Advertisement
Puncak Musim Hujan, BPBD Sleman Siapkan Stok 100 Paket Bantuan Makanan
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman masih memiliki stok 100 paket makanan untuk disalurkan ke keluarga terdampak bencana alam. BPBD masih akan menambah paket makanan pada 2025 sebanyak 100 paket.
Ketua Tim Kerja Penanganan Pengungsi dan Logistik Bencana BPBD Sleman, Dwi Harjanto mengatakan ada dua jenis logistik, yaitu logistik per makanan untuk kebencanaan regular dan logistik untuk tanggap darurat kebencanaan.
Advertisement
Khusus logistik per makanan untuk kebencanaan regular, BPBD masih memiliki 100 paket makanan. Paket makanan yang ada berasal dari APBD Sleman, DIY, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Paket makanan dari APBD Sleman terdiri dari beras 3 kilogram (kg), minyak goreng 1 liter (lt), gula pasir 1 kg, kopi 1 pack/ 65 gr, kecap 1 botol, dan teh satu kotak. Lalu, paket dari DIY terdiri dari gula pasir 1 kg, minyak goreng, kecap, air mineral 1,5 lt, biscuit dua jenis, dan satu teh kotak. Adapun paket dari BNPB terdiri daru beras 5 kg, gula pasir, teh, biskuit. Satu KK akan mendapat satu paket makanan.
“Kami tidak bisa nyetok terlalu banyak, soalnya ada masa expired. Bantuan yang dibackup dari BPBD juga sesuai Perbup 56/202. Salah satu Pasalnya adalah sasaran distribusi paket makanan ada di permukiman. Kalau kandang ayam dan tempat usaha tidak kami backup,” kata Dwi dihubungi, Minggu (5/1/2025).
Selain paket untuk kebencanaan regular, BPBD mengalokasikan anggaran untuk logistik bahan mentah. Bahan mentah ini biasanya akan disalurkan dalam wujud uang. Pengelola dapur umum akan membelanjakannya sesuai kebutuhan dan durasi pembukaan dapur umum.
Logistik untuk tanggap darurat kebencanaan dibelanjakan menggunakan dana siap pakai (DSP) atau belanja tidak terduga (BTT). Pembelanjaannya dilakukan saat SK Bupati tentang tanggap darurat bencana baik Merapi maupun Tanah Longsor dan lainnya terbit. “Selama 2024 per makanan keluar 175 paket untuk kejadian kebencanaan mayoritas akibat angin kencang. Rata-rata per tahun kami habis 175 paket,” katanya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sleman, Stephanus Haenry Dharma Widjaja mengatakan curah hujan yang turun beberapa pekan belakangan cenderung rendah.
Hal tersebut, kata Haenry disebabkan modifikasi cuaca oleh BMKG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). “Secara nasional ada modifikasi cuaca. Awan dari arah selatan dicegat agar hujan turun di laut. Dari utara juga gitu dicegah di Laut Jawa dan turun di laut. Sekarang ini harusnya banyak hujan, tapi curahnya kan jadi rendah,” kata Haenry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Buntut Kasus Penembakan Bos Rental, DPR RI Minta Evaluasi Penggunaan Senjata Api di Lingkungan TNI
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Gardena Gelar 'Fun n Fit Run' Peringati HUT 48 Tahun, Ajak 1500 Penghobi Nikmati 5K dan 10K di Kota Jogja
- Info Stok Darah dan Lokasi Donor Darah di DIY Hari Ini 6 Januari 2025
- Kasus PMK Ternak Kembali Menyeruak, Fakultas Peternakan UGM Bentuk Satgas Penanggulangan PMK
- Punya Sarana dan Prasarana yang Mendukung, Ponpes Bin Baz Siap Laksanakan Progam MBG
- Apel ASN Perdana di 2025 Bupati Gunungkidul Singgung Soal Disiplin
Advertisement
Advertisement