Advertisement
Kasus DBD di Kulonprogo Meningkat, Serang 20 Warga Satu Padukuhan, 1 Orang Meninggal

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO–Serangan demam berdarah dengue (DBD) di Kulonprogo meningkat pada awal 2025 ini yang paling parah terjadi di Kalurahan Sentolo, Kapanewon Sentolo.
Warga di Padukuhan Malangan yang terjangkit sudah 20 orang, satu diantaranya meninggal dunia.
Advertisement
Dukuh Malangan, Sutrisna menjelaskan pada Selasa (25/2/2025) bahwa serangan DBD sudah terjadi sejak November silam di wilayahnya. Rata-rata tiap bulannya terdapat lima warganya yang opname karena terjangkit penyakit yang menular dari nyamuk ini.
BACA JUGA: Angka Kasus DBD di Bantul Ngegas, Sampai 60 Kasus di Awal 2025
Sutrisna menerangkan upaya penanggulangan sudah dilakukannya dengan fogging pada Kamis minggu lalu yang akan kembali dilakukan pada Kamis (27/2/2025) besok. Sebaran serangan DBD ini merata hampir di tiap RT di Padukuhan Malangan, Kalurahan Sentolo.
Serangan DBD yang sudah menjangkit 20 warga Malangan ini, menurut Sutrisna, jadi yang paling banyak terjadi selama ini. “Sebelumnya ada DBD tapi yang kena hanya satu atau dua orang saja, ini luar biasa sekali,” katanya.
Selain fogging upaya penanggulangan juga dilakukan dengan, jelas Sutrisna, memberantas sarang nyamuk di lingkungan permukiman.
“Fogging ini hanya jangka pendek dan sasarannya hanya nyamuk dewasa, agar kedepan tidak menimbulkan korban kami juga sudah giatkan pemberantasan sarang nyamuk juga,” ungkapnya.
Satu warga yang meninggal karena DBD, lanjut Sutrisna, masih berusia 40an tahun. “Batul satu warga kami meninggal karena DBD ini, umur masih muda sekitar 20 tahun, tapi beliau juga mengidap asma juga,” paparnya.
Sementara itu Dinas Kesehatan Kulonprogo (Dinkes) mencatat awal 2025 ini lonjakan pasien DBD mencapai 10 kali lipat dibanding periode yang sama sebelumnya. Wilayah yang paling banyak ditemukan penyakit ini di Sentolo, Kokap, dan Pengasih.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinkes Kulonprogo, Arif Mustofa menerangkan serangan DBD yang tinggi ini disebabkan minimnya pemberantasan sarang nyamuk sehingga tingkat perkembangan jentiknya cukup tinggi.
“Kalau sekarang banyak warga yang terjangkit itu artinya penularan sudah mulai terjadi sejak sebulan yang lalu lebih,” terangnya.
Arif yang juga epidemiolog ini mencatat perkembangan jentik nyamuk di Kapanewon Sentolo cukup tinggi terutama terjadi pada akhir November silam.
“Pemeriksaan epidemiologi kami menunjukan angkanya lebih dari batas standar, sehingga solusinya memang harus digiatkan lagi pemberantasan sarangnya,” ungkapnya.
TIngginya serangan DBD ini sudah dimbangi dengan persiapan Dinkes Kulonprogo terhadap layanan rujukan kesehatan. Arif menyebut sampai sekarang semua pasien DBD sudah tertangani dengan baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Sempat Ditutup Akibat Cuaca Ekstrem, Ranu Regulo di Kawasan Bromo Tengger Semeru Dibuka Kembali
Advertisement
Berita Populer
- Tak Hanya Ketrampilan, Napi di Lapas Perempuan DIY Dibekali Penguatan Mental
- Hari Pertama Kerja, Wakil Bupati Kulonprogo Tinjau Perkantoran Pemkab
- Tumbang di Tangan Malut, Pelatih PSS Sleman: Kami Sedikit Tidak Beruntung
- Purna Tugas Direktur Pdam Tirta Sembada, Dwi Nurwata Genjot Laba PDAM hingga Rp6,2 Miliar
- Bupati Sleman Harda Kiswaya Jadikan Agenda Retreat sebagai Media Penguat Jejaring
Advertisement
Advertisement