Advertisement
DBD Banyak Menyerang Pelajar di Bantul, Fogging Dilakukan di Sejumlah Sekolah

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul mencatat sebagian besar penderita demam berdarah dengue (DBD) merupakan pelajar. Dinkes Bantul melakukan beberapa upaya untuk mengantisipasi persebaran penyakit tersebut.
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit, Dinkes Bantul, Samsu Ariyanto menyampaikan DBD banyak menjangkit pada warga usia sekolah.
Advertisement
Dia mengaku penderita DBD yang berusia 5-14 tahun atau pelajar yang duduk di bangku sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP), serta usia 15-19 tahun atau pelajar yang duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) lebih banyak dibandingkan dengan kelompok usia lainnya.
Terkait dengan jumlah, pada Februari 2025, kasus DBD di Bantul mengalami penurunan hingga mencapai 65 kasus. Dari jumlah tersebut ada 14 orang penderita yang berusia 5-14 tahun, dan 11 orang penderita yang berusia 15-19 tahun.
Samsu mengaku masih melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap kasus-kasus tersebut. Meski begitu, dia menaruh perhatian pada kasus DBD yang banyak terjadi pada pelajar.
Dia mengaku Dinkes Bantul berupaya untuk menekan kasus DBD pada usia pelajar dengan melakukan fogging pada sekolah-sekolah yang berdasarkan penyelidikan epidemiologi berpotensi terjadi persebaran DBD. “Ada beberapa titik [sekolah yang dilakukan] fogging. [Penyelenggaraan fogging] Melihat kondisi di sekolah masing-masing, kalau ada indikasi penularan, di sekolah dapat dilakukan fogging,” ujarnya, Rabu (5/3/2025).
BACA JUGA: Zinc Mineral yang Kerap Dilewatkan, Ini Penjelasan dan Manfaatnya untuk Tubuh
Dia mengaku beberapa pertimbangan untuk melakukan fogging antara lain ketika ada penderita yang dinyatakan positif DBD atau mengalami gejala DBD lebih dari satu orang di satu lingkungan. “Tetapi fogging tergantung hasil [penyelidikan] epidemiologi yang dilakukan puskesmas,” ucap dia.
Selain itu, Samsu mengaku juga telah menyosialisasikan kepada sekolah yang bersangkutan lewat puskesmas masing-masing untuk melakukan Pemberantasan sarang nyamuk (PSN). PSN dilakukan untuk mengantisipasi persebaran DBD di lingkungan sekitar. “Kami mengimbau pihak sekolah dan masyarakat untuk memantau dan mengantisipasi terjadinya DBD,” katanya.
Dia pun berharap upaya tersebut dapat menekan kasus DBD. Dia pun berharap agar kasus DBD tahun ini menurun dibandingkan dengan tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

DTKS Bikin Puluhan Siswa Miskin Gagal Daftar SMA/SMK Swasta Mitra di Jateng
Advertisement

Lion Air Buka Penerbangan Langsung YIA-Tarakan, Pariwisata Jogja Diproyeksikan Kian Maju
Advertisement
Berita Populer
- Puluhan Kasus Leptospirosis Ditemukan di Sleman, 8 Orang Meninggal Dunia
- Peringati Bulan Bung Karno, DPRD DIY Gelar Wayang Kulit Semar Mbangun Khayangan
- Franziska Fennert Pamerkan Karya Seni Daur Ulang Plastik
- Kelurahan Suryodiningratan Optimalkan Bank Sampah dan Transporter
- Kreativitas Siswa Diasah Lewat Mural di Artplosian Amikom Yogyakarta
Advertisement
Advertisement