Advertisement
Pemkot Jogja Dorong Pengelolaan Sampah Mandiri di Lingkungan Sekolah, SMP Stella Duce 1 Jadi Contoh

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemkot Jogja mendorong sekolah untuk bisa mengolah sampah secara mandiri. SMP Stella Duce 1 Jogja menjadi salah satu sekolah terbaik dalam mengatasi permasalahan sampah.
Kepala SMP Stella Duce 1 Jogja, Joko Sunarno, mengatakan pemilahan sampah sudah rutin dilakukan di sekolahnya. Sampah diolah berdasarkan jenisnya dan diolah menjadi produk yang memiliki nilai guna, misalnya sampah plastik yang diolah menjadi ecobrick.
Advertisement
"Daun kering yang sulit terurai untuk dijadikan kompos, kami olah diolah menjadi briket sebagai bahan bakar alternatif melalui proses pembakaran dan pencampuran dengan bahan tambahan,” ujar Joko belum lama ini.
Selain itu, SMP Stella Duce 1 juga menerapkan kebijakan ramah lingkungan melalui 7 Gerakan KPKC yakni Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan. Salah satu fokus utamanya adalah menghindari penggunaan plastik dan kemasan styrofoam. Siswa diwajibkan menggunakan alat makan yang dapat digunakan kembali.
"Kami ingin membangun kesadaran di kalangan siswa bahwa pengelolaan sampah yang baik adalah bagian dari tanggung jawab bersama untuk menjaga kelestarian alam, menciptakan lingkungan sekolah yang lebih bersih, sehat, dan ramah lingkungan,” katanya.
Di sisi lain, edukasi soal pengelolaan sampah di tengah masyarakat bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu inovasi Pemkot Jogja dalam hal ini adalah turut menggandeng anak-anak muda untuk menciptakan tayangan edukasi berupa foto dan video kepada masyarakat. Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo, memberikan penghargaan pada sejumlah konten terbaik terkait kampanye pengelolaan sampah. Hasto mengatakan anak muda di Kota Jogja merupakan agen perubahan dalam hal kelestarian lingkungan. Menurutnya, perubahan yang nyata dimulai dari generasi muda.
"Orang yang berusia 50 tahun ke atas mungkin sulit menjadi motor perubahan. Anak-anak muda memiliki cara tersendiri dalam memahami dan menjalankan perubahan,” kata Hasto.
Hasto menambahkan kampanye pengelolaan sampah dengan foto dan video diharapkan dapat menyentuh hati untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya melalui media visual. Dia mencontohkan bagaimana video pendek yang kuat secara emosional dapat lebih efektif dalam mengubah perilaku masyarakat dibandingkan hanya sekadar peraturan tertulis. Seperti kampanye kebersihan di Singapura pada 1970-an.
"Ada sebuah video yang sangat menyentuh seorang orang tua membuang sampah dari jendela, lalu seorang anak kecil memungutnya kembali. Video ini begitu kuat dampaknya hingga menyentuh hati banyak orang dan memotivasi perubahan. Inilah kekuatan kampanye berbasis visual yang menyentuh emosi," katanya.
Selain dengan cara kekinian, Hasto mengajak warga sekolah untuk rutin melakukan gotong royong untuk membersihkan area sekolah dan sekitarnya. Ini guna menanamkan nilai kepedulian terhadap kebersihan lingkungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Tim SAR Gabungan Perpanjang Masa Pencarian Wisatawan Terseret Ombak di Pantai Parangtritis
- Ratusan Perantau Asal Jogja Diangkut 10 Bus, Dilepas dari Balai Kota Menuju Jabodetabek
- Jadwal KRL Jogja-Solo Hari Ini Senin 7 April 2025: Stasiun Tugu, Lempuyangan, Maguwo, Ceper, Srowot, Delanggu hingga Palur
- Jadwal Kereta Bandara Xpress Hari Ini Senin 7 April 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Wates dan YIA
- Jadwal Terbaru Kereta Api Prameks Hari Ini Senin 7 April 2025
Advertisement
Advertisement