Advertisement

Jual Beli Sapi di Bantul Sempat Dihentikan Sejenak Gara-Gara PMK

Stefani Yulindriani Ria S. R
Selasa, 14 Januari 2025 - 20:07 WIB
Maya Herawati
Jual Beli Sapi di Bantul Sempat Dihentikan Sejenak Gara-Gara PMK Sapi, hewan kurban / Ilustrasi freepik

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Awal Januari, beberapa sapi di Bantul terkena penyakit mulut dan kuku (PMK). Aktivitas jual beli sapi di Bantul sempat berhenti sejenak.

Peternak sapi di Sedayu, Rika mengaku telah menjual belasan sapi miliknya dengan merebaknya virus PMK di Bantul. Sebelumnya, dia memiliki 15 ekor sapi yang berada di kadang Sedayu, dan delapan ekor sapi di Sentolo, Kulonprogo.

Advertisement

"[Sapi] yang di kandang sudah saya habiskan, tinggal beberapa ekor di Sentolo dan Sedayu tinggal dua ekor [sapi]," ujarnya, Selasa (14/1/2025).

Beberapa minggu lalu, pihaknya segera menjual sapi-sapi tersebut lantaran ada sapi yang pincang. Sapi yang pincang tersebut lantas diobati secara mandiri. Saat ini, sapi tersebut telah sembuh.

"Yang saya jual [sapi] yang kondisinya masih sehat semua. Jadi belum ada gejala penyebaran wabah PMK," ujarnya.

Dia mengaku harga jual sapi sempat menurun dengan adanya wabah PMK di Bantul. Untuk satu sapi yang biasa dijual dengan kisaran Rp25 juta, kemarin hanya mampu terjual Rp23 juta.

"Sekarang harganya [harga penjualan sapi] hancur. Selisih [penurunan harga penjualan sapi selama PMK] sekitar Rp2 juta-Rp3 juta," ujarnya.

Dia pun mengaku sementara waktu tidak melakukan proses jual beli sapi.  "Saat ini rencananya kandang belum dimasuki sapi. Saya ambilnya [sapi] kalau mau dibawa ke pasar saja," katanya.

Peternak sapi di Segoroyoso, Yuli mengaku hingga saat ini 20 ekor sapi miliknya tidak ada yang mengalami gejala PMK. Dia mengaku langkah antisipasi terhadap PMK telah dilakukan.

"Sementara ini tidak ada sapi yang didatangkan dari luar. Kalau ada sapi yang dari luar, takutnya membawa virus [PMK]," ujarnya.

Yuli mengaku penghentian pembelian sapi telah dilakukannya sejak dua bulan lalu.

BACA JUGA: Banyak Sampah Dibuang di Hutan Gunungkidul Akibat Minimnya Kesadaran Warga

Pihaknya pun telah memberikan vaksin terhadap seluruh ternaknya pada Desember 2024. Vitamin pun diberikan untuk sapi-sapi tersebut. Pihaknya juga menyemprotkan desinfektan di kandang tersebut dalam dua hari sekali.

Selain itu, dia pun membatasi hanya pekerja di peternakannya yang dapat keluar masuk peternakannya.  "Kandang saya tutup. Aktivitas lalu lintas orang dibatasi," katanya.

Sedangkan Yuli yang hanya menjual sapi untuk kebutuhan Idul Adha pun mengaku tidak terlalu terpengaruh dengan harga penjualan sapi yang belakangan menurun setelah ada virus PMK.

Sementara Lurah Pasar Hewan Imogiri, Turadi mengaku aktivitas jual beli sapi di Pasar Hewan Imogiri dihentikan sejenak pada 14 Januari-27 Januari 2025. Pihaknya pun telah menyampaikan kebijakan tersebut pada para peternak.

"Sebelum penutupan pasar sudah kita konsultasikan dengan paguyuban blantik juga," katanya.  Sehingga menurutnya, peternak sudah memahami kebijakan tersebut.

Dia mengaku, Pasar Hewan Imogiri selama ini mampu melayani jual beli sapi sekitar 400-500 ekor dalam sekali pasaran. Dari situ, perputaran uang yang ada dapat mencapai ratusan juta. "Harga rata-rata sapi disini sekitar Rp27-30 juta, tergantung gemuk atau kurusnya," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Eksespi Hakim Heru Hanindyo Ditolak, Sidang Kasus Suap Vonis Bebas Ronald Tannur Dilanjutkan

News
| Rabu, 15 Januari 2025, 00:07 WIB

Advertisement

alt

Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul

Wisata
| Kamis, 02 Januari 2025, 15:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement