Advertisement
Antisipasi Aksi Nuthuk Saat Libur Lebaran di Jogja, Pemkot Siapkan Intel hingga Daftar Menu PKL

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemkot Jogja menyiapkan sejumlah cara untuk antisipasi tindakan nuthuk yang dilakukan oleh pedagang di sekitar kawasan Malioboro selama libur lebaran 2025.
Untuk informasi, nuthuk merupakan tindakan yang dilakukan oleh pedagang saat mematok harga dagangannya lebih tinggi dibanding harga normal. Biasanya terjadi saat momentum liburan.
Advertisement
Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo menyebut antisipasi tindakan nuthuk ini merupakan salah satu Quick Wins atau program percepatan yang dicanangkan oleh Dinas Pariwisata Kota Jogja.
BACA JUGA: Ini Jadwal Lengkap Libur dan Cuti Bersama Lebaran 2025
Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan menyeragamkan daftar harga para pedagang kaki lima (PKL) di sirip-sirip Jalan Malioboro. Di bawah daftar harga itu akan disertai dengan imbauan untuk membayar sesuai dengan harga yang sudah tertera.
Setiap pedagang juga akan ditandai dengan nomor sehingga jika nantinya ada aduan, maka lebih mudah untuk dilakukan pelacakan.
"Sementara ini kita belum merumuskan sanksi, tapi kita memberi hotline yang harus dihubungi. Maka begitu di situ ada yang nuthuk kita akan langsung datangi. Karena dengan respon cepat begitu dia (pedagang) pasti kaget itu," ujar Hasto saat dikonfirmasi di Balai Kota Jogja belum lama ini.
Selain menyeragamkan daftar harga, Hasto menyebut dia juga akan mengerahkan intel yang turut menyamar sebagai pembeli. "Kalau sampai nanti saya mengerahkan pasukan saya untuk jajan di situ dan ada yang dithuthuk, ya Dinas Pariwisata tak duduk juga. Karena itu janji, di Pakta Integritas sudah jelas. Itu sebagai antisipasi," imbuhnya.
Sementara, Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Jogja Muhammad Zandaru menjelaskan berdasarkan pendataannya ada sekitar 60 pedagang yang akan diberikan fasilitas papan atau daftar harga.
Beberapa titik yang akan disasar yakni pedagang makanan dan minuman di sirip-sirip Malioboro dari Tugu Yogyakarta sampai dengan Titik Nol Kilometer. Mulai dari Jalan Gowongan Lor, Gowongan Kidul, Jalan Siti Sewu, Jalan Suryatmajan, Jalan Paseksan, hingga Jalan Dagen.
"Jadi umpamanya harga bakso Rp 10.000, harga soto Rp 12.000. Jelas di situ dan di situ ada tulisan bayarlah sesuai dengan harga yang ada di menu itu," tutur Zandaru.
Dia menyebut upaya sosialisasi juga dilakukan bagi pedagang. Dalam hal ini Dinas Pariwisata juga turut menggandeng Satpol PP Kota Jogja. Jika pedagang ngeyel akan ditindak sesuai dengan aturan yang berlaku. Zandaru menyebut upaya antisipasi tindakan nuthuk ini perlu dilakukan mengingat akan mencoreng citra Kota Jogja sebagai Kota Pariwisata.
"Ketika citranya itu negatif karena adanya nutuk baik itu makanan, minuman, atau parkir tentu itu akan mengurangi citra baik Kota Jogja dan nanti dampaknya adalah berkurangnya wisatawan. Dampaknya lagi adalah berkurangnya PAD," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Upacara Tawur Agung Digelar di Candi Prambanan, Catat Tanggalnya
Advertisement
Berita Populer
- Masih Ada Waktu untuk Penukaran Uang Baru di Jogja, Putaran Terakhir, Cek Jadwal dan Caranya di Sini
- Truk Pengangkut Tanaman Hias Terguling di Tanjakan Seropan Dlingo
- Pengembangan Pariwisata Sleman, Dispar Gagas Trail of Industrialisation
- Peringatan Dini BMKG, Waspada Hujan Lebat Disertai Petir Hari Ini
- Koperasi Merah Putih Srimulyo Siap Diresmikan pada Hari Koperasi Nasional 2025
Advertisement
Advertisement