Advertisement
Awal Januari, Kulonprogo Dikepung Puluhan Titik Bencana Alam
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Bencana hidrometeorologi yang disebabkan cuaca ekstrem di musim hujan seperti tanah longsor, banjir, hingga angin ribut terjadi di puluhan titik di Kulonprogo pada awal Januari ini. BPBD Kulonprogo meningkatkatkan kesiagaan personilnya untuk mengantisipasi dan melakukan evakuasi.
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kulonprogo mencatat kejadian bencana ini merata di setiap wilayah. Akan tetapi kebanyakan terjadi di delapan kapanewon yaitu Wates, Lendah, Sentolo, Pengasih, Temon, Panjatan, Kokap, dan Girimulyo.
Advertisement
Komandan TRC BPBD Kulonprogo, Sunardi menyebut pihaknya sudah melakukan pengecekan dan evakuasi terhadap kejadian bencana tersebut. Beberapa titik yang medan dan kondisi bencana cukup parah, jelas Sunardi, diperlukan alat berat untuk evakuasi. “Termasuk pohon tumbang akibat hujan angin setidaknya perlu gergaji mesin agar cepat diatasi dan tidak berdampak luas,” ujar dia.
Kepala BPBD Kulonprogo, Taufiq Prihadi menjelaskan puncak kejadian bencana terjadi pada Rabu (1/1/2025) lalu. Dalam sehari itu setidaknya ada 24 kejadian bencana.
Sementara kondisi terkini karena cuaca tidak terlalu ekstrem kejadian bencananya berkurang. Taufiq menyebut dari puluhan bencana itu antara lain 11 kejadian tanah longsor dan delapan kejadian pohon tumbang.
BACA JUGA: Musim Hujan, Sejumlah Daerah Siaga Bencana Hidrometeorologi
Sisa kejadian bencana lainnya, lanjut Taufiq, antara lain tanah ambles, tanggul retak, tanah bergerak, hingga talud ambrol. Seluruhnya tidak menyebabkan korban jiwa.
Taufiq menerangkan meski tidak ada korban jiwa terdapat potensi kerugian material dari bencana-bencana itu. “Karena seperti kejadian pohon roboh ini kebanyakan berdekatan dengan rumah warga, begitu juga tanah longsor,” jelasnya.
Kejadian bencana yang terjadi juga berdampak pada akses jalan warga, menurut Taufiq, seperti yang terjadi di Padukuhan Milir, Kalurahan Pengasih pada underpass disana digenangi air dari sawah. “Itu karena talud pembatas sawah dengan jalan jebol sehingga air menggenangi jalan underpass yang tentu menghambat akses warga,” ungkapnya.
Taufiq mengimbau ke masyarakat agar menggencarkan pencegahan kejadian bencana dengan memeriksa lagi saluran air dan kerindangan pohon. “Kalau dalam upayanya untuk memitigasi ada kendala, seperti butuh alat berat dan tenaga tambahan bisa menghubungi kami yang terus bersiaga ini,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bandara Damaskus Kembali Buka Penerbangan Internasional Mulai 7 Januari 2025
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- PHRI Minta Pemkab Menggunakan Hotel dan Restoran di Bantul untuk Penyelenggaraan MICE
- Hidayatullah Yogyakarta Adakan Seminar Strategi Kaderisasi Gerakan Dakwah Ahlussunah
- Kapel Senyum Maria Terindah se-Jawa Bakal Dibangun di Wedomartani Sleman
- Konstruksi Tol Jogja-Solo Terus Dikebut, Ruas Trihanggo-Junction Sleman Bersiap Stressing Girder
- Ini Penyebab PAD Pariwisata di Kulonprogo Tidak Mencapai Target
Advertisement
Advertisement