Pakar UGM Beberkan Tantangan Transisi Energi di Era Prabowo-Gibran

Catur Dwi Janati

Rabu, 13 November 2024 - 08:27 WIB

Abdul Hamied Razak

Pakar UGM Beberkan Tantangan Transisi Energi di Era Prabowo-Gibran

Hydrogen refueller dipamerkan di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024, Jakarta, sebagai inovasi PT PLN Indonesia Power dalam menunjang transisi di bidang transportasi, yang low fuel cost dan ramah lingkungan. ANTARA - HO/PT PLN IP

Harianjogja.com, SLEMAN—Untuk mengurangi emisi, kebijakan transisi energi diharapkan mampu mendorong peningkatan pemanfaatan potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) sekaligus secara bertahap mengurangi penggunaan energi bahan bakar fosil. Sayangnya target ini tak lepas dari tantangan yang menanti dalam proses transisi energi.

Dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Tumiran mengingatkan akan pentingnya kesiapan Indonesia dalam menjalani transisi energi.

Pakar energi asal UGM itu telah membuat target 23% energi baru terbarukan (EBT) dalam kebijakan nasional. Hanya saja target itu tak luput dari tantangan besar pada sektor industri dan kemampuan ekonomi masyarakat dalam menanggung biaya energi terbarukan tersebut.

Salah satu aspek yang disoroti Tumiran dalam proses ini ialah bahwa transisi energi bukan hanya semata-mata mengurangi impor BBM maupun LPG saja. "Transisi energi bukan hanya soal mengurangi impor BBM dan LPG, tetapi juga mencapai swasembada energi nasional yang akan membangun ketahanan energi," tegas Tumiran dalam siaran tertulis yang dibagikan Selasa (12/11/2024).

Tumiran justru menekankan pendekatan yang komprehensif untuk mengembangkan industri energi terbarukan di tanah air. Mengingat Indonesia memiliki potensi besar dengan energi matahari angin, dan geotermal, diperlukan infrastruktur dan kebijakan yang mendukung untuk memanfaatkannya. "Bukan sekadar mengandalkan regulasi," tegasnya.

Selain itu Tumiran mengingatkan transisi energi yang efektif membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Termasuk dalam hal ini dukungan dari pemerintah, industri, dan akademisi untuk menciptakan pasar energi terbarukan yang berkelanjutan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Dengan potensi pasar dalam negeri yang besar, Indonesia diharapkan Tumiran mampu memanfaatkan transisi energi ini untuk membangun industri nasional yang tangguh dan berdaya saing. Harapan ini turut mendukung capaian pembangunan berkelanjutan dan menjaga keberlanjutan lingkungan bagi generasi mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News