Advertisement

Polisi Sebut Faktor Ekonomi Masih Jadi Alasan Utama Bunuh Diri di Gunungkidul

Andreas Yuda Pramono
Minggu, 27 Oktober 2024 - 19:27 WIB
Arief Junianto
Polisi Sebut Faktor Ekonomi Masih Jadi Alasan Utama Bunuh Diri di Gunungkidul Korban kejahatan - kecelakaan / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Polres Gunungkidul mencatat angka kasus bunuh diri di Kabupaten Gunungkidul sejak Januari-Oktober 2024 mencapai 19 kasus. Apabila melihat angka kasus yang sama sejak 2019, jumlahnya selalui di atas 20 kasus.

Kasi Humas Polres Gunungkidul, Iptu Suranto mengatakan apabila melihat angka kasus tiga bulan terakhir, ada dua kasus bunuh diri yang dicatat polisi, yaitu pada September di Kapanewon Karangmojo dan Oktober di Kapanewon Paliyan. “Kalau Agustus nihil kasus. Kalau September dan Oktober masing-masing satu, faktor penyebabnya masih ekonomi dan sakit menahun juga,” kata Suranto dihubungi, Minggu (27/10/2024).

Advertisement

Adapun data enam tahun terakhir, yaitu pada 2019 ada 33 kasus, 2020 ada 29 kasus, 2021 ada 39 kasus, 2022 ada 30 kasus, dan 2023 ada 22 kasus. “Angkanya fluktuatif,” ucap dia.

Apabila melihat dari sebaran kasus, Kapanewon Wonosari dan Tanjungsari pada 2019 menjadi kapanewon dengan angka bunuh diri tertinggi dibandingkan dengan kapanewon lain yang mencapai masing-masing lima kasus. Pada 2020, Gedangsari menjadi kapanewon dengan jumlah kasus bunuh diri terbanyak sampai enam kasus.

Kemudian 2021, angka bunuh diri tertinggi ada di Kapanewon Wonosari, Karangmojo, dan Semin dengan masing-masing empat kasus. Pada 2022, masing-masing empat kasus bunuh diri berada di Semin, Panggang dan Ngawen. Terakhir 2023, hanya ada satu kapanewon dengan jumlah kasus bunuh diri terbanyak yaitu Semanu dengan empat kasus.

Sementara itu, Kapolsek Paliyan, AKP Ismanto mengaku satu kasus bunuh diri di Kalurahan Giring, Paliyan hingga sekarang belum dapat diketahui penyebabnya.

BACA JUGA: Sebulan 4 Kasus Bunuh Diri di Kulonprogo, Penyebabnya Putus Cinta Hingga Himpitan Ekonomi

Hanya, menurut Ismanto, korban berinisial MK, 73, dengan pekerjaan petani tersebut tidak mengeluhkan apapun dan bersikap biasa, tidak juga dalam keadaan sakit kronis. Bahkan, keadaan ekonomi keluarga cukup baik.

Peduli Lansia

Polres Gunungkidul hingga saat ini terus menggulirkan berbagai program guna mencegah upaya bunuh diri, seperti program peduli lansia. Program ini digelar tiap Jumat dengan mendatangi warga lansia yang hidup sendiri. Tujuannya adalah menghindarkan lansia dari rasa kesepian yang mungkin berhilir kepada upaya bunuh diri.

Selain itu ada juga pembinaan dan penyuluhan lewat ruang Jumat curhat untuk kalangan pemuda. Ada juga sambang sekolah oleh Kapolres Gunungkidul.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Ismono mengatakan setidaknya ada lima program yang pihaknya miliki guna mencegah upaya bunuh diri.

Kelima program tersebut, masing-masing adalah skrining kejiwaan, pembentukan desa siaga sehat jiwa, komunikasi-informasi-edukasi (KIE) tentang kesehatan jiwa, pelatihan kader pendamping kesehatan jiwa, dan pembentukan rehabilitasi berbasis masyarakat.

Catatan Redaksi:

Berita ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan hal serupa. Bila Anda atau teman Anda menunjukkan adanya gejala depresi yang mengarah ke bunuh diri, silakan menghubungi psikolog atau layanan kejiwaan terdekat. Anda juga bisa menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected].

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Terpidana Ronald Tannur Ditangkap di Perumahan Elite Surabaya

News
| Minggu, 27 Oktober 2024, 20:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Makanan Ramah Vegan

Wisata
| Minggu, 27 Oktober 2024, 08:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement