Polisi Sebut Faktor Ekonomi Masih Jadi Alasan Utama Bunuh Diri di Gunungkidul
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Polres Gunungkidul mencatat angka kasus bunuh diri di Kabupaten Gunungkidul sejak Januari-Oktober 2024 mencapai 19 kasus. Apabila melihat angka kasus yang sama sejak 2019, jumlahnya selalui di atas 20 kasus.
Kasi Humas Polres Gunungkidul, Iptu Suranto mengatakan apabila melihat angka kasus tiga bulan terakhir, ada dua kasus bunuh diri yang dicatat polisi, yaitu pada September di Kapanewon Karangmojo dan Oktober di Kapanewon Paliyan. “Kalau Agustus nihil kasus. Kalau September dan Oktober masing-masing satu, faktor penyebabnya masih ekonomi dan sakit menahun juga,” kata Suranto dihubungi, Minggu (27/10/2024).
Advertisement
Adapun data enam tahun terakhir, yaitu pada 2019 ada 33 kasus, 2020 ada 29 kasus, 2021 ada 39 kasus, 2022 ada 30 kasus, dan 2023 ada 22 kasus. “Angkanya fluktuatif,” ucap dia.
Apabila melihat dari sebaran kasus, Kapanewon Wonosari dan Tanjungsari pada 2019 menjadi kapanewon dengan angka bunuh diri tertinggi dibandingkan dengan kapanewon lain yang mencapai masing-masing lima kasus. Pada 2020, Gedangsari menjadi kapanewon dengan jumlah kasus bunuh diri terbanyak sampai enam kasus.
Kemudian 2021, angka bunuh diri tertinggi ada di Kapanewon Wonosari, Karangmojo, dan Semin dengan masing-masing empat kasus. Pada 2022, masing-masing empat kasus bunuh diri berada di Semin, Panggang dan Ngawen. Terakhir 2023, hanya ada satu kapanewon dengan jumlah kasus bunuh diri terbanyak yaitu Semanu dengan empat kasus.
Sementara itu, Kapolsek Paliyan, AKP Ismanto mengaku satu kasus bunuh diri di Kalurahan Giring, Paliyan hingga sekarang belum dapat diketahui penyebabnya.
BACA JUGA: Sebulan 4 Kasus Bunuh Diri di Kulonprogo, Penyebabnya Putus Cinta Hingga Himpitan Ekonomi
Hanya, menurut Ismanto, korban berinisial MK, 73, dengan pekerjaan petani tersebut tidak mengeluhkan apapun dan bersikap biasa, tidak juga dalam keadaan sakit kronis. Bahkan, keadaan ekonomi keluarga cukup baik.
Peduli Lansia
Polres Gunungkidul hingga saat ini terus menggulirkan berbagai program guna mencegah upaya bunuh diri, seperti program peduli lansia. Program ini digelar tiap Jumat dengan mendatangi warga lansia yang hidup sendiri. Tujuannya adalah menghindarkan lansia dari rasa kesepian yang mungkin berhilir kepada upaya bunuh diri.
Selain itu ada juga pembinaan dan penyuluhan lewat ruang Jumat curhat untuk kalangan pemuda. Ada juga sambang sekolah oleh Kapolres Gunungkidul.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Ismono mengatakan setidaknya ada lima program yang pihaknya miliki guna mencegah upaya bunuh diri.
Kelima program tersebut, masing-masing adalah skrining kejiwaan, pembentukan desa siaga sehat jiwa, komunikasi-informasi-edukasi (KIE) tentang kesehatan jiwa, pelatihan kader pendamping kesehatan jiwa, dan pembentukan rehabilitasi berbasis masyarakat.
Catatan Redaksi:
Berita ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan hal serupa. Bila Anda atau teman Anda menunjukkan adanya gejala depresi yang mengarah ke bunuh diri, silakan menghubungi psikolog atau layanan kejiwaan terdekat. Anda juga bisa menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected].
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Presiden Prabowo dan PM Inggris Sepakat Dukung Gencatan Senjata di Gaza
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal SIM Keliling Gunungkidul Kamis 21 November 2024
- Top Ten News Harianjogja.com, Kamis 21 November 2024, Mary Jane hingga Jogja Planning Gallery
- Tabrakan dengan Truk Boks di Jalan Tempel-Turi, Pengendara Motor Meninggal di Lokasi Kejadian
- KAI Amankan 7.200 Barang Milik Penumpang, Total Senilai Rp11,4 Miliar
- Pekerja Kreatif Bertemu Calon Walikota Jogja Hasto Wardoyo, Bahas Apa?
Advertisement
Advertisement