Advertisement

Bimtek DPAD DIY, Pustakawan Perlu Memiliki Keterampilan Menulis

Media Digital
Kamis, 20 Maret 2025 - 16:17 WIB
Marketing Harjo
Bimtek DPAD DIY, Pustakawan Perlu Memiliki Keterampilan Menulis Pustakawan dan staf Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY sedang menggelar kunjungan lapangan sebagai rangkaian bimbingan teknis di Museum Ullen Sentalu, Kaliurang, Kalurahan Hargobinangun, Pakem, Sleman, Kamis (20/3/2025). - Harian Jogja - Andreas Yuda Pramono

Advertisement

SLEMAN—Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY menggelar bimbingan teknis (bimtek) kepenulisan berbasis konten budaya lokal DIY angkatan kedua di Museum Ullen Sentalu, Kalurahan Hargobinangun, Pakem, Sleman, Kamis (20/3/2025).

Kepala DPAD DIY, Kurniawan, mengatakan peserta bimtek angkatan kedua menyasar staf DPAD DIY dan pustawakan. Menurut dia, pustakawan dan staf juga perlu memiliki keterampilan menulis mengenai budaya lokal DIY. Dengan begitu, diseminasi pengetahuan lokal dapat menyasar masyarakat luas.

Advertisement

“Pustakawan dari dalam dulu kami beri bimtek. Kami harapkan mereka bisa menjai pendamping juga nantinya. Kalau pustakawan tidak tahu teknik kepenulisan bisa repot. Step selanjutnya nanti pustakawan bisa menulis dengan topik lebih luas,” kata Kurniawan ditemui di Museum Ullen Sentalu, Kamis (20/3/2025).

Kurniawan menambahkan keluaran/ output bimtek angkatan kedua sama seperti angkatan pertama. Mereka menulis mengenai konten budaya lokal DIY dan akan dibukukan. Tema yang disodorkan masih sama, yaitu filsafat hidup, sosial-budaya, obat-obatan, dan benda-benda hasil kebudayaan.

Dia menerangkan kunjungan di museum dapat merangsang pikiran untuk memunculkan ide kepenulisan. Ide ini memberikan tawaran lain atau memberikan kebaruan terhadap kerangka tulisan dan tujuan kepenulisan.

Menulis bukan sekadar persoalan teknis. Menulis berarti melatih kepekaan penulis. Kepekaan yang dimiliki seorang penulis akan membuat tulisan lebih hidup atau berwarna. Selain berkunjung di museum, Kurniawan mengaku penulis perlu juga turun ke lapangan di mana dapat ditemukan adat-tradisi yang masih hidup.

“Kalau ke museum saja, itu belum cukup untuk stimulasi mereka untuk memunculkan ide menulis. Budaya kan bukan hanya seni, ada aspek sosiologi dan ekonomi di balik itu. Ini yang juga perlu dialami langsung,” katanya.

BACA JUGA: Siap-Siap, Jasa Pengelola Sampah Swasta di Sleman Bakal Ditertibkan

Sebab itu, peserta bimtek juga diajak ke destinasi wisata Nawang Jagad, Kaliurang. Kata Kurniawan, ada sebuah cerita di tempat tersebut yang dapat merangsang ide kepenulisan fiksi. Nawang Jagad yang dikelola masyarakat juga akan memberikan tawaran narasi yang berbeda dan otentik.

Setelah bimtek tersebut selesai, DPAD DIY akan melakukan evaluasi. Hasil evaluasi akan menjadi pijakan mereka dalam membuat program dan merancang materi yang penting dan tepat sasaran untuk peserta.

“Kami coba cari pola untuk pendampingan lanjutannya seperti apa. Dengan begitu selesai diklat tidak langsung ilang materinya. Kami dampingi terus,” ucapnya.

Staff Riset Museum Ullen Sentalu, Restu Ambar Rahayuningsih, mengatakan pengumpulan materi kepenulisan dapat dilakukan baik melalui kepustakaan maupun lapangan. Kedua hal ini dapat saling melengkapi.

BACA JUGA: Siap-Siap, Jasa Pengelola Sampah Swasta di Sleman Bakal Ditertibkan

Agar tulisan dapat menyasar dan diterima atau dipahami masyarakat luas, Restu menyampaikan tulisan perlu dibuat seperti ketika membuat status Whatsapp. Tulisan populer perlu dibuat sederhana namun dapat memantik perdebatan dan memunculkan ide.

Paling tidak, ada dua hal yang dapat dia sarankan bagi penulis, yaitu ide tulisan perlu sederhana namun penuh ekplorasi dan penggunaan bahasa yang sederhana pula. Buat tulisan tersebut selentur mungkin layaknya sedang bercerita. Pembaca akan terbawa alur tulisan.

Ihwal kendala, penulis bisa juga mengalami creative block atau situasi di mana ide tidak dapat mengalir. Tulisan menjadi mandek. Hal ini bisa terjadi, salah satunya karena kelelahan. Penulis perlu mengambil jeda dan melakukan koreksi.

“Hari ini kan peserta banyak dari staf, jadi kami ingin menggugah mereka. Kami ingin menyampaikan bahwa DPAD DIY punya referensi yang tidak dapat diakses masyarakat umum,” kata Restu. Pustakawan DPAD DIY, Budiyono, mengaku sedang menulis mengenai obat-obatan tradisional. Ide tersebut muncul dari lingkungan rumahnya yang ditumbuhi tanaman obat keluarga atau empon-empon.

Menurut dia, obat-obatan tradisional perlu diangkat kembali. Hal ini akan membantu masyarakat untuk mengatasi penyakit ringan atau sebagai upaya pencegahan penyakit. Bimtek kepenulisan ini menjadi cara bagi dia dalam menyusun tulisan yang mudah dan enak dibaca.

“Pustakawan harus bisa menulis. Tulisan ini juga nantinya kami kembalikan ke masyarakat. Data-data juga kami ambil dari masyarakat,” kata Budiyono. (***)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

24 Aset Terkait Kasus LPEI Disita Oleh KPK

News
| Jum'at, 21 Maret 2025, 04:27 WIB

Advertisement

alt

Menikmati Keindahan Danau Baikal di Siberia Tenggara, Tertua di Bumi Berusia 25 Juta Tahun

Wisata
| Rabu, 19 Maret 2025, 21:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement