Advertisement
Pemkab Resmi Tetapkan KLB Keracunan Pangan di Sleman
![Pemkab Resmi Tetapkan KLB Keracunan Pangan di Sleman](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/11/1203829/20250210_104637.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Kasus keracunan makanan di Sleman resmi ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa keracunan(KLB) pangan. Status KLB ini juga memastikan penanganan korban keracunan akan mendapatkan bantuan dari Pemkab Sleman melalui Jaring Pengamanan Sosial (JPS).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sleman, Khamidah Yuliati menegaskan munculnya insiden keracunan di Tempel dan Mlati secara resmi ditetapkan sebagai KLB Keracunan Pangan/Makanan.
Advertisement
"Iya KLB Keracunan pangan/makanan ya. Bukan KLB Bencana atau Pandemi njih, karena sangat berbeda penanganannya," tegas Yuli pada Selasa (11/2/2025).
BACA JUGA: Ratusan Warga Tempel Diduga Keracunan Makanan Hajatan, Begini Kondisi Mereka
Sebelumnya ratusan warga Tempel mengalami gejala keracunan usai menghadiri sebuah hajatan. Di waktu yang hampir bersamaan, gejala keracunan juga dialami warga Mlati usai menyantab makanan dari sebuah pertemuan.
Di Tempel, jumlah warga yang mengalami gejala keracunan mencapai 162 orang. Dari angka tersebut puluhan orang menjalani opname dan ratusan lainnya dirawat jalan. "Total korban 162 orang, opname 47 orang, observasi nol, rawat jalan 115 orang," kata Yuli.
Sementara di Mlati, total ada 42 korban yang menjadi korban keracunan pangan. Lima di antaranya diopname rumah sakir. "Kalau yang di Mlati dari total korban kerpang (keracunan pangan) total ada 42 orang, yang bergejala 39 orang," tegasnya.
Yuli menambahkan bila kondisi para korban keracunan di Tempel maupun Mlati menunjukkan progres pemulihan yang baik."Insyaa Allaah progres membaik," ujarnya.
BACA JUGA: Polisi Periksa 8 Saksi dalam Dugaan Insiden Keracunan di Sleman
Penetapan KLB
Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman, Susmiarto menambahkan secara administratif KLB Keracunan Makanan tidak ditetapkan oleh Kabupaten seperti kalau KLB penyakit yang potensial wabah ataupun KLB akibat bencana alam yang memakan anggaran besar.
"Berbeda penanganannya, karena di KLB keracunan makanan ini untuk menangani dan membiayai pasien-pasien yang terpapar oleh keracunan makanan saja," ujarnya.
Bantuan kepada korban akan diambil dari anggaran JPS. "Dari anggaran Jaring Pengaman Sosial untuk pelayanan kesehatan. KLB keracunan makanan atau pangan bukan KLB penyakit wabah atau bencana alam yang perlu anggaran besar," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/11/1203857/danilsah.jpg)
Prabowo Sebut Ada Raja Kecil Pengganjal Skenario Efisiensi Anggaran, Dahnil Ikut Bersuara
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/07/1203446/ray.jpg)
Hangat dan Intimnya Romantic Dinner Hari Valentine bareng Pasangan di Royal Garden
Advertisement
Berita Populer
- 20 Puskesmas di Kulonprogo Uji Coba Pemeriksaan Kesehatan Gratis hingga 15 Februari
- Jelang Ramadan, Polres Kulonprogo menggelar Operasi Keselamatan Progo 2025
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Selasa 11 Februari 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Sumba Barat NTT
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Selasa 11 Februari 2025
Advertisement
Advertisement