Advertisement

Promo Desember

Kembangkan Komersialisasi Seni, ISI Jogja Jajaki Kolaborasi dengan Korea Selatan

Yosef Leon
Jum'at, 13 Desember 2024 - 10:57 WIB
Ujang Hasanudin
Kembangkan Komersialisasi Seni, ISI Jogja Jajaki Kolaborasi dengan Korea Selatan Jajaran rektorat dan dekanat ISI Jogja bergambar bersama Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Seoul, Amaliah Fitriah, dalam kuliah umum yang digelar pada Jumat (13/12 - 2024). Dok. Ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA – Institut Seni Indonesia (ISI) Jogja berupaya memperluas jaringan kerja sama internasionalnya. Kali ini, lembaga pendidikan seni di Jogja itu menyasar Korea Selatan. Langkah perdana ditandai dengan diselenggarakannya kuliah umum oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Seoul, Amaliah Fitriah, di hadapan mahasiswa ISI Jogja, Jumat (13/12/2024).

Rektor ISI Jogja, Irwandi mengatakan, kuliah umum dari atase KBRI Seoul ini akan membuka informasi soal peluang beasiswa dan peluang bagi mahasiswa ISI untuk belajar dan mengembangkan diri di salah satu negara dengan industri seni budaya yang sangat maju. 

Advertisement

“Korea Selatan terkenal dengan budaya popnya yang mendunia, seperti K-Pop dan K-Drama. Kami berharap langkah ini dapat mendorong mahasiswa ISI untuk menciptakan karya-karya seni yang tidak hanya bernilai estetika, tetapi juga memiliki nilai komersial dan bisa mengkapitalisasikannya,” ungkapnya. 

BACA JUGA: Ketika Dua Generasi Affandi Berkolaborasi Hadirkan Surga Seni di Garrya Bianti Yogyakarta

Lebih lanjut, Irwandi juga menyampaikan bahwa pihaknya akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memperluas jaringan kerja sama internasional. “Kami akan terus menjalin kerja sama dengan berbagai universitas ternama di dunia, baik melalui program pertukaran pelajar maupun dosen,” ujarnya.

Sebagai bagian dari program kerja sama ini, ISI Jogja berencana memulai program pertukaran pelajar dan dosen dengan Korea Selatan pada tahun depan. Walaupun tantangan terkait biaya hidup di Korea Selatan cukup tinggi, Irwandi memastikan bahwa pihaknya akan menggunakan skema pendanaan bersama atau share funding untuk mendukung program tersebut. 

"Mahasiswa yang terpilih untuk mengikuti program pertukaran ini akan mendapatkan pembebasan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT), sementara biaya hidup dan akomodasi akan disiapkan melalui skema pendanaan bersama," kata Irwandi. 

Sementara, Amaliah Fitriah memaparkan berbagai informasi mengenai pendidikan tinggi di Korea Selatan, khususnya peluang studi lanjut dan beasiswa yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa Indonesia. “Beasiswa Global Korea Scholarship (GKS) merupakan salah satu program unggulan yang dapat diakses oleh semua negara, termasuk Indonesia,” ujar Amaliah.

GKS menawarkan berbagai program studi mulai dari diploma hingga doktoral. “Yang menarik, untuk program S1, mahasiswa Indonesia yang baru lulus SMA sudah bisa mendaftar,” imbuhnya.

Menurut Amaliah, salah satu keunggulan dari GKS adalah tidak adanya persyaratan bahasa Inggris seperti TOEFL atau IELTS saat pendaftaran. Selain itu, meskipun kemampuan berbahasa Korea tidak diwajibkan pada saat pendaftaran, kemampuan bahasa Inggris tetap penting karena sebagian proses seleksi, seperti wawancara dan penulisan esai, dilakukan dalam bahasa Inggris.

Pada tahun ini ada sebanyak 200 kuota beasiswa berbagai jenjang yang bisa diakses oleh pelajar Indonesia. Antusiasme program ini juga cukup signifikan dan sampai sekarang sudah ada sebanyak 3.000 orang Indonesia yang memanfaatkan program beasiswa di Korea Selatan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

PKB Dukung Gagasan Prabowo Perbaiki Sistem Pemilu dan Pilkada

News
| Jum'at, 13 Desember 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Mingguan (Jalan-Jalan 14 Desember) - Jogja Selalu Merayakan Buku

Wisata
| Selasa, 10 Desember 2024, 17:38 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement