Advertisement
Putus Sekolah Formal, Dua Ribu Anak di Kulonprogo Tak Rampung Pendidikan Dasar 9 Tahun

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO–Angka putus sekolah di Kulonprogo terbilang tinggi menurut data pokok pendidikan (Dapodik). Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) akan melakukan survei lapangan untuk mengecek secara langsung kondisi tersebut.
Kepala Disdikpora Kulonprogo, Nur Wahyudi menjelaskan pada Jumat (14/3/2025) bahwa pihaknya mendapat data putus sekolah itu dari Disdikpora DIY. Jumlah anak yang tak rampung menempuh wajib belajar sembilan tahun itu sekitar 2.000 orang.
Advertisement
Wahyudi menyebut pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Balai Balai Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kulonprogo untuk melakukan survei lapangan itu. Ia menyebut nanti pemeriksaan itu akan melibatkan pemerintah kalurahan.
Survei lapangan ini bertujuan untuk, jelas Wahyudi, memverifikasi kebenaran data tersebut. “Soalnya ada kemungkinan terjadi salah input yang dilakukan operator di tiap sekolah, sehingga perlu dicek lagi,” jelasnya.
Sebelumnya Disdikpora Kulonprogo sudah mengumpulkan seluruh petugas operator sekolah, lanjut Wahyudi, untuk memeriksa lagi Dapodik yang selama ini diisi. “Setelah koordinasi dengan seluruh operator itu ada yang memang salah input,” terangnya.
Guna memastikan lagi data putus sekolah itu, sambung Wahyudi, Disdikpora Kulonprogo akan menggandeng pemerintah kalurahan di wilayahnya untuk turut menyurvei kondisi itu. “Harapannya dengan melibatkan pemerintah kalurahan yang memang tahu kependudukan dan kondisi sosial di wilayahnya dapat lebih memvalidasi data tersebut,” katanya.
BACA JUGA: Satpol PP Bantul Tutup 6 Tempat Pengolahan Sampah Ilegal
Wahyudi menjelaskan fenomena putus sekolah di Kulonprogo memang ada. Dugaan alasan utamanya karena anak mengenyam pendidikan informal seperti pondok pesantren sehingga tidak memperhatikan pendidikan formal.
Faktor lain yang menyebabkan putus sekolah, menurut Wahyudi, karena anak sudah terlanjur kerja. “Kami pernah menemukan anak yang putus sekolah karena sudah kerja, sudah kami fasilitasi untuk sekolah lagi tapi tidak mau karena mungkin sudah dapat uang,” ungkapnya.
Meski begitu Wahyudi menjamin tidak ada anak yang putus pendidikan sembilan tahun di Kulonprogo karena alasan biaya. Soalnya pendidikan jenjang SD dan SMP sudah gratis.
Bahkan Disdikpora Kulonprogo memiliki program beasiswa untuk siswa miskin untuk memotivasi anak tetap sekolah. “Kalau faktor putus sekolah karena tidak punya biaya itu tidak ada, akan kami dalami lagi lewat survei lapangan nanti,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Status Ridwan Kamil Belum Ditentukan dalam Kasus Korupsi BJB, KPK: Masih sebagai Saksi
Advertisement

Masjid Sultan Eyup, Masjid di Istanbul yang "Dijaga" Sahabat Nabi Muhammad SAW
Advertisement
Berita Populer
- Dengan JKN, Risma Jalani Kehamilan dan Persalinan Tanpa Cemas Biaya
- Dugaan Korupsi Wifi Diskominfo Sleman, Polresta Periksa 10 Saksi
- Polres Bantul dan Wartawan Bersinergi Berbagi Takjil di Bulan Ramadan
- Mitigasi Bencana Hidrometeorologi, BPBD Bantul Dirikan 75 Pos Banjir dan Longsor
- Seorang Satpam SMA di Sleman Ditangkap karena Diduga Suplai Senpi untuk KKB
Advertisement
Advertisement