Sempat Ada Penolakan dari Sekolah, Capaian Vaksinasi Japanese Enchepalitis di Sleman Tembus 96,6%
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Program vaksinasi Japanese Enchepalitis di Kabupaten Sleman telah berakhir sejak 31 Oktober 2024. Meski mengaku puas dengan hasil capaian dari vaksinasi, Dinas Kesehatan Sleman melakukan upaya sweeping untuk mengoptimalkan sasaran vaksin.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Sleman, Khamidah Yuliati mengatakan, program vaksinasi JE dilaksanakan dua bulan, mulai awal September hingga Oktober. Adapun sasaran vaksin diberikan anak berusia sembilan bulan hingga anak berumur kurang dari 15 tahun, sejumlah 227.370 anak.
Advertisement
“Hingga program berakhir, yang mengikuti vaksin mencapai 96,6% dari target. Capaian ini juga melebihi target dari Kemenkes yang hanya menargetkan 95%,” katanya, Rabu (6/11/2024).
Menurut dia, vaksinasi dilakukan oleh petugas kesehatan di 25 puskesmas di Kabupaten Sleman. Adapun capaian bervariasi dengan capaian terendah 91,4% dan tertinggi sebanyak 99,4%.
Oleh karena itu, sambung Yuli, upaya sweeping terhadap anak-anak yang belum diberikan imunisasi karena sakit, berhalangan hadir atau lainnya dapat mengikuti program ini. Sweeping juga menjadi upaya agar capaian bisa lebih dioptimalkan.
BACA JUGA: Pemberian Vaksin JE untuk Anak di Kota Jogja Capai 50 Persen
“Penyisiran kita lakukan hingga Minggu kedua November,” katanya.
Disinggung mengenai adanya kendala didalam pelaksanaan, Yuli tidak menampik ada beberapa sekolah yang sempat menolak program ini. Hanya saja, lanjut dia, setelah dilakukan audiensi dan advokasi lintas sektor pihak sekolah mau menerima vaksinasi ini.
“Alhamdulillah ada yang berhasil, tapi tetap ada sekolah menolak. Tapi, jumlahnya tidak banyak dan kami terus berusaha memberikan edukasi agar ikut menyukseskan program ini,” katanya.
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan, Setda Sleman, Suparmono mengatakan, Pemkab Sleman mendukung penuh pelaksanaan vaksinasi JE. Menurut dia, kegiatan ini sebagai upaya meningkatkan kekebalan anak serta terhindar dari penyakit radang otak.
“Ini menjadi bagian untuk menyiapkan anak sebagai generasi emas di 2045,” katanya.
Penyakit JE adalah kasus peradangan jaringan otak yang disebabkan oleh Japanese Encephalitis Virus (JEV). Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk Culex ke manusia maupun hewan peliharaan. Potensi penyebaran penyakit ini bertambah saat musim hujan karena meningkatnya populasi nyamuk Culex sehingga upaya pencegahan harus dimaksimalkan.
Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie berharap program vaksinasi JE dapat berjalan dengan lancar. langkah ini dilakukan agar anak tidak terjangkit sehingga bisa mengalami disabilitas seperti kelumpuhan, cacat hingga gangguan syaraf otak.
“Vaksinasi JE sangat penting untuk melindungi anak-anak kita dari risiko radang otak. Penyakit ini sulit diobati dan dampaknya sangat buruk bagi kehidupan anak-anak,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Menikmati Keindahan Teluk Triton Kaimana, Tempat Wisata Unggulan di Papua Barat
Advertisement
Berita Populer
- Gerebek Kamar Indekos di Sleman, Polisi Menyita Miras Berbagai Merk
- Target PAD Pariwisata Gunungkidul Kurang Rp1 Miliar hingga Akhir Tahun
- Produksi Cabai Kulonprogo Melimpah, Pemkab Bangun Tempat Lelang dan Pengelolaan
- Polresta Jogja Sebut 90 Persen Lebih Outlet Miras Ilegal di Jogja Telah Disegel
- Truk Boks Sundul Toyota Rush di Ring Road Selatan, Tak Ada Korban Jiwa
Advertisement
Advertisement