Advertisement
Inovasi Siswa, Siswa SMPN 8 Ubah Sampah Jadi BBM

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sejumlah siswa SMP Negeri 8 Jogja mampu mengubah sampah plastik yang tak bernilai menjadi berbagai bahan bakar minyak (BBM) seperti solar, minyak tanah, hingga bahan bakar sejenis Pertalite. Banyaknya sampah di sekitar mereka turut mendorong terciptanya inovasi ini.
Berawal dari keprihatinan persoalan sampah yang tak kunjung selesai, dua siswa SMPN 8 Jogja Myishamaysun Labibmaimun Khayruagung dan Gebyar Lintang tergerak untuk menciptakan inovasi sekaligus mengurangi sampah di lingkungan sekitarnya. Keduanya dibantu oleh guru pendamping meneliti pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif. Myishamaysun menjelaskan proses riset setidaknya dilakukan selama satu tahun, tepatnya saat dia duduk di bangku kelas VII.
Advertisement
Pada proses riset itu Myisha, sapaannya, mendapati upaya yang potensial untuk mengelola limbah sampah plastik secara ekonomis dan ramah lingkungan adalah dengan menjadikannya sebagai bahan bakar alternatif dengan proses pirolisis. Ini merupakan proses dekomposisi material dengan temperatur tinggi serta tanpa adanya O2.
Proses diawali dengan mengumpulkan dan memilih sampah plastik dan menjadikannya potongan berukuran 3x5 cm. Myisha mengatakan tak semua sampah plastik bisa diolah menjadi bahan bakar alternatif. Sampah plastik dengan alumunium foil dan styrofoam tak bisa diolah lantaran akan menghasilkan endapan yang menghambat proses pirolisis.
Semakin tebal plastik, maka akan semakin lama juga proses yang akan terjadi. Myisha juga berkesperimen untuk menggunakan kulit telur dalam proses pirolisis. Semakin sedikit residu yang tersisa, akan semakin cepat prosesnya dan semakin sempurna hasilnya.
Setelah sampah terkumpul, sampah plastik yang bersih dan kering lantas dipanaskan dalam tabung reaktor dengan menggunakan gas elpiji.
Tabung ini punya kapasitas hingga 5 kilogram sampah plastik. Siswa kelas VIII A ini menuturkan proses pemanasan membutuhkan waktu setidaknya hingga dua jam dengan suhu di atas 300 derajat celsius. Hasil pemanasan akan lebih maksimal jika pemanasan dilakukan hingga empat jam.
“Hasil yang dikeluarkan bertahap. Selama 30 menit dengan suhu di atas 100 derajat celsius baru keluar solar. Kedua baru minyak tanah dan terakhir Pertalite,” ujar Myisha saat ditemui di SMPN 8 Jogja, akhir pekan lalu.
Warga Kulonprogo ini menuturkan tabung reaktor yang dia gunakan masih dalam tahap penelitian sehingga kapasitas yang ditampung masih terbatas. Ini menjadikan jumlah bahan bakar yang dihasilkan pun tak terlalu signifikan. Pada satu kali proses pirolisis, sampah plastik mampu diubah menjadi 5 ml solar, 15-20 ml minyak tanah, dan kurang dari 5 ml pertalite.
Myisha mengatakan ada sejumlah tantangan yang dia hadapi selama penelitian pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif. Salah satunya berkaitan dengan pengaturan suhu yang sesuai. Selain itu, bahan bakar alternatif yang dihasilkan belum sepenuhnya bersih sehingga masih diperlukan proses pembersihan agar bahan bakar lebih aman digunakan untuk menggerakkan mesin. “Diharapkan penelitian ini bisa mengurangi jumlah sampah di sekeliling kita menjadi bahan bakar yang lebih memiliki nilai guna dan nilai jual,” ungkapnya.
BACA JUGA: Erick Thohir Merespons Dugaan Korupsi Pertamina: Kami Dukung Kejagung
Ikut Kompetisi
Penelitian ini sempat diikutkan kompetisi Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI). Namun, karya inovasi Myisha ini belum berhasil mencatat prestasi. Meskipun masih dalam tahap penelitian dan belum menghasilkan bahan bakar dalam jumlah banyak, Myisha optimistis penelitian pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif ini bisa terus dikembangkan ke depannya.
Ia berencana untuk terus memperbaiki proses pengolahan agar hasil yang diperoleh lebih banyak dan lebih efektif. Selain itu, Maysha ingin agar lebih banyak orang, terutama anak muda, terinspirasi untuk berinovasi dalam mengatasi masalah sampah yang semakin parah.
Di sisi lain, proyek Myisha ini bukan hanya sebuah inovasi yang patut diapresiasi, tetapi juga menjadi contoh bagi banyak orang khususnya generasi muda untuk ikut serta menjaga lingkungan dengan cara yang kreatif dan bermanfaat. "Saya ingin orang-orang tahu bahwa sampah plastik tidak harus menjadi masalah. Dengan sedikit kreativitas dan inovasi, kita bisa mengubahnya menjadi sesuatu yang berguna bagi kehidupan sehari-hari," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Dampingi Wapres Gibran, Taj Yasin Ingin Masyarakat Manfaatkan Program Cek Kesehatan Gratis
Advertisement

Sempat Ditutup Akibat Cuaca Ekstrem, Ranu Regulo di Kawasan Bromo Tengger Semeru Dibuka Kembali
Advertisement
Berita Populer
- Jam Belajar Mengajar di Sekolah Dipotong 5 Menit Setiap Mapel Selama Ramadan
- DKPP Bantul Jamin Stok Pangan dan Daging Aman Selama Ramadan dan Lebaran 2025
- Intensitas Hujan Tinggi, Dispar Sleman Ingatkan Pelaku Wisata yang Menggelar Tradisi Padusan Jelang Ramadan
- Wabup Sleman Minta Peningkatan Kompetensi Pengelola BLUD
- Antusiasme Tinggi, Uji Coba Bus Listrik Trans Jogja Akan Dievaluasi dan Digilir ke Rute Lain
Advertisement
Advertisement