juga harus terlibat sesuai dengan ketugasan yang dimiliki. “Sinergi bersama harus terus ditingkatkan agar hasilnya bisa lebih dimaksimalkan. Sebab, penanganan stunting menjadi tanggung jawab kita bersama,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Sejumlah Kendaraan Hilang Tersapu Banjir Bandang di Sukabumi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal dan Tarif Bus Damri dari Bandara YIA ke Jogja, Parangtritis Bantul, dan Baron Gunungkidul
- Hujan Lebat Bongkahan Batu Berdiameter 2 Meter Menimpa Atap Rumah Warga di Gunungkidul
- UNISA Mulai Uji Coba Makan Bergizi ke Siswa TK Aisyiyah dan SD Muhammadiyah
- Anggota DPRD DIY Agus Sumaryanto Meninggal Dunia
- Triwulan Pertama 2025, Akses Jalan Masuk TPST Dingkikan Bantul Ditargetkan Sudah Siap
Advertisement
Advertisement