Advertisement
Jelang Imlek, Harga Bawal Capai Rp400.000 dan Lobster Rp600.000
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Menjelang tahun baru China atau Imlek, harga ikan bawal dan lobster mengalami peningkatan yang signifikan. Hal itu membawa berkah bagi para nelayan di Kabupaten Bantul di tengah cuaca buruk yang membuat mereka tidak bisa melaut lima hari terakhir.
Salah satu nelayan di Pantai Depok, Mistok, 52, mengaku menjelang perayaan tahun baru China yang jatuh pada Rabu (29/1/2025), ada peningkatan harga ikan laut, utamanya ikan bawal dan lobster. Sebab, ikan bawal dan lobster merupakan salah satu jenis ikan komoditas ekspor yang digandrungi masyarakat China jelang Imlek.
Advertisement
BACA JUGA: Sambut Tahun Baru Imlek, Kalya Hotel Jogja Gelar Promo Istimewa, Simak Infonya di Sini
"Untuk ikan bawal dengan ukuran kecil saat ini harganya mencapai Rp100.000. Sedangkan untuk yang ukuran paling besar mencapai Rp400.000 per kilogram. Kenaikan juga terjadi untuk lobster, sedangkan untuk jenis ikan lainnya, seperti layur masih relatif tidak banyak mengalami kenaikan,” kata Mistok, Jumat (17/1/2025).
Hanya saja, Mistok menyatakan untuk mendapatkan ikan bawal dan lobster, para nelayan saat ini mengalami kesulitan. Sebab, adannya cuaca buruk telah membuat mereka enggan melaut.
"Saya sendiri sudah lima hari tidak melaut, kondisi cuaca sedang tidak bersahabat," ungkapnya.
Kenaikan harga ikan bawal dan lobster juga diungkapkan oleh Ketua Koperasi Usaha Bersama (KUB) Mina Samudra sekaligus nelayan Pantai Samas, Tri Jarwanto. Gotri-panggilan akrab Tri Jarwanto mengungkapkan kenaikan harga ikan bawal laut dan lobster mulai terasa sejak sebulan jelang imlek. Namun, kenaikan itu tidak akan bertahan lama, sebab, H-5 Imlek, harga ikan bawal dan lobster justru akan kembali normal.
"Kalau sekarang size terkecil untuk ikan bawal laut, di pelelangan dijual Rp100.000 per kilogram. Sedangkan size yang paling besar [8 ons per ekor] mencapai Rp400.000 per kilogram," ungkapnya.
Harga tersebut mengalami kenaikan dibandingkan sebelum H-10 Imlek. Di mana, harga harga ikan bawal laut dijual di harga Rp50.000 per kilogram untuk ukuran size paling kecil. Sedangkan untuk size besar yakni 8 ons per ekor mencapai Rp250.000 per kilogramnya.
Untuk lobster, Tri mengungkapkan, saat ini untuk size besar dan jenis mutiara yang merupakan jenis paling mahal dijual sebanyak Rp600.000 per kilogram. Padahal, sebulan sebelum Imlek, harga lobster tersebut hanya sekitar Rp400.000 per kilogram.
"Kenaikan untuk ikan bawal dan lobster ini hanya akan bertahan sampai H-5 Imlek. Nanti masuk H-5 Imlek akan kembali ke harga normal. Karena kan ikan bawal dan lobster ini adalah jenis yang biasa diekspor," ungkapnya.
Di sisi lain, Tri mengaku dalam lima hari terakhir, para nelayan di pantai selatan Kabupaten Bantul enggan melaut. Hal ini disebabkan adanya cuaca buruk. Beberapa nelayan yang nekat melaut pun tidak bisa mendapatkan tangkapan ikan secara optimal, karena adanya cuaca buruk.
"Sekarang kami hanya bisa berharap kondisi cuaca mulai membaik. Agar kami bisa melaut. Apalagi sekarang harga ikan bawal laut lagi tinggi, sehingga apabila kami bisa mendapatkan ikan bawal dengan jumlah besar bisa menutup biaya operasional," jelas Tri.
Tidak Pengaruh
Sementara kenaikan harga ikan bawal dan lobster dipastikan tidak akan berpengaruh kepada usaha dari para pelaku kuliner di Pantai Depok. Pemilik warung makan Salsabila 2, Dardi Nugroho mengatakan kenaikan harga ikan bawal dan lobster tidak terlalu berpengaruh pada usahanya. Sebab, hanya ada beberapa pelanggan saja yang memesan bawal dan lobster.
"Mereka yang memesan bawal dan lobster, pasti sudah tahu kalau harganya tinggi. Apalagi menjelang Imlek. Mereka juga tidak keberatan dengan harga yang kami berikan," kata Dargon, panggilan akrab Dardi Nugroho.
Dargon juga tidak asal memberikan harga untuk bawal dan lobster, karena harga yang diterapkan menyesuaikan harga terakhir di tempat pelelangan ikan. Sedangkan untuk persiapan khusus jelang libur panjang 26-29 Januari 2025, Dargon mengaku para pemilik warung mulai melakukan pemesanan ikan ke sejumlah daerah, karena tidak mungkin mengandalkan pasokan ikan dari tangkapan nelayan asal Bantul.
"Seperti ikan Cakalang, Bawal dan beberapa jenis memang kami datangkan dari daerah lain. Karena jika mengandalkan hasil tangkapan nelayan asal Bantul jelas tidak mencukupi, apalagi dalam beberapa hari terakhir kondisi cuaca sedang tidak bersahabat," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Soal Libur Sekolah di Bulan Ramadan, Menteri Pendidikan: Itu Pembelajaran Bukan Libur
Advertisement
Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025
Advertisement
Berita Populer
- REMBAG KAISTIMEWAN: Jembatan Kedungwanglu, Simbol Harapan Baru Masyarakat Banyusoco
- Teras Malioboro: Arsitektur Ketandan Dipuji, Beskalan Kurang Papan Nama
- Program Makan Bergizi Gratis Gunungkidul Bakal Melibatkan Tenaga Lokal
- Kementan Minta Pemkab Sleman Kerja Sama dengan SPPG dalam Penyediaan Susu
- DPRD Kulonprogo Sarankan Penggunaan Danais Harus Tepat Sasaran
Advertisement
Advertisement