Advertisement
Sering Jadi Juara, Mahasiswa Ini Lulus Tanpa Perlu Susun Skripsi dan KKN
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Seorang mahasiswa prodi Pendidikan Guru SD (PGSD) UNY bernama Mega Setya Handayani berhasil lulus dengan IPK terbaik Sabtu (30/11/2024). Uniknya, Mega lulus tanpa mengikuti KKN dan mengerjakan Skripsi.
Suasana haru meliputi prosesi wisuda Periode II Tahun Akademik 2024/2025 pada Sabtu (30/11/2024) di GOR UNY. Wisuda periode ini diikuti oleh 1.681 orang yang terdiri dari 47 orang Program Doktor, 319 orang Program Magister, 1.119 orang Program Sarjana, dan 196 orang Program Sarjana Terapan.
Advertisement
Dalam prosesi tersebut, Mega maju mewakili mahasiswa untuk memberikan sambutan. Mega merupakan pemegang Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi untuk jenjang sarjana pada upacara wisuda kali ini, yakni 3,95.
“Hasil yang kita dapat dari UNY saat ini merupakan titik awal untuk terus belajar dan mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang kita peroleh kepada masyarakat sebagai bentuk pengabdian dan rasa Syukur,” ujarnya dihadapan ribuan wisudawan lainnya.
Selain menjadi lulusan dengan IPK tertinggi, Mega juga merupakan mahasiswa berprestasi. Uniknya, dari prestasinya tersebut, ia bisa menyelesaikan studinya tanpa harus mengikuti KKN dan mengerjakan skripsi.
BACA JUGA: KISAH INSPIRATIF: Stirofoam Bekas Ubah Nasib Badari
Mega merupakan gadis kelahiran Pekalongan, 7 Agustus 2003. Ia mengisahkan perjuangannya dalam mengakses bangku kuliah bukanlah hal mudah. Pertama kali hendak masuk PTN, Mega harus menerima kegagalan melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN.
Namun berkat prestasinya selama duduk di bangku SMA, yang meliputi dalam bidang baca puisi, baris-berbaris, sesorah atau pidato Bahasa Jawa baik di tingkat kabupaten hingga nasional, Mega pun bisa mendaftar melalui jalur seleksi mandiri talent scouting di UNY, dan diterima sebagai mahasiswa baru.
Alumni SMAN 1 Kesesi, Pekalongan, tersebut memantapkan pilihannya pada prodi PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP). “Pilihan PGSD bukan hanya karena minat, tetapi juga merupakan arahan dari orang tua saya, karena UNY juga dikenal sebagai salah satu kampus pendidikan terbaik di Indonesia,” katanya.
Pada semester 1 dan 2, perkuliahan harus ia jalani secara daring karena masa pandemi. Hal ini tidak menyurutkan semangatnya. Mega tetap berusaha aktif dalam diskusi perkuliahan dan konsisten menyelesaikan tugas dengan maksimal.
Selama perkuliahan daring, ia juga mengikuti berbagai perlombaan tingkat nasional, seperti baca puisi, esai, dan fotografi. Mega berhasil meraih juara karena ia percaya bahwa kuliah tidak hanya tentang akademik. “Tetapi juga tentang pengembangan diri melalui berbagai kegiatan,” ungkapnya.
Perkuliahan secara luring baru ia rasakan pada semester 3. Di semester ini pula Mega mulai aktif berkegiatan di kampus, salah satuny ayakni dalam Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Keluarga Mahasiswa (KM) DIPP. Pada semester 4, Mega terpilih sebagai juara 2 dalam Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Fakultas.
“Prestasi ini memotivasi saya untuk terus berkembang tanpa berpuas diri. Saat libur semester 4, saya berkesempatan mengikuti program volunteer pengabdian masyarakat yang diadakan oleh Departemen Sosmas BEM FIPP UNY di Kulonprogo. Program ini memberikan pengalaman berharga karena saya bisa belajar langsung dari masyarakat,” paparnya.
Pada semester 5, Mega diterima dalam program Kampus Mengajar Angkatan 6 di SD Muhammadiyah Tanjungsari, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Program ini menjadi tantangan tersendiri karena ia harus membagi waktu antara kewajiban kuliah daring semester 5 dan kegiatan di sekolah.
Namun melalui program ini lah, Mega jadi tidak perlu mengikuti KKN seperti mahasiswa pada umumnya. “Saya besyukur melalui program ini mendapatkan ekuivalensi nilai untuk KKN dan PK di semester 7, sehingga saya tidak perlu menjalani kedua program tersebut” kenang Mega.
BACA JUGA: Kisah Inspiratif: Berkat Aloe Vera, Kini Marcus Punya Usaha
Prestasi putri pasangan Setiyono dan Subiyati ini mencapai puncaknya pada semester 6, ketika ia bersama timnya berhasil meraih juara 1 pada Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM) 2024 di IPB Bogor pada bidang lomba Microteaching Digital.
Prestasi ini yang membuat Mega tidak perlu mengerjakan skripsi sebagai tugas akhir. “Kemenangan ini memberikan kami ekuivalensi nilai skripsi. Selain itu, saya juga terpilih sebagai Juara 1 Mahasiswa Berprestasi Tingkat Fakultas pada tahun yang sama,” tuturnya.
Walaupun harus membagi waktu antara kuliah, perlombaan, dan kegiatan organisasi sebagai Sekretaris DPM KM FIPP UNY, Mega selalu menekankan pentingnya manajemen prioritas. Di tengah kesibukannya, Mega juga menjadi asisten peneliti dosen sejak akhir semester 5 hingga sekarang.
Kepada para mahasiswa maupun calon mahasiswa yang saat ini masih berjuang, ia berpesan agar jangan pernah ragu untuk bermimpi, meskipun terlihat mustahil. Menurutnya, mimpi dapat tercapai dengan usaha, keyakinan, dan doa.
“Harapan saya ke depan adalah menjadi seorang pendidik yang profesional, tidak hanya dalam gelar, tetapi juga dalam praktik mengajar. Saya ingin berkontribusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, khususnya di tingkat sekolah dasar, dan menjadi bagian dari cita-cita luhur pendidikan Indonesia,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Gus Miftah Mengolok-olok Penjual Es Teh, PKB: Itu Kurang Pantas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Viral Pengamen Marahi Pengunjung Malioboro, Satpol PP Jogja Lakukan Penyisiran
- Makan Bergizi Gratis, Pemkot Jogja Bakal Libatkan Kampung Sayur
- Jerih Payah Kuwat dan Srikandi Movement PLN, Inspirasi Cegah Stunting di Bantul
- Kalah dari Dewa United, Pelatih PSS Sebut Permainan Skuadnya Membaik dari Sebelumnya
- Disdag Gunungkidul Minta Kios Pasar yang Menganggur Dikembalikan ke Dinas
Advertisement
Advertisement