Advertisement

Terancam Gagal Panen, Ratusan Hektar Tanaman Bawang Kulonprogo Terserang Hama

Triyo Handoko
Senin, 14 Oktober 2024 - 16:57 WIB
Ujang Hasanudin
Terancam Gagal Panen, Ratusan Hektar Tanaman Bawang Kulonprogo Terserang Hama Suasana tinjuan lapangan DPP Kulonprogo terhadap serangan hama pada tanaman bawang di Kalurahan Srikayangan, Kapanewon Sentolo pada Senin (14/10 - 2024). Dok Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO--Sebanyak 281,5 hektar lahan pertanian bawang di Kapanewon Sentolo terserang hama yang menyebabkan ancaman gagal panen. Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulonprogo langsung bergerak cepat dengan meninjau lokasi dan memberikan bantuan pembasmi hama pada Senin (14/10/2024).

Peninjauan lapangan itu dipimpin langsung oleh Kepala DPP Kulonprogo, Drajat Purbadi yang menurutnya cakupan serangan tersebut tergolong luas. Setidaknya terdapat lima kalurahan yang terserang hama pada tanaman bawang tersebut.

Advertisement

Data DPP Kulonprogo mencatat serangan hama paling luas terjadi di Kalurahan Srikayangan sebesar 200 hektar. Selanjutnya Kalurahan Demangrejo seluas 50 hektar, di Sukoreno terserang 25 hektar, lalu Tuksono ada lima hektar lahan pertanian bawang terserang, dan di Salamrejo sebanyak 1,5 hektar.

Drajat menjelaskan terdapat dua jenis hama yang menyerang tanaman bawang milik petani, yaitu thrapis yang bentuknya adalah virus dan ulat bawang. "Kami segera langsung memetakan serangan hama termasuk menghitung kebutuhan pestisida untuk menghentikannya," jelasnya.

BACA JUGA: Produksi Melimpah, Harga Semangka Petani Kulonprogo Anjlok

Pestisida yang diberikan DPP Kulonprogo untuk mengurangi serangan hama ini antara lain Manuver sebanyak 40 liter, lalu Mipcinta 10 kilogram, dan Sidabas 20 liter. Drajat menyebut agar mengantisipasi kejadian serupa di tempat lain pihaknya mengimbau agar tanaman bawang diperhatikan secara rutin.

Pantuan rutin terhadap tumbuh kembang bawang, menurut Drajat, akan meminimalisir serangan hama lebih luas. "Sebenarnya hamanya mudah dikenali dengan mata telanjang, jika sejak awal sudah diatasi akan mengurangi intensitas serangan sehingga perlu dipantau secara rutin," ungkapanya.

Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Sentolo, Hendro Santoso menerangkan kronologi serangan hama ini pertama kali dilaporkan ke pihaknya pada 2 Oktober lalu. "Awalnya berupa thrapis atau virus, lalu kami tanggulangi dengan pembasmi hama organik. Sudah membaik tapi kemudian malah ada serangan susulan dari ulat yang menyebabkan daun bawang rusak,"  terangnya.

Serangan ulat daun ini menyebabkan fotosintesis bawang menurun. Padahal usia bawang yang tengah ditanam baru 30 hari dalam kondisi ini umbian bawang membutuhkan nutrisi dari proses fotosintesis yang maksimal agar panennya melimpah.

Hendro menyebut serangan hama ini jadi yang kedua setelah pertama terjadi pada 2023 silam. "Kalau pengalaman kami di Srikayangan menunjukan lebih parah serangan pertama yang luasnya 228 hektar, sekarang serangannya turun jadi 200 hektar, ke depan akan kami pantau terus agar tidak terulang," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Rombongan Pimpinan MPR RI Pilih Temui Gibran di Restoran

News
| Senin, 14 Oktober 2024, 19:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Tempat Wisata Paling Populer di Thailand, Cek Daftarnya

Wisata
| Sabtu, 12 Oktober 2024, 13:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement