Advertisement
Kios Segoro Amarto Jadi Solusi Pemkot Jogja Tahan Inflasi Jelang Ramadan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemkot Jogja menempuh berbagai upaya untuk mengendalikan angka inflasi menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN), tepatnya pada momentum Ramadan dan Idulfitri.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Jogja, Veronica Ambar Ismuwardani menyebut kenaikan harga biasanya terjadi saat Ramadan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya konsumsi masyarakat. Seperti kebutuhan rumah tangga, para pelaku UMKM, dan pedagang kuliner yang juga membeli lebih banyak bahan baku untuk produksi makanan seperti roti dan takjil.
Advertisement
Berbagai program telah diinisasi untuk memastikan angka inflasi terkendali. Termasuk dalam hal memastikan ketersediaan kebutuhan pokok di pasaran. Salah satu program yang diinisiasi Disdag Kota Jogja adalah kios Segoro Amarto.
Lewat kios Segoro Amarto, harga bahan pokok di pasaran akan terkendali. Sebab, harga bahan-bahan pokok yang dijual di sana merupakan harga eceran tertinggi (HET). Kios Segoro Amarto juga merupakan titik pantauan harga rujukan bahan pangan pokok.
Kios ini turut menjadi referensi harga bagi para pedagang di pasar rakyat. Kini, kios Segoro Amarto tersebar di beberapa pasar di Kota Jogja. Mulai dari Pasar Beringharjo, Pasar Kranggan, Pasar Prawirotaman, Pasar Sentul, hingga Pasar Demangan. "Kios Segoro Amarto ini merupakan inovasi dalam mengendalikan harga yang ada sejak 2016," ujarnya.
Selain Kios Segoro Amarto, ada juga program Mrantasi. Ini merupakan program yang diinisiasi oleh Disdag Kota Jogja dengan menggandeng para pedagang. Pedagang diajak untuk terlibat aktif dalam upaya menjaga stabilitas harga dengan tetap memberikan keuntungan yang wajar. Berbagai keuntungan bisa didapatkan bagi pedagang yang bergabung dalam program Mrantasi. Misalnya, diprioritaskan dalam mendapatkan pasokan.
"Tahun lalu kami melibatkan 25 pedagang sembako di Pasar Beringharjo. Tahun ini program akan diperluas ke Pasar Sentul dan Pasar Prawirotaman dengan tambahan 35 pedagang," imbuhnya.
Selain keberadaan kios Segoro Amarto dan program Mrantasi, Disdag Kota Jogja juga turut menyiapkan gelaran operasi pasar yang rencananya akan dilaksanakan di beberapa lokasi. Ini untuk memastikan pasokan bahan pokok tersedia dengan harga stabil. Amnar menyebut, operasi pasar akan menggandeng Bulog dan distributor agar distribusi barang lancar. Program pasar murah juga akan digelar di 14 kemantren. "Setiap kemantren mendapat alokasi 4 ton bahan pokok. Sementara tiga kemantren dengan jumlah warga miskin lebih tinggi akan mendapatkan 6 ton," jelas Ambar.
Penjabat Wali Kota Jogja Sugeng Purwanto menyebut angka Inflasi di Kota Jogja pada tahun 2024 mencapai 1,73 persen. Ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 3,17 persen. Menurut Sugeng, langkah mitigasi akan dioptimalkan agar kenaikan harga dapat dikendalikan dan aktivitas ekonomi tetap berjalan dengan baik. Selain itu koordinasi lintas sektor akan terus diperkuat guna memastikan efektivitas kebijakan yang telah dirancang.
"Kerja sama dengan daerah penghasil bahan pangan terus diperkuat untuk mengurangi potensi kelangkaan. Kemudian memastikan lalu lintas distribusi barang berjalan tanpa hambatan," ungkap Sugeng.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Dampak Gempa di Padang Hari Ini, Seorang Anak Terluka, Satu Rumah Warga Rusak
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Pemkot Jogja dan Hotel Komitmen Dukung Food Bank, Sasar 1.068 Lansia
- Terkena Sedimentasi Akut, Ratusan Telaga di Gunungkidul Mengering saat Kemarau
- Pecah Rekor Baru, RS Siloam Jogja Skrining 1000 Perempuan Selama 3 Hari
- 38 Calon Krisma Paroki Brayut Kunjungi Panti Asuhan Ponpes Zuhriah Rejodani Sleman, Ini Tujuannya
- Demo Buruh di Jogja Tuntut Revisi UU Ketenagakerjaan
Advertisement