Advertisement
Anggaran Cekak, Perbaikan IPAL di Rusun Jongke Sementara Mandek

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—UPTD Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Sleman menyampaikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang ada di rusun tersebut rusak sebulan terakhir dan belum dapat diperbaiki.
Kepala UPTD Rusunawa DPUPKP Sleman, Suroto, mengatakan limbah dalam IPAL tersebut meluber dan menimbulkan bau. Perbaikan tidak dapat segera dilakukan lantaran ketiadaan anggaran.
Advertisement
BACA JUGA: Tahun Ini, Pemkot Jogja Akan Membangun Rusunawa dengan Danais Rp5 Miliar
“Kalau harus disedot ya butuh berapa mobil tangki itu. Limbah yang diolah dari banyak kamar. Memang harus ada perbaikan. Mungkin ada sumbatan atau seperti apa,” kata Suroto ditemui di kantornya, Senin (18/3/2025).
Suroto menyampaikan biaya pemeliharaan gedung bertingkat hanya mendapat alokasi anggaran Rp16,8 juta dan pekerjaan kusen sekitar Rp10 juta. Adapun pemeliharaan taman Rp12 juta. Ihwal kurangnya anggaran, dia telah menyampaikan ke Bidang Cipta Karya DPUPKP Sleman.
Kata dia, pengalokasian anggaran perbaikan IPAL paling tidak menunggu APBD Perubahan yang biasanya dilakukan pada Agustus.
Ada empat rusunawa di Sleman, yaitu Mranggen, Dabag, Jongke, dan Gemawang. Total kamar empat rusun tersebut mencapai 1.041 unit. Ada lagi satu rusun bernama Gemawang Baru. Rusun ini sempat menjadi shelter Covid-19 dan belum beroperasi hingga saat ini.
“Masih belum diserahterimakan ke DPUPKP Sleman. Itu yang membangun Pemerintah Pusat,” katanya.
BACA JUGA: Ratusan Unit Rusunawa di DIY Belum Terisi, Ini Daftarnya
Menurut Suroto, Rusun Gemawang Baru memiliki spesifikasi yang berbeda dengan empat rusunawa lain. Rusun yang terletak di Kalurahan Sinduadi, Mlati tersebut memiliki dua bed single dan dua kamar mandi dalam. Tidak ada dapur. Dapur yang ada bersifat komunal yang terletak di setiap lantai.
Dengan spesifikasi tersebut, rusun itu kurang cocok apabila digunakan untuk rumah tangga. Informasi yang Suroto dapat, rusun tersebut diarahkan penggunaannya untuk pekerja. “Tapi pekerja yang seperti apa belum tahu. Apakah pekerja formal atau informal,” ucapnya.
Selama ini, rusunawa di Sleman yang memang diperuntukkan bagi masyarakat bepenghasilan rendah (MBR) dimanfaatkan oleh pekerja informasl seperti pedagang, tukang parkir, hingga tukang ojek online.
Kepala Bidang Cipta Karya DPUPKP Sleman, Suwarsono, mengaku perbaikan IPAL untuk Rusun Jongke memang belum dianggarkan.
“Saya tanya UPTD Rusunawa belum dianggarkan. Bisa juga nanti dialokasikan ketika APBD Perubahan,” kata Suwarsono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

DPR RI Kutuk Penembakan Tewaskan 3 Polisi, Pelaku Libatkan TNI
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Meningkatkan Literasi Lokal DPAD DIY Menggelar Bimtek Kepenulisan Berbasis Budaya
- Sultan HB X Minta PSS Sleman Tidak Irit Beli Pemain
- Candi Prambanan Tutup saat Hari Raya Nyepi, Masyarakat Dapat Menyaksikan Pawai Ogoh-ogoh
- Program Makan Gratis di Gunungkidul Selesai, Anggaran Sisa Rp33 Juta
- Penutupan Plengkung Gading, Dishub DIY Sesuaikan Lalu Lintas di Tiga Persimpangan
Advertisement
Advertisement