Advertisement
Open House Wali Kota, Hasto Terima Keluhan soal Sampah hingga Laptop

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo menggelar open house untuk menampung keluhan warga mulai Rabu (5/3). Bagaimana kondisi open house perdana Hasto?
Balai Kota Jogja masih sepi saat jarum jam menunjukkan pukul 06.30 WIB. Hanya tampak beberapa kendaraan diparkir di depan kantor-kantor dinas. Sejumlah petugas kebersihan juga belum rampung menyapu halaman Balai Kota.
Advertisement
Di depan Gedung Wali Kota, kendaraan berjejer di halaman. Beberapa warga duduk berjajar layaknya mengantre di puskesmas ataupun klinik kesehatan. Ini merupakan hari pertama Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo menggelar open house di Balai Kota.
Satu per satu "pasien" datang dan mendaftar di meja antrean. Tepat pukul 07.00 WIB, beberapa "pasien" sudah selesai berkonsultasi dan menerima "obat". Pagi itu, Hasto Wardoyo yang bertugas. Berbagai keluhan dia terima. Kali ini tak menyoal kesehatan seperti sesi konsultasi yang biasa dia lakukan, tapi justru persoalan umum yang terjadi di masyarakat.
Kapasitasnya di sini pun bukan sebagai dokter, melainkan Wali Kota Jogja. "Pasien" yang datang akan pulang dengan "obat" berupa solusi yang dia tawarkan. Semua ini adalah bagian dari program open house yang diinisiasi Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo sebagai wadah mendengar aspirasi warga. Hasto mengubah ruang kerjanya menjadi ruangan konsultasi warga sejak pukul 05.30-09.00 WIB pada Rabu setiap pekan.
Pukul 07.30 WIB salah satu warga selesai berkonsultasi dengan Hasto. Dia adalah Renny Anggriana Frahesty, seorang warga Kota Jogja yang juga Ketua Perkumpulan Narasita Perempuan Indonesia. Reny memanfaatkan layanan open house yang diberikan oleh Pemkot Jogja. Dia menyampaikan harapannya agar pendidikan seksual bisa dimasukkan dalam kurikulum sekolah. Bukan tanpa alasan, Renny merasa prihatin dengan banyaknya kasus pernikahan dini yang terjadi di Kota Jogja. Bahkan, berdasarkan catatannya, ada 400 anak mengajukan permohonan dispensasi pernikahan pada 2013-2014. "Bagi saya karena beliau [Hasto Wardoyo] juga bidangnya. Peristiwa kehamilan yang tidak dikehendaki akan merugikan perempuan maupun laki-laki," ujar Renny saat ditemui di Balai Kota Jogja, Rabu.
Renny mendapatkan informasi open house dari media sosial. Saking antusiasnya, dia sempat salah tanggal dan datang pada Selasa (4/3). Ia terkesan dengan program yang diinisiasi Hasto ini. Di sela-sela kesibukannya, Hasto masih menyempatkan diri untuk mendengar keluhan warga.
Menurutnya, open house bisa mempersingkat alur bertemunya Wali Kota Jogja dengan warga. Selama ini, Renny harus menempuh sejumlah alur birokrasi yang panjang untuk sekadar bertemu dan berkeluh kesah dengan pemimpin Kota Jogja.
Di sisi lain, dia juga mengajak warga Kota Jogja untuk memanfaatkan program open house ini. "Ini satu peluang yang baik yang harus digunakan Warga Kota Jogja," jelasnya.
BACA JUGA: Sistem Penerimaan Murid Baru, Bakal Ada Perubahan Daya Tampung di Tiap Jalur
Pengelolaan Sampah
Selain Renny, ada juga Taufiq yang hadir langsung ke ruangan Hasto Wardoyo untuk menyampaikan gagasannya mengenai pengelolaan sampah. Menurutnya, penting bagi Pemkot Jogja untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan air mineral dalam kemasan. Perusahaan diharapkan bisa digandeng untuk ikut serta mengelola sampah yang dihasilkan dari produknya. Di sisi lain, dia juga menyampaikan bantaran sungai yang harus menjadi perhatian Pemkot Jogja. Sebab, tak jarang longsor hingga genangan air muncul di ruas-ruas jalan Kota Jogja seusai dilanda hujan deras.
"Sepanjang bantaran sungai, masyarakat dimohon tidak membuang sampah, membuang limbah ke sungai. Salah satu yang longsor ternyata pembuangan [limbah] dari rumah. Bantaran sungai diusahakan dirawat agar tidak terjadi banjir seperti tanah longsor," ungkapnya.
Total 13 orang hadir di Balai Kota mengikuti kegiatan open house. Program ini diadaptasi di Kota Jogja setelah sukses diselenggarakan di Kulonprogo, saat Hasto menjadi bupati. Menurut Hasto, open house atau pertemuan langsung dengan warga semacam ini bisa membuka kanal-kanal tersumbat sehingga komunikasi berjalan dengan lancar. Warga yang ingin bertemu tak perlu mengajukan surat audiensi yang prosesnya panjang. "Tidak harus dijadwalkan dulu dan lain sebagainya. Ini juga bisa memangkas jalur komunikasi yang panjang hanya untuk bertemu wali kota," tutur Hasto.
Mantan Kepala BKKBN ini berharap persoalan yang dibawa ke meja kerjanya merupakan persoalan umum, bukan persoalan pribadi. Meski demikian, Hasto juga akan tetap menerima jika ada keluhan terkait dengan persoalan pribadi. Salah satunya terkait dengan keluhan guru PAUD yang meminta fasilitas berupa laptop. "Tadi ada guru PAUD yang selama ini bahkan tidak digaji. Beliau butuh laptop untuk mendukung pembelajaran. Kalau itu harus diusulkan melalui mekanisme penganggaran, bisa jadi baru tahun depan direalisasikan. Hal-hal seperti ini saya kira bisa memangkas jalur birokrasi. Saya yakin, Pemkot pasti bisa membantu," ungkapnya.
Open house ini nantinya dilaksanakan secara rutin setiap Rabu pukul 05.30-09.00 WIB. Siapa pun dipersilakan hadir, bahkan selain warga Kota Jogja juga diperkenankan untuk datang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Ini Cara Login Info GTK dan Cek Tunjangan Sertifikasi Guru yang Baru
Advertisement
Ramadan, The Phoenix Hotel, Grand Mercure & Ibis Yogyakarta Adisucipto Siapkan Menu Spesial
Advertisement
Berita Populer
- Kronologi Mobil Patroli Polisi Ditabrak Carry dan Grand Max di Malioboro
- Dapur Umum untuk MBG di Sanden Bantul Minggu Ini Ditargetkan Rampung
- Penambang Tewas Tertimpa Batu di Semin Gunungkidul
- Perbaikan Infrastruktur Jalur Mudik di Wilayah DIY Terus Dikebut
- Beredar Narasi Perang Sarung di Ngemplak, Polisi Jelaskan Faktanya
Advertisement
Advertisement