Advertisement
Puluhan Warga di Mlati Diduga Keracunan Setelah Mengikuti Arisan, Dinkes Sleman Periksa Sampel Makanan
![Puluhan Warga di Mlati Diduga Keracunan Setelah Mengikuti Arisan, Dinkes Sleman Periksa Sampel Makanan](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/10/1203721/videocapture_20250210-142748.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Sampel makanan dari acara pertemuan di Mlati, Sleman diperiksa Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman menyusul dugaan keracunan yang dialami warga.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sleman, Khamidah Yuliati mengatakan kemungkinan dugaan keracunan ini terjadi dari sumber yang sama. "Sumbernya juga kemungkinan dari tempat yang sama dan itu memang sedang mengadakan arisan," kata Yuli pada Senin (10/2/2025).
Advertisement
BACA JUGA: Selain di Tempel, Dugaan Keracunan Massal Terjadi di Mlati, Santap Siomay Usai Pertemuan
Warga yang mengalami gejala keracunan lanjut Yuli bisa mendatangi Puskesmas. Semalam, bahkan petugas berjaga-jaga untuk menangani bila ada warga yang mengalami gejala keracunan. "Jadi waktu tadi malam sih memang jadi ada semacam kayak ya menunggu, berjaga-jaga," ujarnya.
Menurut data sementara, dari 36 orang yang bergejala, tiga orang di antaranya harus diopname. Sementara 17 orang yang sempat diperiksa di fasyankes dipulangkan, tidak menjalani opname.
Saat ini Puskesmas, Dinas Kesehatan maupun padukuhan terus memantau perkembangan situasi dugaan keracunan ini. Warga yang dipulangkan lanjut Yuli juga akan mendapat pendampingan dari tenaga surveilans Puskesmas Mlati 2.
Dijelaskan Yuli sejauh ini warga yang mengalami gejala keracunan merupakan warga di sekitar lokasi kejadian. "Kalau yang itu hanya lingkup warga situ yang sedang mengadakan arisan biasa," tandasnya.
Yuli menjelaskan bila pihaknya juga telah mengambil sampel makanan dari insiden ini. Adapun sampel yang diperiksa yakni sampel dari makanan siomay. "Samplenya juga ada yang sudah dikirim," ujarnya.
Sebelum di Mlati, dugaan kejadian keracunan juga terjadi Tempel. Yuli mengimbau bila makanan terlihat sudah tidak enak untuk tidak dikonsumsi.
"Intinya memang kalau sudah enggak enak ya jangan dimakan, tapi kan kami enggak tahu kadang-kadang pada saat itu tidak begitu merasakan atau bagaimana tiba-tiba nanti mules dan lain-lain, itu kan setelah efek dari makanan dan itu biasanya terjadi setelah 8 jam ke atas," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/10/1203756/kepala-daerah-antara.jpg)
Retret Kepala Daerah Dipastikan Tak Pakai Pembicara Luar Negeri
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/01/27/1202297/liburan-garut.jpg)
Liburan ke Garut, Ini Lima Tempat Wisata Alam Tersembunyi yang Layak Dinikmati
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru Bus Damri Tujuan ke Bandara YIA Kulonprogo Senin 10 Februari 2025
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Senin 10 Februari 2025: Berangkat dari Stasiun Palur, Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
- Jadwal dan Lokasi Bus SIM Keliling Kota Jogja Senin 10 Februari 2025
- Jadwal Layanan SIM Keliling Februari 2025 di Bantul
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara Senin 10 Februari 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu dan YIA
Advertisement
Advertisement