Hotel di Sekitar Bandara YIA Siap Jadi Embarkasi Haji

Harianjogja.com, JOGJA—Pemda DIY masih menunggu persetujuan dari Kementerian Agama (Kemenag) untuk realisasi pembangunan embarkasi haji di Kulonprogo. Satu hotel di dekat Yogyakarta International Airport (YIA) atau Bandara YIA sudah siap menjadi tempat transit jika usulan ini disetujui.

Sekda DIY, Beny Suharsono, menjelaskan Pemda DIY sudah bersurat ke Kemenag untuk mendirikan embarkasi haji di Kulonprogo. “Kami tinggal menunggu jawaban dari Kementerian Agama,” ujarnya saat ditemui wartawan, Rabu (5/3/2025).

Embarkasi yang diusulkan tersebut tidak membangun gedung atau fasilitas khusus, melainkan bekerja sama dengan sejumlah hotel yang ada di sekitar YIA. “Sesuai perencanaan, Pemda DIY tidak akan membangun embarkasi dalam waktu cepat, tetapi kami bekerja sama dengan hotel yang ada di sekitar YIA,” katanya.

Sebenarnya, Pemda DIY sudah menyiapkan lahan untuk pembangunan fasilitas khusus embarkasi. Namun, di tengah efisiensi anggaran yang sedang dijalankan pemerintah, pembangunan tersebut tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat.

“Untuk membangun butuh anggaran, sementara saat ini tengah diberlakukan efisiensi anggaran. Sudah ada calon lokasinya di sebelah barat YIA, enggak terlalu jauh,” katanya.

Jika nantinya penggunaan hotel untuk tempat transit mendapat persetujuan dari Kemenag, maka embarkasi haji di Kulonprogo bisa dimulai pada musim haji 2026. “Karena tahun ini belum dapat jawaban, sementara mekanisme haji sudah berjalan,” kata dia. Usulan ini juga untuk meningkatkan okupansi hotel di sekitar YIA, yang mengalami penurunan karena dampak efisiensi anggaran pemerintah. “Sehingga saling membantu, karena okupansinya rendah sekali akibat efisiensi,” katanya.

BACA JUGA: Zinc Mineral yang Kerap Dilewatkan, Ini Penjelasan dan Manfaatnya untuk Tubuh

Sangat Layak

Sementara, Kepala Kanwil Kementerian Agama DIY, Ahmad Bahiej, menuturkan syarat pendirian embarkasi yakni adanya bandara internasional dan kuota jemaah haji minimal 4.000 orang. Syarat ini sudah terpenuhi dengan adanya YIA dan kuota jemaah dari Jogja, Karesidenan Kedu dan Banyumas yang mencapai sebanyak 12.000 jemaah.

Adapun asrama haji adalah fasilitas minimal yang harus ada untuk tempat transit keberangkatan dan kepulangan jemaah. “Maka, untuk asrama haji yang bersifat fasilitas bisa menggunakan sejumlah hotel yang ada di sekitar YIA,” katanya.

Dari hasil diskusi antara Kanwil Kemenag DIY, Pemda DIY, Pemkab Kulonprogo, manajemen YIA dan sejumlah hotel di sekitar YIA, maka dinyatakan DIY siap menjadi embarkasi haji. Gubernur DIY, Sri Sultan HB X pun sudah menyurati Menteri Agama di awal Februari lalu terkait dengan usulan ini. “Nanti yang menetapkan adalah Menteri Agama serta berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan karena berkaitan dengan penerbangan pesawat,” ujar Bahiej.

Berdasarkan studi kelayakan, hotel-hotel di sekitar YIA cukup layak dijadikan tempat transit jemaah calon haji. Ketika embarkasi baru ini sudah diputuskan, maka nantinya hotel di sekitar YIA wajib mengosongkan kamar untuk umum pada musim haji. “Jadi full book semua untuk jemaah calon haji dan panitia,” kata dia.

Dari empat hotel yang ada di sekitar YIA, sampai saat ini baru satu hotel yang sudah dipastikan bisa digunakan untuk transit embarkasi haji, dengan kapasitas 1.000 orang, yakni Novotel. “Kebutuhannya dua kali kloter atau sekitar 900 orang. Jadi hotel ini sudah mencukupi untuk dua kloter,” katanya.

Hotel tersebut dipilih karena bus bisa masuk kompleks hotel. Meski demikian, hotel yang digunakan bisa bertambah jika diperlukan. “Nanti bisa berkembang ketika jumlah kuota jemaah yang ditetapkan bertambah. Secara umum, empat hotel yang ada di sekitar YIA sudah menyatakan sanggup,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News