Advertisement

Serangan Kian Meluas, sampai Hari Ini 28 ekor Sapi Mati karena PMK

Jumali
Senin, 06 Januari 2025 - 14:57 WIB
Arief Junianto
Serangan Kian Meluas, sampai Hari Ini 28 ekor Sapi Mati karena PMK Sapi, hewan kurban / Ilustrasi freepik

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Serangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Bantul terus meluas. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul mencatat sampai Senin (7/1/2025) jumlah sapi yang mati akibat PMK ada sebanyak 28 ekor dan 182 ekor sapi lainnya positif PMK.

"Dua di antara yang sakit itu dipotong paksa," kata Kepala DKPP Kabupaten  Bantul, Joko Waluyo, Senin (7/1/2025).

Advertisement

Joko mengungkapkan, berbagai upaya telah dilakukan oleh dinas untuk menekan wabah PMK. Selain mengeluarkan Surat Edaran (SE) No. B/500.7.2.4/09481/DKPP yang ditandatangani oleh Sekda Bantul Agus Budiraharja tertanggal 30 Desember 2024, dinas juga telah meminta peternak memvaksinasi ternak yang sehat dan segera melapor ke Puskeswan setempat. Tujuannya, agar jika ditemukan gejala penyakit pada ternak bisa langsung ditangani.

DKPP Bantul juga memperketat pengawasan, termasuk di pasar hewan Imogiri yang selama ini menjadi pusat aktivitas hewan ternak. "DKPP telah melakukan disinfeksi di area pasar, mengoptimalkan  kebersihan kandang, dan mengisolasi ternak baru yang masuk ke wilayah Bantul," katanya.

BACA JUGA: Kasus PMK Ternak Kembali Menyeruak, Fakultas Peternakan UGM Bentuk Satgas Penanggulangan PMK

Sementara Ketua Kelompok Ternak 45, Dusun Depok Parangtritis, Awal Naryadi mengaku resah dengan adanya PMK. Pasalnya, dari 80 ekor sapi yang dipelihara, 60% dari sapi tersebut positif PMK. "Agar tidak meluas, kami minta anggota kelompok kami untuk melakukan penyemprotan disinfektan di kandang dan sekitarnya," ujar dia.

Sebelumnya, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Bantul Novriyeni mengatakan jika sapi yang positif terinfeksi PMK boleh dijual dan dagingnya bisa dimakan. Pasalnya, PMK bukanlah penyakit zoonosis. Artinya, penularan PMK dari hewan ke hewan. "Dagingnya masih aman dikonsumsi. Asalkan dimasak dengan baik dan aman," katanya. 

Novriyeni juga mengungkapkan jika, dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah sapi yang mati karena PMK tahun ini cukup besar. Sebab, pada 2023, tidak ada sapi yang mati karena PMK. Sedangkan pada 2022, ada 400 ekor sapi  yang mati.  "Untuk kapanewon yang berpotensi adanya penambahan kasus PMKada kapanewon Imogiri, Pleret dan Kretek," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gempa Tibet Magnitudo 6,8 Tewaskan 95 Warga

News
| Selasa, 07 Januari 2025, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul

Wisata
| Kamis, 02 Januari 2025, 15:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement