Advertisement

Diserang Hama, Petani Bawang Merah Kulonprogo Rugi Miliaran Rupiah

Triyo Handoko
Selasa, 15 Oktober 2024 - 15:17 WIB
Sunartono
Diserang Hama, Petani Bawang Merah Kulonprogo Rugi Miliaran Rupiah Kondisi lahan bawang merah yang terserang hama di Kalurahan Srikayangan, Kapanewon Sentolo terlihat sebagianbesar daun nampak terbakar yang sebenarnya efek dari hama, Selasa (15/10 - 2024).

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Ratusan petani bawang merah di Kalurahan Srikayangan, Kapanewon Sentolo mengalami kerugian miliaran rupiah karena tanaman terserang hama. Tanaman yang terserang hama mencapai 200 hektar atau 2 juta  meter persegi, sedangkan rata-rata kerugiannya mencapai Rp5 juta per 1.000 meter persegi. 

Kalkulasi kasarnya total kerugian dari serangan hama yang melanda 200 hektar lahan bawang merah itu mencapai Rp10 miliar. Perhitungan itu disampaikan Carik Srikayangan, Ujang Supriyadi pada Selasa (15/10/2024).

Advertisement

BACA JUGA : Harga Cabai Rawit dan Bawang Merah di Gunungkidul Kompak Naik

Ujang menjelaskan kerugian Rp5 juta untuk tiap 1.000 meter persegi lahan bawang merah yang terserang hama itu diperoleh dari biaya produksi yang tidak kembali meskipun komoditas ini dijual.

"Biaya produksi rata-rata untuk 1.000 meter persegi bawang merah itu Rp15 juta, sedangkan sudah banyak yang dijual kemarin secara ditebas itu dibeli Rp8 juta sampai Rp10 juta, maka ambil saja ruginya Rp5 juta," katanya.

Bahkan ada petani bawang merah di Kalurahan Srikayangan nilai jualnya hanya Rp3 juta per 1.000 meter persegi akibat terserang hama. "Ada juga yang sampai tidak laku alian nol rupiah karena serangan hamanya terlalu parah," ujarnya. 

Carik Srikayangan yang juga bertani bawang merah, tetapi tidak terlalu mengalami kerugian. "Saya beruntungnya tidak terlalu terdampak, sebagian saja yang terserang tapi tidak terlalu rugi," ungkap Ujang. 

Ia tak terlalu merugi karena serangan hama ini adalah jenis varietas yang ditanamnya lokal Srikayangan. "Kalau varietas lokal Srikayangan sini tidak terlalu diserang hama, lebih tahan dari hama," terangnya. 

Pertanian bawang merah di Srikayangan, jelas Ujang, sudah ada sejak puluhan tahun lalu sehingga memiliki varietas lokal. "Varietas ini sejak 1990an dikembangkan oleh simbah-simbah kami, dari serangan hama ini sepertinya kami akan lebih pilih jenis itu," katanya. 

Varietas lokal bawang merah Srikayangan yang tahan hama ini dibenarkan Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Sentolo, Hendro Santoso. Ia menyebut dibanding varietas lain yang ditanam para petani yaitu Bawang Nganjuk ternyata Bawang Srikayangan lebih sedikit yang terserang hama.

Hendro menyebut salah penyebab hama ini adalah virus yang dapat bersembunyi di umbian bibit bawang merah. "Kemungkinan virus yang menyebabkan hama ini ada sejak dalam bibit, sehingga kami juga mendorong petani untuk pakai bibit varietas lokal yang sudah teruji," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bahu Membahu Meningkatkan Produksi dan Pasokan untuk Ketahanan Pangan

News
| Selasa, 15 Oktober 2024, 15:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Tempat Wisata Paling Populer di Thailand, Cek Daftarnya

Wisata
| Sabtu, 12 Oktober 2024, 13:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement