Advertisement

Promo Desember

Empat Warga Bantul Meninggal Karena DBD, Dinkes Minta Warga Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk

Jumali
Rabu, 11 Desember 2024 - 16:17 WIB
Abdul Hamied Razak
Empat Warga Bantul Meninggal Karena DBD, Dinkes Minta Warga Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk Nyamuk / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul mencatat dari Januari hingga Rabu (11/12/2024) sudah ada empat orang meninggal karena Demam Berdarah Dengue (DBD). Sedangkan, jumlah kasus DBD di Kabupaten Bantul mengalami peningkatan pada bulan November dibandingkan Oktober 2024.

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinkes Bantul, Feranose Panjuantiningrum, mengatakan, pihaknya mencatat pada November 2024 Kasus DBD di Bumi Projotamansari mencapai 57 kasus. Atau meningkat 3 kasus dibandingkan Oktober 2024, yang mencapai 54 kasus.

Advertisement

BACA JUGA: Kasus DBD di Gunungkidul hingga November Mencapai 1.630 Kasus


"Sedangkan jumlah kasus meninggal dunia karena DBD hingga November 2024, sudah ada empat kasus," katanya, Rabu (11/12/2024).

Dengan adanya peningkatan kasus tersebut, Feranose berharap masyarakat untuk lebih menerapkan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) seperti makan makanan bergizi, istirahat cukup, menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan.
"Termasuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN), mengoptimalkan gerakan 3 M plus, gerakan satu rumah satu jumantik," lanjutnya.

Feranose pun meminta agar pasien yang mengalami gejala demam dapat segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) terdekat. "Karena rata-rata yang meninggal dunia tersebut ada yang telat dalam penanganan, ada juga yang memang memiliki faktor risiko masalah kesehatan lainnya. Untuk itu, ketika ada keluhan kami minta warga segera memeriksakan diri," harapnya.

Kepala Dinkes Bantul, Agus Tri Widiantoro menduga kepadatan penduduk menjadi salah satu faktor meningkatnya jumlah kasus DBD. Menurutnya, di wilayah padat penduduk akan berpotensi terjadi menjadi tempat perlindungan nyamuk.  “Untuk itu kami melakukan penyelidikan epidemiologi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Polisi Ungkap Masalah Asmara sebagai Motif Penculikan di Antapani Bandung

News
| Rabu, 11 Desember 2024, 17:27 WIB

Advertisement

alt

Mingguan (Jalan-Jalan 14 Desember) - Jogja Selalu Merayakan Buku

Wisata
| Selasa, 10 Desember 2024, 17:38 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement