Advertisement
DLH Sleman Siap Beli Kompos Hasil Pengolahan Sampah dari Masyarakat Seharga Rp1.300 Per Kilogram
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Pemkab Sleman terus berupaya melakukan penaganan persoalan sampah yang belum terelesaikan sampai saat ini. Terbaru, Dinas Lingkungan Hidup membuat Gerakan Berbarengan Reresik dan Olah Sampah Organik atau Gerbang Sik Asik.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sleman, Epiphana Kristiyani mengatakan, program Gerbang Asik merupakan inovasi untuk mengoptimalkan pengeolahan sampah di Masyarakat. Program ini ditandai dengan menetapkan tiga padukuhan sebagai percontohan untuk penanganan sampah organic secara mandiri.
Advertisement
“Sampah organik masih jadi persoalan karena mayoritas sampah yang dihasilkan merupakan jenis ini. di sisi lain, kalau tidak cepat diolah cepat sekali menimbulkan polusi,” kata Epi, Sabtu (19/10/2024).
Tiga padukuhan yang menjadi percontohan terdiri dari Padukuhan Kuwang, Argomulyo, Cangkringan; Padukuhan Mandungan 1, Margoluwih, Seyegan. Adapun yang ketiga Padukuhan Sangurejo, Wonokerto, Turi.
Diperkirakan ada sekitar 600 keluarga yang terlibat dalam pengolahan sampah ini. Yakni, warga diminta melakukan pemilihan secara mandiri serta mengolah sampah organik menjadi kompos.
Imbal balik dari pelaksanaan program ini, maka Dinas Lingkungan Hidup Sleman siap membeli kompos hasil pengolahan seharga Rp1.300 per kilogram. “Prosesnya sudah dimulai sejak awal bulan ini. tentunya kami terus lakukan monitoring dan evaluasi secara bertahap,” katanya.
Menurut dia, program ini akan direplikasi di daerah lain sehingga penanangan sampah di Bumi Sembada bisa lebih optimal. “Biar memotivasi Masyarakat untuk mengolah sampah organic secara mandiri, kami siap membeli sesuai dengan harga yang telah ditentukan,” katanya.
Epi menambahkan, dengan mengolah sampah dari rumah, maka banyak keuntungan yang diperoleh. Pasalnya, untuk sampah anorganik bisa didaur ulang menjadi aneka kerajinan yang memiliki nilai jual.
“Kalau tidak bisa ditabung ke bank sampah atau dijual ke tukang rosok juga laku. Tapi, intinya bukan tentang pendapatan, tapi sampah bisa terkelola dengan baik sehingga tidak jadi masalah,” katanya.
Pejabat Sementara Bupati Sleman, Kusno Wibowo mengapresiasi inovasi yang dilakukan untuk mengoptimalkan dalam pengelolaan sampah. Ia berharap Gerbang Sik Asik dapat memberikan pengaruh pada peningkatan kepedulian masyarakat dalam pengelolaan persampahan secara mandiri.
“Tidak semua sampah harus berakhir di TPA namun dapat dikelola dan di daur ulang sehingga bisa memberikan manfaat,” kata Kusno.
BACA JUGA : Bukan Mangkrak, Ini Alasan Kalurahan Banguntapan soal Alat Pilah Sampah Menganggur
Ia mengimbau kepada masyarakat dapat memilah sampah berdasarkan jenis untuk dapat diolah kembali. Penggunaan kemasan dan produk ramah lingkungan juga perlu dilakukan sebagai kebiasaan baru dalam mengurangi jumlah sampah.
“Saya ingin Masyarakat ikut berperan dalam pengelolaan sampah yang modern dan berkelanjutan. Mari ciptakan budaya bijak mengurangi residu sampah,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Presiden China Xi Jinping Ucapkan Selamat ke Prabowo Lewat Telepon
Advertisement
Komunitas Vespa di Jogja Memulai Perjalanan ke Sabang Demi Mendapatkan Biji Kopi Lokal Setiap Daerah
Advertisement
Berita Populer
- Peran Pendidikan Vokasi dan Teknologi Terapan untuk Membangun Kedaulatan Bangsa
- Beberapa Daerah di DIY Dilanda Hujan Siang Tadi, BMKG Sebut Berpotensi Meluas ke Wilayah Ini
- 2.252 Pekerja Rentan Akan Dapat Bantuan Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan
- Trah Sultan HB II Tuntut Pengembalian Aset Senilai Triliunan Rupiah dari Inggris
- Harda-Danang Dukung Penuh Bakat Generasi Muda Sleman di Ajang E-Sport
Advertisement
Advertisement