Advertisement
Polisi Temukan 17.000 Butir Obat Berbahaya dari Pemandu Wisata di Jogja

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Satresnarkoba Polresta Jogja mengungkap 12 kasus peredaran narkoba dan obat berbahaya (obaya) selama awal 2025. Salah satu pelaku adalah pemandu wisata, yang dari rumahnya ditemukan 17.000 butir obaya.
Kasatresnarkoba Polresta Jogja, AKP Ardiansyah Rolindo Saputra, menjelaskan dalam pengungkapan ini, terdapat total 12 tersangka dengan rincian 11 laki-laki termasuk satu anak dan satu perempuan. “Barang bukti yang kami sita yakni ganja 88,34 gram, tembakau sintetis 0,4 gram dan obaya 55.019 butir,” ujarnya, Senin (24/2/2025).
Advertisement
Keduabelas pelaku tersebut meliputi FPD, 20 tahun; FDH, 31 tahun; RA, 31 tahun; DPP, 16 tahun; SP, 54 tahun; GDP, 21 tahun; JAK, 21 tahun; AKD, 26 tahun; LBS, 25 tahun; PWS, 34 tahun; MES, 28 tahun; dan APA, perempuan, 27 tahun.
BACA JUGA : BNNP DIY Sebut 2 Kelurahan di Jogja Rawan Peredaran Narkoba Tertinggi
Salah satu pelaku dengan barang bukti terbanyak yakni FDH. Sehari-hari ia bekerja sebagai pemandu wisata di perusahaan bus pariwisata. Polisi menangkap FDH di rumahnya, di wilayah Maguwoharjo, Depok, Sleman, pada 27 Januari 2025. “Di rumahnya kami temukan barang bukti 17.000 butir pil warna putih bersimbol Y,” katanya.
FDH mendapatkan pil obaya dengan cara transaksi online di akun Instagram dan barang dikirim melalui jasa ekspedisi. Ia menjual obaya per toples Rp1 juta. “Dia juga memakai untuk dirinya sendiri, bisa sehari lima pil,” ungkapnya.
Meski demikian, FDH mengaku tidak pernah mengedarkan obaya saat bekerja. Ia mendistribusikan obaya di luar jam kerja untuk wilayah Jogja dan sekitarnya. “Dia mengaku menjualnya sampai Klaten, Solo, Magelang juga,” kata dia.
Meski bukan residivis, namun FDH sudah mengedarkan obaya sekitar setahun belakangan. Atas perbuatannya, FDH disangkakan Pasal 435 jo Pasal 138 ayat (2) UU RI No. 17/2023 tentang Kesehatan dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara dan denda Rp5 miliar.
Selain FDH, pelaku dengan jumlah barang bukti cukup banyak lainnya yakni MES, karyawan swasta. Dari tangannya, polisi mendapatkan 23.000 butir pil putih bersimbol Y. “MES ditangkap 1 Februari 2025 sekira pukul 11.20 WIB di wilayah Cokrodiningratan, Jetis,” ungkapnya.
BACA JUGA : Polres Bantul Ungkap 135 Kasus narkoba Sepanjang 2024
MES memperoleh pil obaya dari seseorang yang saat ini masih buron, dengan cara barang diletakan di sebuah alamat. Terhadap MES disangkakan Pasal 435 jo Pasal 138 ayat (2) UU RI No. 17/2023 tentang Kesehatan dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara dan denda Rp5 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Modus Pengasuh Ponpes di Kabupaten Semarang Cabuli Santrinya
Advertisement

Menikmati Gua-Gua yang Tidak Boleh Dilewatkan saat Berwisata ke Turki
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Gunungkidul Alokasikan Rp1,5 Miliar untuk Pengadaan Mobil Dinas Bupati dan Wakil Bupati
- Gandeng Hotel, Sosrowijayan Didorong Jadi Sentra Apem
- Hujan Deras dan Angin Kencang Sebabkan Pohon Tumbang hingga Pagar Roboh di DIY
- Gunungkidul Kini Punya 69 Perpustakaan Berbasis Inklusi, Ditargetkan Ada di Semua Kalurahan
- Susunan Pemain Malut Vs PSS Sleman, Laga Perdana untuk Pelatih Pieter Huistra
Advertisement
Advertisement