Advertisement

Promo Desember

Masih Ada Ribuan Penderita TBC hingga Desember 2024, Terbanyak Kalangan Balita dan Lansia

Stefani Yulindriani Ria S. R
Minggu, 22 Desember 2024 - 14:57 WIB
Arief Junianto
Masih Ada Ribuan Penderita TBC hingga Desember 2024, Terbanyak Kalangan Balita dan Lansia Skrining TBC / Ilustrasi Antara

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Sepanjang Januari hingga pertengahan Desember 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul mencatat ada ribuan penderita tuberkulosis (TBC) di wilayahnya. Untuk mengoptimalkan penanganan, Dinkes Bantul terus mendorong penemuan kasus. 

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinkes Bantul, Feranose Panjuantiningrum, menyampaikan pihaknya mencatat ada 1.400 orang penderita TBC dalam kurun waktu tersebut.

Advertisement

Dari angka tersebut, ratusan di antaranya merupakan anak-anak berusia di bawah lima tahun (balita). Selain itu, ratusan penderita diantaranya merupakan lanjut usia (lansia). "Sebagian besar penderita TBC di rentang usia 0-4 tahun, dan lebih dari 65 tahun," ujar Feranose, Minggu (22/12/2024).

Feranose menilai balita yang terpapar TBC karena daya tahan tubuh yang masih lemah. Selain itu, paparan bakteri Mycobacterium tuberculosis dari penderita lain juga menjadi risiko penularan penyakit tersebut. 

Dia menuturkan beberapa gejala TBC yang dapat diwaspadai antara lain demam yang tidak terlalu tinggi selama lebih dari dua minggu, berat badan yang menurun tanpa sebab, ada benjolan di area leher, dan penderita mengalami batuk lebih dari dua minggu. 

Dia mendorong agar masyarakat memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat apabila mengalami gejala tersebut. Dia pun meminta agar masyarakat yang terindikasi menderita TBC dapat melakukan pemeriksaan uji laboratorium.

Dia menuturkan Dinkes Bantul telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian TBC. Langkah tersebut meliputi promosi kesehatan, pencegahan, pengobatan, hingga rehabilitasi. “Upaya tersebut dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk program lintas sektor,” ujarnya. 

BACA JUGA: WHO Laporkan Ada 8 Juta Kasus Baru Tuberkulosis

Dia mengaku salah satu fokus utama Dinkes Bantul yaitu meningkatkan penemuan kasus TBC secara intensif. Upaya penemuan kasus tersebut dilakukan secara pasif melalui layanan kesehatan maupun aktif di masyarakat. Beberapa langkah strategis yang dilakukan antara lain sosialisasi ke masyarakat tentang TBC, investigasi kontak pasien dan pencarian kasus aktif di populasi khusus, termasuk balita dengan masalah gizi. 

Dinkes Bantul juga melakukan imunisasi untuk mencegah TBC. Dinkes Bantul juga menyediakan layanan diagnosis dan tatalaksana TBC yang didukung dengan pelatihan petugas, serta penyediaan obat dan bahan medis habis pakai (BMHP).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Vanuatu Kembali Diguncang Gempa Bumi Besar, Kali Ini Magnitudo 6,1

News
| Minggu, 22 Desember 2024, 13:37 WIB

Advertisement

alt

Kedai Rukun, Kesederhanaan Justru Jadi Andalan

Wisata
| Sabtu, 21 Desember 2024, 13:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement