Advertisement

Pemkot Jogja Fokus Intervensi Stunting di Tahunan dan Sorosutan

Alfi Annisa Karin
Senin, 17 Maret 2025 - 15:37 WIB
Sunartono
Pemkot Jogja Fokus Intervensi Stunting di Tahunan dan Sorosutan Ilustrasi anak/anak mengukur tinggi badan. / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja terus berupaya untuk menekan angka prevalensi stunting. Salah satunya fokus di wilayah Tahunan dan Sorosutan.

Kepala Dinkes Kota Jogja Emma Rahmi Aryani memastikan angka prevalensi stunting saat ini masih berada di bawah rata-rata nasional, yakni 11,83 persen. Meski demikian, intervensi penting untuk dilakukan lantaran masih ada dua kelurahan yang memiliki angka prevalensi di atas rata-rata Kota Jogja. Keduanya adalah Kelurahan Tahunan dengan angka 12,09 persen dan Kelurahan Sorosutan dengan angka 15,80 persen.

Advertisement

BACA JUGA: Ada Ribuan Bayi Stunting di Bantul, Namun Tingkat Kunjungan ke Posyandu Minim

Emma mengatakan, intervensi stunting turut menggerakkan para kader kesehatan di masing-masing wilayah. Kini, di tiap kelurahan setidaknya ada 5 kader kesehatan yang bertugas. Termasuk dalam upaya penanganan stunting. Emma menyebut kader kesehatan punya tugas untuk mengawal ibu hamil ataupun ibu dengan bayi usia di bawah dua tahun.

"Kadang kami sudah memberikan makanan tambahan, tapi untuk masuk ke mulut balita ini tidak mudah. Ini yang harus dikawal. Jangan sampai nanti sudah mendapatkan [makanan tambahan] malah salah sasaran," ujar Emma saat ditemui di Balai Kota Jogja, Senin (17/3/2025).

Emma mengatakan pengentasan stunting ini menjadi salah satu Quick Wins atau program percepatan yang dilaksanakan pada kepemimpinan Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo. Pihaknya berkomitmen untuk terus mengawal progres penanganan stunting di Kota Jogja. Emma menyebut, pengentasan stunting tak bisa dikerjakan sendiri oleh Dinkes. Namun, perlu peran serta dari berbagai pihak lainnya seperti Dinas Pertanian dan Pangan, DP3AP2KB, hingga pihak swasta.

"Kalau intervensi spesifik kita dari kesehatan kan hanya 30 persen. Sementara yang 70 persen kan sensitif itu kan dari OPD yang lain. Tidak bisa menggantungkan hanya di Dinkes," ujarnya.

BACA: Ini Upaya Pemkab Gunungkidul Tekan Angka Stunting di Bawah 14 Persen

Dinkes tak hanya fokus pada penanganan stunting. Perhatian pada kesehatan seluruh siklus hidup manusia. Mulai dari bayi, balita, ibu hamil, anak sekolah, remaja, usia produktif, hingga lansia.

"Itu menjadi konsennya bapak [wali kota] sehingga kami pun ini mengawal sesuai siklus hidup ini. Nanti kan ada program satu kampung satu bidan atau tenaga kesehatan. Kami juga mendukung," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kapolres Ngada Dipecat terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur dan Narkoba

News
| Senin, 17 Maret 2025, 20:37 WIB

Advertisement

alt

Ulu Camii, Masjid Agung yang Indah dengan 20 Kubah Besar

Wisata
| Sabtu, 15 Maret 2025, 11:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement