Advertisement

Kumpulkan Lurah dan Jaga Warga, Ini Pesan Sultan HB X

Jumali
Sabtu, 18 Januari 2025 - 12:47 WIB
Sunartono
Kumpulkan Lurah dan Jaga Warga, Ini Pesan Sultan HB X Gubernur DIY Sri Sultan HB X saat acara Jogja Pandu Peradaban Nusantara Menuju Hamemayu Hayuning Bawana di JEC, Banguntapan, Bantul, Sabtu (18/1/2025) - Harian Jogja/Jumali

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Gubernur DIY Sri Sultan HB X memberikan pesan kepada ribuan perangkat kalurahan dan petugas jaga warga yang hadir dalam gelaran Jogja Pandu Peradaban Nusantara Menuju “Hamemayu Hayuning Bawana” di JEC, Banguntapan, Bantul, Sabtu (18/1/2025).

Sultan berpesan, sudah saatnya waktu yang ada digunakan untuk kerja nyata dan berkolaborasi budaya untuk mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara. "Paska pesta demokrasi, tibalah saatnya kehidupan menemukan wujud sejati. Kini, waktu bukan lagi untuk selebrasi, atau malah untuk melanjutkan ketegangan di ruang maya," kata Sultan.

Advertisement

Sultan menilai, sudah seharusnya waktu yang ada digunakan untuk  kerja nyata dan kolaborasi berbudaya, dalam pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Hal ini sesuai dengan tema yang diangkat dalam filosofi "Hamemayu Hayuning Bawana".

BACA JUGA : Tak Ada Kejelasan, Korban Apartemen Malioboro City Akan Mengadu ke Sultan Jogja

Di mana, dalam filosofi tersebut terkandung kewajiban “Tri Satya Brata”. Yakni, pertama, "rahayuning bawana kapurba waskitaning manungsa” bahwa kesejahteraan dunia, tergantung pada manusia yang memiliki ketajaman rasa, serta bagaimana manusia menjalin harmoni dengan alam.  

Kedua, "darmaning manungsa mahanani rahayuning negara" yang berarti tugas manusia adalah menjaga keselamatan negara. Dan, ketiga yakni "rahayuning manungsa dumadi karana kamanungsane" yang berarti keselamatan manusia adalah oleh kemanusiaannya sendiri.

"Sehingga dapat dimengerti, pada hakikatnya, makna yang tersandang dalam "Hamemayu Hayuning Bawana", adalah misi mulia manusia, untuk senantiasa menjadikan perbuatan baik kepada sesama dan alam lingkungannya, sebagai bukti bahwa ia benar-benar hidup, dengan perannya masing-masing, walau sekecil apapun," imbuh Sultan.

Menurut Sultan, cita-cita Pandu Nusantara saat ini adalah , harus senantiasa ditransformasi, agar tetap menjadi sebuah budaya hidup atau living tradition. Dimana,  budaya bukan sekedar kata benda, tetapi menjadi kata kerja aktif-produktif di era modern, melalui pendekatan teknokratis, sistematis, dan berkelanjutan.

Sultan mencontohkan, di lingkungan Pemda DIY,  budaya organisasi dan reformasi birokrasi didesain, untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang lebih efektif dan efisien. Tujuannya adalah, menghadirkan layanan publik yang adaptif, inovatif, dan berorientasi pada pencapaian hasil nyata bagi masyarakat.

Salah satunya adalah penggabungan beberapa bagian dari Biro Tata Pemerintahan dan Biro Pemberdayaan Masyarakat menjadi Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Kalurahan, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil.

"Saya berharap, penyesuaian kelembagaan ini dapat mempercepat terwujudnya reformasi kalurahan secara tuntas dan menyeluruh," paparnya.

BACA JUGA : Sultan Jogja Kumpulkan Ribuan Perangkat Kalurahan di JEC Besok

Sultan menilai kalurahan bukan sekadar menjadi entitas administratif, tetapi sebuah ruang kehidupan yang memberdayakan, mengayomi, dan menjadi fondasi, dari sebuah peradaban yang lebih luhur, untuk memerangi segala bentuk kemiskinan, keterbelakangan, dan kesenjangan.

Dengan didukung penyelenggara negara yang bekerja cerdas dan berkeadilan, pengajar dan pelajar yang inovatif dan ikhlas berlandaskan keilmuan, rohaniawan yang mengamalkan kesalehan ritual dan kesalehan publik dan wirausahawan yang inovatif, serta warga yang kreatif, maka Sultan meyakini cita-cita luhur “Jogja Pandu Peradaban Nusantara Menuju “Hamemayu Hayuning Bawana”, dapat dicapai.

Pada kesempatan yang sama, Sultan juga menyinggung terkait keberadaan warga perantauan di DIY. Sultan menyatakan untuk memberi sumbangsih dan menjadi “wong Jogja”, tidaklah harus lahir di Jogja dan atau memiliki darah keturunan Jawa. "Sudah semestinya, keistimewaan Jogja adalah untuk Indonesia. Bahwa Menjadi Jogja, adalah Menjadi Indonesia," paparnya.

Terkait kegiatan Jogja Pandu Peradaban Nusantara Menuju “Hamemayu Hayuning Bawana," Sultan menyatakan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas pelaksanaan Pilpres dan Pemilihan Legislatif Serentak, dilanjutkan dengan Pilkada Serentak yang berjalan kondusif di DIY.  

"Saya meyakini, bahwa kematangan masyarakat dalam berpolitik, salah satunya adalah buah dari teladan kepemimpinan  di segala level," katanya.

Di sisi lain, Sultan memandang aparat menunaikan tugasnya dengan penuh adab, menjadi tiang penyangga harmoni dan ketertiban. Tiada aksi represif,  aparat berkolaborasi dengan masyarakat, untuk menjaga situasi tetap kondusif.  Tiada anarkisme yang membakar, tiada pula butir kerikil yang melayang, di tengah hiruk-pikuk perbedaan pandangan.

"Dalam perannya sebagai kota pendidikan dan pariwisata, Yogyakarta dengan hangat membuka diri bagi warga pendatang dari berbagai penjuru Indonesia maupun mancanegara," jelasnya.

Dengan semangat inklusivitas, Sultan menyatakan Yogyakarta berupaya merajut keragaman, yang terwujud melalui akulturasi, memperkaya nilai-nilai istimewa sebagai menjadi identitasnya. "Harapannya, predikat "Jogja Istimewa" akan semakin bermakna, selaras dengan harmoni budaya yang terus berakselerasi," harapnya.

Kapolda DIY Irjen Suwondo Nainggolan mengatakan, tujuan digelarnya acara tersebut adalah sebagai bentuk ucapan terimakasih kepada masyarakat. "Semua kegiatan ini bisa berjalan lancar berkat kerja sama dari semua pihak," ucapnya.

Sementara salah satu ketua jagawarga Pringgokusuman, Kota Jogja, Haris mengaku mengapresiasi kegiatan yang digelar di JEC kali ini. "Dan selama pelaksanaan Pemilu, Pilpres hingga Pilkada di tempat kami memang  kondusif, tak ada kericuhan atau hal yang mengganggu kondisi keamanan dan ketertiban wilayah," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Aceh Jaya, BMKG: Disebabkan Aktivitas Sesar Bawah Laut

News
| Sabtu, 18 Januari 2025, 15:27 WIB

Advertisement

alt

Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025

Wisata
| Selasa, 07 Januari 2025, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement