Advertisement
Diserang Tikus, 26 Hektare Sawah di Sleman Alami Puso
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman mencatat ada 559 hektare area persawahan di Bumi Sembada yang diserang organisme pengganggu tanaman (OPT) berupa tikus.
Plt. Kepala Dinas P3 Sleman, Suparmono mengatakan pihaknya mengkategorikan tingkat kerusakan serangan tikus dalam empat kategori, ringan, sedang, berat, dan puso.
Advertisement
Dia menjelaskan tingkat serangan ringan menyasar 410 hektare, sedang 81 hektare, berat 42 hektare, dan puso 26 hektare. Dari total luas area serangan tersebut, seluas 135 hektare area dapat dikendalikan oleh dinas.
Adapun tiga kapanewon dengan luas lokasi serangan paling luas, yaitu Minggir 183 hektare, Moyudan 154 hektare, dan Godean 142 hektare. Berbeda dengan Kapanewon Minggir di mana serangan tikus dapat dikendalikan untuk area 46 hektare dan Godean 65 hektare, serangan di Moyudan tidak dapat dikendalikan.
Ihwal gerakan pengendalian (gerdal), Dinas mengarahkan petani untuk fokus pada awal musim tanam. “Pengendalian awal ini akan sangat menentukan ketika tanaman padi memasuki tahap generatif atau masa menjelang berbunga hingga berbuah,” kata Suparmono dikonfirmasi, Minggu (5/1/2025).
Tahap generatif pada tanaman padi terjadi pada rentang waktu 60–90 hari setelah tanam.
BACA JUGA: Ratusan Hektare Sawah di Sleman Diserang Hama Tikus di 2024
Sejauh ini, ada empat hal yang Dinas lakukan guna mengendalikan serangan tikus. Pertama, gropyokan massal atau berburu tikus oleh semua anggota kelompok tani. Cara-cara yang digunakan dalam gropyokan ini, yaitu menggali dan membongkar sarang tikus, pemukulan, dan penjeratan.
Kedua, pengumpanan. Pengumpanan Dinas lakukan dengan menggunakan racun tikus sekaligus rodentisida atau antikoagulan yang dicampur gabah/ berat kemudian disebar di permukaan jalur lalu lintas tikus. Pengumpanan dilakukan ketika tanaman padi masuk fase vegetatif.
Ketiga, fumigasi. Fumigasi dilakukan dengan menyemprotkan gas atau cairan fumigant ke sarang tikus dan menutup lubang keluar-masuk menggunakan lumpur. Teknik ini efektif membunuh tikus dewasa dan anak-anaknya.
Keempat, pemanfaatan musuh alami yang menggunakan predator pemangsa seperti burung hantu, burung elang, kucing, anjing, hingga ular tikus.
Sebelumnya, Koordinator Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Sleman, Hermanto menyampaikan serangan tikus mulai masif mulai dari Mei hingga pertengahan September 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Dasco Sebut Presiden Prabowo Minta KPK Dampingi Kemenag dan BPH Terkait Pelaksanaan Haji
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Sudah Hari Ketiga, Nelayan yang Hilang di Pantai Congot Belum Ditemukan, Pencarian Dilanjutkan
- Masuki Musim Hujan, Damkarmat Evakuasi Ular Kobra Jawa dalam Rumah Warga Gunungkidul
- Kemenag Bantul Sebut Makan Bergizi Gratis di Pesantren Disajikan Prasmanan
- Sahid Raya Hotel dan Convention Yogyakarta Hadirkan Promo MalioboroNightFestival2025
- Gardena Gelar 'Fun n Fit Run' Peringati HUT 48 Tahun, Ajak 1500 Penghobi Nikmati 5K dan 10K di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement