Advertisement

Kisah Inspiratif Pemuda Wirokerten Bantul, Ubah Kawasan Rawa Jadi Tempat Wisata dan Ekonomi

Ujang Hasanudin
Jum'at, 03 Januari 2025 - 09:07 WIB
Ujang Hasanudin
Kisah Inspiratif Pemuda Wirokerten Bantul, Ubah Kawasan Rawa Jadi Tempat Wisata dan Ekonomi Rivaldi Alan Saputra mendapat penghargaan Juara 1 Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional 2024 dalam Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam, Lingkungan dan Pariwisata dari Kemenpora RI. - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL - Pemuda bisa berinovasi merupakan kata yang menggambarkan sosok Rivaldi Alan Saputra. Inovasi yang dilakukan pemuda kelahiran Bantul 11 Februari 2001 ini berhasil meningkatkan pengelolaan Pasar Blumbang Mataram sekaligus mengangkat budaya asli daerah. 

Pasar Blumbang Inovasi Rivaldi Alan Saputra tidak hanya sebagai pasar yang melibatkan aktivitas jual-beli, tetapi menjadi wadah bagi UMKM, event-event pameran budaya lokal, dan lain sebagainya. Berkat inovasi dan dedikasinya, Rivaldi mendapat penghargaan Juara 1 Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional 2024 dalam Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam, Lingkungan dan Pariwisata oleh Kemenpora RI.

Advertisement

Pasar Blumbang Mataram berlokasi di Dusun Grojogan, Kalurahan Wirokerten, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul atau sekitar 8 kilometer dari pusat Kota Jogja dengan jarak tempuh sekitar 31 menit. Pasar Blumbang memadukan pemanfaatan sumber daya alam (SDA) dengan pemberdayaan masyarakat.

Pasar ini memiliki konsep unik yang mendukung prinsip "Zero Waste," atau pasar tanpa plastik, sebagai bagian dari upaya menuju Bantul bebas sampah. Pasar Blumbang ini diadakan setiap selapan sekali pada kalender jawa yaitu pada setiap kalender Minggu Wage. Pada pasar ini banyak UMKM yang terdapat dari wilayah Wirokerten yang menjajakan dagangannya dengan konsep jadul, tempo dulu, atau makanan daerah di indonesia, serta para pelaku UMKM wajib menggunakan baju adat jawa.

Rivaldi mengatakan bahwa proses pembentukan Pasar Blumbang Mataram tidaklah instan. Pasar itu mulai digagas sejak tahun 2021 ketika dirinya mendapat pendanaan dari kampus UMY untuk melaksanakan pengabdian masyarakat. “Saya berpikir, kenapa tidak pengabdian di desa saya sendiri. Dari sinilah awal mula Pasar Blumbang Mataram terlaksana,” katanya kepada harianjogja.com, Kamis (2/1/2024).

Menurutnya, Pasar Blumbang Mataram dulunya hanyalah kawasan rawa-rawa, tidak produktif, tidak bernilai ekonomi, bahkan kata masyarakat sekitar angker dan sering disebut untuk buang jin. Tetapi setelah adanya inovasi dan gagasan dari para pemuda dan warga Wirokerten, rawa itu disulap jadi kolam atau blumbang, kemudian dijadikan pasar sehingga menjadi kawasan yang produktif dan bernilai ekonomi. Hal ini dibuktikan dengan hingga saat ini telah mampu memberdayakan pemuda dan masyarakat sekitar melalui pasar Blumbang Mataram.

Aktivitas di pasar Blumbang Mataram./ Ist

Event pertama di bulan Desember 2022, Pasar Blumbang Mataram hanya melibatkan 10 UMKM dan 15 Pemuda Wirokerten. Setelah itu, mulai berkembang hingga sekarang yang telah melibatkan 75 UMKM, 154 Pemuda Wirokerten dan tiga orang dari luar Wirokerten.

Kemudian, pada tahun 2024, adanya kompetisi Pemuda Pelopor ini menjadi batu lonjakan bagi Rivaldi untuk meningkatkan branding dari Pasar Blumbang Wirokerten.

BACA JUGA: Perputaran Uang di Desa Wisata Wukirsari Bantul Capai Ratusan Juta per Bulan

“Alhamdulillah, berkat dukungan dari akademisi UMY, Kalurahan Wirokerten, tim dari Desa Wisata Wirokerten, serta banyak pihak, kami memperoleh juara 1 Pemuda Pelopor Bidang Pengelolaan SDA, Lingkungan, dan Pariwisata; produk yang kami angkat adalah Pasar Blumbang Mataram,” ujarnya.

Di Pasar ini, pembeli atau pelaku UMKM yang menjajakan jualannya tidak menerima jual beli dalam bentuk uang, melainkan dalam bentuk kepingan dari batok kelapa yang disediakan oleh panitia di sekitar Pasar Blumbang. Koin batok kelapa itulah yang menjadi alat pembayaran “sah” di pasar tersebut.

Selain itu, para penjual juga tidak menyediakan plastik. Jadi semua makanan dan minuman yang dijajakan menggunakan bahan alam, seperti daun jati, daun pisang, batok kelapa, hingga bambu. Selain aktivitas jual beli setiap 35 hari sekali, di pasar Blumbang Mataram ini ada pojok wisata seperti pojok edukasi reptil, pojok dolanan anak, studio Jawa.

Setiap event Pasar Blumbang Mataram ada sekitar 700-1.000 wisatawan yang datang ke tempat ini, bahkan pada September 2023 lalu event ini didatangi sekitar 3.490 wisatawan. “Potensi yang menarik di pasar ini adalah kegiatan menyajikan makanan jadul serba Rp5.000,” ucapnya.

Aktivitas di pasar Blumbang Mataram./ Ist

Rivaldi yang juga menjabat sebagai Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) menyatakan pengelolaan desa wisata Wirokerten termasuk Pasar Blumbang Mataram di dalamnya diisi anak-anak muda sehingga pengelolaan dam digitalisasinya sangat cepat, bahkan di tahun 2024 ini Desa Wisata Wirokerten mendapat predikat 300 Desa Wisata Terbaik seluruh Indonesia.

Sejauh ini tidak ada kendala berarti dalam pengembangan desa wisata maupun Pasar Blumbang Mataram. Hanya memang awal perintisan wisata masyarakat sangat perlu diedukasi tentang sadar wisata agar memang betul-betul memahami mau dibawa kemana kolam ini yang sekarang menjadi Pasar Blumbang Mataram menjadi pusat wisata berkelanjutan.

Alumni SMAN 5 Jogja dan UMY ini berharap Pasar Blumbang Mataram ini bisa menjadi wahana pemberdayaan masyarakat bagi Kalurahan Wirokerten, termasuk mampu memberdayakan dan menghidupi anggota-nya sendiri. Saat ini kawasan pasar tersebut terus dikembangkan. Dalam waktu dekat lapak UMKM akan dibangun menjadi bangunan semi-modern sebagai sentra UMKM dan gerbang wisata yang ada di Kalurahan Wirokerten.

Rivaldi mengungkapkan bantuan untuk pengembangan Pasar Blumbang Mataram juga terus berdatangan di antaranya dari kampus UMY, UAD, ISI, Pemerintah Kalurahan Wirokerten, dan Dinas Pariwisata Bantul baik dalam bentuk hibah alat, sarana dan prasarana penunjang wisata dan ekonomi, hingga branding Pasar Blumbang Mataram.

Masyarakat di sekitar Pasar Blumbang, kata Alan, juga memiliki kontribusi yang besar bagi pasar, di mana masyarakat tergabung dengan empat lembaga. Lembaga-lembaga tersebut adalah Pokdarwis, Lembaga Desa Wisata, pengelola wisata, dan pengelola UMKM. Empat lembaga ini bersinergi dan berkolaborasi, agar Pasar Blumbang tetap hidup. Selain aktivitas jual beli, di pasar ini juga menjadi sarana kegiatan budaya lokal.

Lurah Wirokerten, Rakhmawati Wijayaningrum, mengatakan Rivaldi Alan Saputra adalah contoh nyata bagaimana pemuda bisa menjadi agen perubahan di desanya. Konsep yang dia bawa tidak hanya inovatif, tetapi juga relevan dengan tantangan yang dihadapi masyarakat saat ini. Kehadiran Alan di ajang nasional ini diharapkan dapat memperkuat posisi Desa Wisata Wirokerten sebagai contoh sukses dalam pengelolaan lingkungan berbasis pemberdayaan masyarakat.

"Kegiatan Pasar Blumbang Mataram ini bukan hanya tentang transaksi ekonomi, tetapi juga menjadi wadah untuk melestarikan dan mempromosikan budaya lokal, wadah pemberdayaan masyarakat, serta edukasi lingkungan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kecelakaan Beruntun Kembali Terjadi di Tol Cipularang

News
| Minggu, 05 Januari 2025, 12:17 WIB

Advertisement

alt

Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul

Wisata
| Kamis, 02 Januari 2025, 15:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement