Advertisement

Promo November

Peneliti UGM Pastikan Temuan Gua di Planjan Gunungkidul Tidak Membahayakan JJLS

Newswire
Kamis, 14 November 2024 - 12:27 WIB
Ujang Hasanudin
Peneliti UGM Pastikan Temuan Gua di Planjan Gunungkidul Tidak Membahayakan JJLS Temua guadi lokasi pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di Planjan, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul, tidak membahayakan proyek tersebut. D

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Temua gua di lokasi pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di Planjan, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul, tidak membahayakan proyek tersebut. Demikian disampaikan aboratorium Geofisika Eksplorasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Saptono Budi Samodra.

"Untuk pembangunan JJLS di kawasan itu masih aman," kata Saptono saat dihubungi Kamis (14/11/2024) dilansir dari Antara

Advertisement

Menurut Saptono, kesimpulan itu didasarkan hasil penelitian menggunakan metode georadar dan geolistrik selama hampir sepekan di kawasan temuan gua.

"Geolistrik hanya dua, satunya di atas gua persis, kemudian yang satu ada di badan jalannya di sebelah gua. Untuk georadar kami lakukan di sembilan lintasan," jelas dia.

Berdasarkan hasil pemetaan, gua yang ditemukan pada 15 Oktober 2024 itu memiliki dimensi luas 497,57 meter persegi, panjang 35,55 meter, dan lebar 22,86 meter.

Gua dengan ornamen aktif tersebut, kata dia, termasuk dalam kategori fitur karst yang wajib dilindungi.

Karena termasuk jenis gua freatik, menurut Saptono, gua tersebut telah dipastikan tidak memiliki terusan rongga ke wilayah lain, termasuk di area bawah proyek JJLS.

BACA JUGA: Peneliti UGM Sebut Gua di JJLS Punya Ornamen Terbaik di Gunungkidul

"Hasil dari kajian kami, di sepanjang bawah lintasannya (proyek JJLS) itu nggak ketemu ada rongga yang besar. Tipe guanya, gua freatik yang hanya setempat-setempat," kata dia.

Karena itu, kata dia, hasil penelitian tersebut kemudian merekomendasikan agar pembangunan JJLS di sekitar gua tetap bisa dilanjutkan.

Meski demikian, lanjut Saptono, antara gua dan proyek JJLS perlu diberikan jarak aman lantaran ada bagian kecil lorong gua yang mengarah ke luar tebing, menuju rencana bahu JJLS dengan dimensi lebar 5 meter, tinggi 0,4 meter, dan panjang 6 meter ke arah tenggara pada sudut kemiringan 45 derajat.

"Jarak aman atau buffer minimal dua meter dari dinding terluar gua," ujar dia.

Sementara itu Guru Besar Bidang Ilmu Geomorfologi Fakultas Geografi UGM Prof Eko Haryono yang terlibat dalam penelitian itu menyebut temuan gua karst tersebut memiliki ornamen gua terbaik di Kabupaten Gunungkidul.

Menurut Eko, gua tersebut termasuk gua tipe freatik yang memiliki ornamen stalaktit dan stalagmit lengkap dan masih aktif, sehingga potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata yang bersifat terbatas. Meski begitu pembukaan gua untuk wisatawan masih harus didahului dengan penelitian lebih lanjut guna mengukur daya dukung gua.

Sebelumnya, sebuah gua dengan stalaktit dan stalagmit ditemukan di lokasi pengerjaan Proyek JJLS di wilayah Planjan, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul, 15 Oktober 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kementerian UMKM Siapkan Juknis Penghapusan Utang Macet

News
| Kamis, 14 November 2024, 23:37 WIB

Advertisement

alt

Berwisata ke Labuan Bajo, Ini Rekomendasinya

Wisata
| Kamis, 14 November 2024, 07:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement