Advertisement
Maret Jadi Puncak Panen Raya Padi di Gunungkidul

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul memperkirakan puncak panen raya padi di musim tanam pertama terjadi pada Maret 2025. Total luas lahan yang panen mencapai 35.351 hektare.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan, luas tanam padi di musim tanam pertama mencapai 45.921 hektare. Gerakan masa tanam sudah dimulai pada Oktober 2024, dengan luasan 8449 hektare.
Advertisement
Adapun November menjadi puncak masa tanam karena di bulan ini ada lahan seluas 35.351 hektare yang ditanami padi. Sedangkan Desember 2024, jumlahnya menurun karena hanya ada lahan seluas 2.120 hektare yang ditanami padi.
“Kalau Oktober sudah menanam, maka Februari ini sudah masuk masa panen,” kata Raharjo, Kamis (20/2/2025).
Meski demikiann, ia mengakui, panen di bulan ini belum masuk puncak panen raya. Pasalnya, panen yang lebih masih diperkirakan terjadi pada Maret mendatang.
“Bulan depan [Maret] panennya bisa mencapai 35.351 hektare. Sebenarnya, mulai Januari sudah ada yang panen, tapi luasannya baru 323 hektare,” katanya.
BACA JUGA: Sempat Suspek, Sapi di Tileng Girisubo yang Mati Dipastikan Positif Antraks
Berdasarkan data yang ada, lanjut Raharjo, Kapanewon Ponjong menjadi wilayah dengan luasan tanaman padi paling banyak. Pasalnya, di lokasi ini lahan yang ditanami padi mencapi 4.004 hektare.
Selanjutnya, ada Kapanewon Semin dengan luasan 3.996 hektare; Kapanewon Karangmojo 3.364 hektare; Kapanewon Wonosari seluas 3.219 hektare. “Untuk yang lain tersebar di 14 kapanewon lain di Gunungkidul dengan luasan dari 1.600-3.000an hektare,” ungkapnya.
Ketua Tim Sarana dan Prasarana Pertanian, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Yatimah mengatakan, pemeritnah berkomitmen untuk memperkuat ketahanan pangan di Masyarakat. Oleh karena itu, berbagai program dijalankan untuk mewujudkan swasembada pangan ini.
Salah satu yang dilakukan dengan melaksanakan program irigasi perpompaan. Tahun lalu, kata dia, total ada bantuan pembangunan irigasi perpompaan di 39 lokasi di Bumi Handayani.
“Kami bersyukur bisa berhasil karena sudah mulai membuahkan hasil dengan dilaksanakannya panen raya padi dari program irigasi perpompaan. Harapannya lewat program ini dapat menambah pertanaman padi di Gunungkidul,” katanya.
Ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur di Padukuhan Tobong, Mursiyo mengatakan, panen padi mulai dilaksanakan pada pertengahan Januari lalu. Total lahan yang dipanen seluas satu hektare.
“Panennya bagus dan ini sangat mengembirakan,” kata Mursiyo.
Dia menjelaskan, padi yang ditanam berjenis Inpari 42. Hasil pengubinan yang dilakukan mampu menghasilkan paling banyak 8,4 ton gabah kering giling per hektarenya.
“Kalau dirata-rata dari total keseluruhan lahan yang panen mencapai 6,5 ton gabah kering giling per hektarenya,” ungkapnya. (David Kurniawan)
foto
Harian Jogja/David Kurniawan
Sejumlah petani di Kalurahan Rejosari, Semin sedang memanen padi hasil tanam di musim pertama. Kamis (20/2/2025)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Jadi Salah Satu Pemateri dalam Retreat Kepala Daerah, Ini yang Disampaikan Gubernur Lemhanas
Advertisement

Menikmati Gua-Gua yang Tidak Boleh Dilewatkan saat Berwisata ke Turki
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement