Advertisement

Petani di Seyegan Masih Andalkan Tengkulak untuk Penyerapan Gabah

Andreas Yuda Pramono
Senin, 07 April 2025 - 21:37 WIB
Sunartono
Petani di Seyegan Masih Andalkan Tengkulak untuk Penyerapan Gabah Panen padi / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Sejumlah petani di Kapanewon Seyegan masih mengandalkan tengkulak untuk menyerap hasil pertanian padi. Hal ini disebabkan oleh minimnya produksi padi. Sedangkan, penyerapan gabah kering panen (GKP) oleh Bulog dapat dilakukan dengan minimal berat 1 - 2 ton per karung.

Anggota Kelompok Tani (Poktan) Sarana Makmur Barak Margoluwih Seyegan, Hadi Wiyanto, mengaku kebijakan penyerapan oleh Bulog sangat menguntungkan petani. Dia mengaku puas dengan harga pembelian pemerintah (HPP) Rp6.500 per kilogram (kg) GKP.

Advertisement

BACA JUGA: Produktivitas Padi di Bantul Capai 8 Ton Per Hektare, Melebihi Rata-rata Nasional

Hanya, dia tidak menampik masih ada sejumlah petani yang menjual GKP ke tengkulak. Pasalnya, hasil produksi pertanian hanya sedikit.

“Kalau hanya ada lahan 1.000 meter persegi begitu, produksi pertanian juga sedikit dan biasanya untuk konsumsi. Sisanya baru dijual. Kalau mau jual empat kuintal saja kan Bulog tidak mau. Ada batas minimal soalnya,” kata Wiyanto dihubungi, Senin (7/4/2025).

Apalagi ketika petani membutuhkan uang, maka petani tidak punya pilihan selain menjual ke tengkulak. Adapun tengkulak menetapkan harga per kg mulai dari Rp5.300 - Rp5.500.

Disinggung ihwal luas lahan panen padi di Poktan Sarana Makmur Barak, Wiyanto mengaku panen raya baru dimulai pertengahan bulan puasa. Dari total 36 ha lahan pertanian yang ada, baru 20% yang telah dipanen. Per ha, petani dapat memanen 8 ton GKP.

BACA JUGA: Akhir Maret, Penyerapan Hasil Panen di Gunungkidul Diharapkan Bisa Tembus 6.762 Ton

Meski belum semua dipanen, dia mengaku hasil pertanian sementara ini lebih banyak daripada tahun lalu. “Kemungkinan ada jeda tidak hujan, dampaknya pembuahan bunga secara bagus. Padi menjadi lebih berisi semua. Tahun kemarin malah kurang hujan dan kurang pengairan. Berat butiran padi juga kurang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Wisatawan Hilang Terseret Ombak di Pulau Mandalika Jepara

News
| Senin, 07 April 2025, 22:07 WIB

Advertisement

alt

Warung Makan Jagoan Mahasiswa UII Jogja

Wisata
| Jum'at, 04 April 2025, 07:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement