Produksi Beras Sleman Surplus 64.636 Ton di Tahun Ini
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman mengklaim kembali surplus beras di 2024. Hal ini terlihat dari hasil panen selama musim tanam pertama hingga ketiga mencapai 130.534 ton beras.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono mengatakan, tahun ini ada luas panen sebesar 34.500 hektare. Luas panen tersebut mampu menghasilkan 207.000 ton gabah kering giling.
Advertisement
“Jadi rata-rata yang dihasilkan mencapai 12.250 ton gabah kering giling per bulannya,” kata Pram, sapaan akrabnya, Minggu (15/12/2024).
BACA JUGA: Stok Nasional Melimpah, Bapanas Pastikan Pemerintah Tidak Impor Beras pada 2025
Dia menjelaskan, apabila dijadikan beras mengalami penyusutan dan menghasilkan sebanyak 130.534 ton. Jumlah ini diklaim mengalami surplus karena melebihi kebutuhan beras di Masyarakat.
Pram menungkapkan, jumlah penduduk Sleman mencapai 1,2 juta orang. Berdasarkan kajian yang dilakukan, kebutuhan beras setiap orang per harinya mencapai 0,171 kilogram.
“Jadi tinggal dikalikan saja 0,171 kilogram dengan jumlah penduduk 1,2 juta kemudian dikalikan 365 hari,” katanya.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperkirakan total kebutuhan beras Masyarakat Sleman selama setahun mencapai 74.899 ton. hal inilah yang mendasari hasil panen di Sleman surplus beras di 2024.
“Hasilnya 130.534 ton, sedangakn kebutuhannya hanya 74.899 ton. jadi, masih ada surplus sebanyak 64.636 ton beras,” katanya.
Meski hasil panen yang melimpah, Pram mengakui upaya meningkatkan produksi pertanian untuk memperkuat ketahanan pangan terus dilakukan. Berbagai upaya telah dilakukan diantaranya dengan mengeluarkan Instruksi Bupati Sleman Nomor 19/Instr/2023 tentang Sleman Kawasan Pertanian Sehat.
Praktik budidaya pertanian sehat pada prinsipnya adalah sistem pertanian yang dapat mempertahankan keberlanjutan kesuburan dan produktivitas tanah. Selain itu, juga ada upaya menciptakan konservasi tanah, mengurangi degradasi tanah dan lebih adaptif terhadap perubahan iklim.
Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo. Salah satu upaya memperkuat ketahanan pangan dengan mengajak Masyarakat untuk bisa memanfaatkan tanah perkarangan di sekitar rumah menjadi lahan yang produktif.
“Jangan dibiarkan kosong karena bisa dimanfaatkan untuk pertanian yang produktif,” kata Kustini.
Menurut dia, tanaman yang bisa dibudidayakan di perkarangan rumah sangat banyak seperti sayur mayur yang beraneka ragam, tanaman obat herbal seperti jahe dan sebagainya. Selain itu, juga bisa dibudidayakan tanaman pangan lainnya.
“Dengan diolah menjadi lahan yang produktif, maka ada sumber pangan lokal. Peningkatan gizi keluarga dan kalau hasilnya banyak juga bisa dijual sehingga ada nilai Tamah ekonomi keluarga,” katanya.
Oleh karenanya, ia berharap agar area perkarangan di sekitaran rumah bisa benar-benar dimanfaatkan. Di sisi lain, Kustini juga berjanji untuk terus memberikan pendampingan sehingga hasilnya dapat dioptimalkan.
“Pasti akan ada monitoring dan evaluasi sehingga agar pengembangan dan peningkatan kualitas halaman rumah yang nyaman sekaligus produktif,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Melawan dan Bersumpah untuk Tidak Menyerah Usai Dimakzulkan
Advertisement
Waterboom Jogja Rayakan Ulang Tahun ke-9, Ada Wahana Baru dan Promo Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Tahura Bunder Jogja Bertransformasi Menjadi Pusat Konservasi dan Edukasi
- Hujan Terus-terusan, Bahu Jalan Jogja-Wonosari di Piyungan Bantul Longsor
- Anak Balita Tercebur Sungai Belik Pleret Bantul Masih Dicari Tim SAR hingga Sore Ini
- Berpihak ke Disabilitas, Dinkop-UKM DIY dan IWAPI Gelar Pameran UMKM di Stadion Sultan Agung Bantul
- Polres Kulonprogo Tingkatkan Kesiapan Mengantisipasi Bencana Hidrometeorologi
Advertisement
Advertisement