Advertisement
Kondisi Terbaru Mahasiswi Korban Penyiraman Air Keras di Jogja, Sudah Dua Kali Operasi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA – Mahasiswi korban penyiraman air keras yang sempat menjadi perhatian publik beberapa waktu lalu kini tengah menjalani proses pemulihan intensif di RSUP Dr. Sardjito, Jogja. Menurut keterangan Manajer Hukum dan Humas RSUP Dr. Sardjito, Banu Hermawan, pasien tersebut masih dirawat dan dalam tahap pemulihan luka serius akibat insiden yang dialaminya.
"Saat ini, pasien masih menjalani proses pemulihan kulit yang terluka. Luka tersebut memerlukan penanganan khusus, termasuk beberapa tahapan operasi," ujar Banu, Senin (20/1/2025).
Advertisement
Ia menjelaskan bahwa hingga saat ini, pasien telah menjalani dua kali operasi untuk menangani luka-lukanya. "Dua kali operasi dilakukan untuk mengangkat jaringan yang sudah mati. Operasi ini penting karena luka yang dialami cukup luas," tambahnya.
Banu menambahkan bahwa tindakan operasi berikutnya difokuskan pada upaya cangkok kulit untuk memperbaiki jaringan kulit yang rusak. "Rencananya, proses cangkok kulit bisa lebih dari satu kali tindakan. Saat ini, prioritasnya adalah daerah wajah, mengingat area ini membutuhkan perhatian lebih dalam hal pemulihan," katanya.
BACA JUGA: Seorang Mahasiswi di Jogja Disiram Air Keras, Polisi Tangkap Pelaku
Proses pemulihan pasien disebut akan memakan waktu yang tidak singkat. "Penanganan korban penyiraman air keras seperti ini memang membutuhkan perawatan yang intensif dan berkelanjutan. Kami terus memantau perkembangan pasien secara menyeluruh untuk memastikan hasil terbaik," lanjut Banu.
Insiden penyiraman air keras ini menimbulkan keprihatinan mendalam di masyarakat. Dukungan moral terus mengalir kepada korban dari berbagai pihak, termasuk komunitas kampus dan masyarakat umum. Pihak rumah sakit juga berkomitmen memberikan pelayanan terbaik dalam membantu korban melewati masa-masa sulit ini.
"Perjuangan pasien dalam menghadapi trauma fisik dan psikologis akibat peristiwa ini tentu membutuhkan dukungan yang besar, baik dari keluarga, tenaga medis, maupun masyarakat. Upaya pemulihan tidak hanya melibatkan aspek medis, tetapi juga psikososial agar korban dapat kembali menjalani kehidupan secara optimal," pungkas Banu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pakar Intelijen Sebut Kenaikan Anggaran Harus Diiringi Kesejahteraan Prajurit
Advertisement
Bali Masuk Urutan Dua Wisata Terbaik di Dunia Menurut TripAdvisor
Advertisement
Berita Populer
- TPST Donokerto Segera Dilengkapi Peralatan Pengolah Sampah Senilai Rp5,7 Miliar
- Aturan Larangan Merokok di Kawasan Wisata Malioboro, Begini Tanggapan Wisatawan
- Tambah Rotary Drying, TPST Dingkikan Argodadi Ditargetkan Mampu Olah Sampah 50 Ton per Hari
- Makan Bergizi Gratis di Gunungkidul Belum Dimulai, Kodim Kebut Perbaikan Lokasi Dapur Pengolahan
- Armada Bus Sekolah Gratis Sleman Bakal Ditambah, Sleman Barat Jadi Prioritas Rutenya
Advertisement
Advertisement