Advertisement
RSUD Saras Adyatma Bantul Masih Kekurangan Dokter Spesialis Berstatus PNS
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL--RSUD Saras Adyatma (RSSA) Bambanglipuro, Bantul saat ini kekurangan dokter spesialis yang berstatus PNS. Alhasil, untuk memenuhi kebutuhan minimal untuk dokter spesialis, saat ini RSSA mengandalkan dokter spesialis dengan status kontrak atau belum PNS.
"Dan, saat ini di RSSA baru ada satu orang dokter spesialis untuk satu spesialis. Untuk lebih berkualitas, tentunya kami butuh tidak hanya satu kan. Jadi bisa dikatakan kalau kurang [dokter spesialis], kami pasti kurang," kata Direktur RSSA Tri Wahyuni, Senin (20/1/2025).
Advertisement
Lebih detail, Yuyun-panggilan akrab Tri Wahyuni mengungkapkan, saat ini pihaknya baru memiliki satu dokter spesialis bedah, satu dokter spesialis obsitery dan ginekologi, satu dokter spesialis anastesiologi, satu dokter penyakit dalam, dan satu dokter spesialis radiologi, satu dokter spesialis anak serta satu dokter spesialis patologi klinik. Dari dokter yang ada tersebut, belum berstatus PNS.
"Tapi, untuk melakukan pelayanan minimal, kami sudah cukup [dengan keberadaan dokter tersebut]. Tapi kalau optimal, memang belum bisa memenuhi," jelas Yuyun.
Oleh karena itu, Yuyun mengaku telah meminta kepada Pemkab Bantul untuk merekrut dokter spesialis pada perekrutan CPNS. Selain itu, Yuyun juga mengungkapkan saat ini RSSA juga butuh banyak tambahan tenaga kesehatan untuk mengoptimalkan pelayanan ke masyarakat. "Dan, soal eksekusinya kami serahkan ke BKPSM Kabupaten Bantul dan Pemerintah Pusat," ungkapnya.
BACA JUGA: RS Saras Adyatma Bantul Siap Terapkan Standar KRIS
Ketua Komisi D DPRD Bantul Pramu Diananto Indratriatmo mengakui persoalan kekurangan dokter spesialis yang berstatus PNS memang dialami oleh RSSA. Ia berharap agar kebutuhan tersebut bisa segera terpenuhi.
"Agar pelayanan RSSA ke depan bisa lebih optimal," harapnya.
Di sisi lain, Yuyun mengungkapkan, RSSA terus mengembangkan pelayanan pada 2025. Salah satunya adalah mengoptimalkan fasilitas baru berupa gedung baru di RSSA.
Di mana sebelum adanya gedung baru, RSSA memiliki 50 tempat tidur dengan tingkat keterisian mencapai 20 persen, sedangkan untuk fasilitas rawat jalan setiap hari RSSA ada 100 pasien yang mengakses.
Yuyun menyatakan dengan adanya fasilitas gedung baru telah membuat RSSA memiliki tambahan ruang rawat inap (ranap) kelas standar (KRIS), kelas satu, kamar bersalin, kamar operasi, dan penunjang fasilitas lainnya.
"Totalnya ada 35 tempat tidur tersebar dari ruang ranap KRIS, kelas satu, bersalin, perinatal atau bayi, dan ruang rawat intensif. Pada pekan pertama bulan ini sudah kami manfaatkan dan optimalkan," ungkapnya.
Selain itu, Yuyun mengakui pada 2025, pembenahan sejumlah sarana prasarana akan dilakukan untuk menambah kenyamanan dan juga pelayanan kepada para pasien di RSSA. "Tapi skalanya kecil, sesuai anggaran yang ada," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kelola Makan Bergizi Gratis, Badan Gizi Nasional Keluhkan Kekurangan SDM
Advertisement
Kedai Fransis Pizza: Dibuka Singkat, Bisa Menikmati Pizza di Teras Rumah
Advertisement
Berita Populer
- Ini Jadwal SIM Keliling Sleman di Bulan Januari 2025
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Rabu 22 Januari 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal SIM Keliling Gunungkidul Rabu 22 Januari 2025
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara Rabu 22 Januari 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu dan YIA
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara Xpress Rabu 22 Januari 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Wates dan YIA
Advertisement
Advertisement