Terancam Gagal Panen, Ratusan Hektar Tanaman Bawang Kulonprogo Terserang Hama
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO--Sebanyak 281,5 hektar lahan pertanian bawang di Kapanewon Sentolo terserang hama yang menyebabkan ancaman gagal panen. Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulonprogo langsung bergerak cepat dengan meninjau lokasi dan memberikan bantuan pembasmi hama pada Senin (14/10/2024).
Peninjauan lapangan itu dipimpin langsung oleh Kepala DPP Kulonprogo, Drajat Purbadi yang menurutnya cakupan serangan tersebut tergolong luas. Setidaknya terdapat lima kalurahan yang terserang hama pada tanaman bawang tersebut.
Advertisement
Data DPP Kulonprogo mencatat serangan hama paling luas terjadi di Kalurahan Srikayangan sebesar 200 hektar. Selanjutnya Kalurahan Demangrejo seluas 50 hektar, di Sukoreno terserang 25 hektar, lalu Tuksono ada lima hektar lahan pertanian bawang terserang, dan di Salamrejo sebanyak 1,5 hektar.
Drajat menjelaskan terdapat dua jenis hama yang menyerang tanaman bawang milik petani, yaitu thrapis yang bentuknya adalah virus dan ulat bawang. "Kami segera langsung memetakan serangan hama termasuk menghitung kebutuhan pestisida untuk menghentikannya," jelasnya.
BACA JUGA: Produksi Melimpah, Harga Semangka Petani Kulonprogo Anjlok
Pestisida yang diberikan DPP Kulonprogo untuk mengurangi serangan hama ini antara lain Manuver sebanyak 40 liter, lalu Mipcinta 10 kilogram, dan Sidabas 20 liter. Drajat menyebut agar mengantisipasi kejadian serupa di tempat lain pihaknya mengimbau agar tanaman bawang diperhatikan secara rutin.
Pantuan rutin terhadap tumbuh kembang bawang, menurut Drajat, akan meminimalisir serangan hama lebih luas. "Sebenarnya hamanya mudah dikenali dengan mata telanjang, jika sejak awal sudah diatasi akan mengurangi intensitas serangan sehingga perlu dipantau secara rutin," ungkapanya.
Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Sentolo, Hendro Santoso menerangkan kronologi serangan hama ini pertama kali dilaporkan ke pihaknya pada 2 Oktober lalu. "Awalnya berupa thrapis atau virus, lalu kami tanggulangi dengan pembasmi hama organik. Sudah membaik tapi kemudian malah ada serangan susulan dari ulat yang menyebabkan daun bawang rusak," terangnya.
Serangan ulat daun ini menyebabkan fotosintesis bawang menurun. Padahal usia bawang yang tengah ditanam baru 30 hari dalam kondisi ini umbian bawang membutuhkan nutrisi dari proses fotosintesis yang maksimal agar panennya melimpah.
Hendro menyebut serangan hama ini jadi yang kedua setelah pertama terjadi pada 2023 silam. "Kalau pengalaman kami di Srikayangan menunjukan lebih parah serangan pertama yang luasnya 228 hektar, sekarang serangannya turun jadi 200 hektar, ke depan akan kami pantau terus agar tidak terulang," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Satu-satunya yang Gelar Kampanye Akbar, Heroe-Pena Gandeng 15.000 Kawula Muda
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Jumat 22 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Jumat 22 November 2024
- Heroe-Pena Optimistis Kantongi 40 Persen Kemenangan
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Jumat 22 November 2024: Berangkat dari Palur Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
Advertisement
Advertisement