Advertisement
Selain Kelola Sampah, Bank Sampah di Sosromenduran Lakukan Pelatihan dan Edukasi Masyarakat
Salah satu bank sampah di Kelurahan Sosromenduran memilah sampah, beberapa waktu lalu. - ist Sosromenduran
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Bank sampah menjadi salah satu unit yang berperan signifikan dalam pengelolaan sampah di wilayah. Di Kelurahan Sosromenduran, terdapat 13 bank sampah yang mengelola sampah anorganik dan organik.
Anggota Bank Sampah Jogoasri RW 14 Sosromenduran dan Ketua Forum Bank Sampah Gedongtengen, Rohmah Aini, menjelaskan terdapat 13 bank sampah di Kelurahan Sosromenduran, meski tingkat keaktifannya berbeda-beda.
Advertisement
Bank sampah tersebut ia akui belum melibatkan seluruh masyarakat Sosromenduran sebagai nasabah atau anggota. “Masih di bawah 50 persen yang menjadi nasabah. Tapi kami belum meng-update data lagi setelah penerapan sistem penggerobak,” ujarnya, Rabu (9/4/2025).
Kegiatan pengelolaan sampah di bank sampah di Sosromenduran paling banyak adalah memilah dan menjual sampah anorganik. “Untuk meningkatkan harga ya harus dipilah. Misalnya botol, dibersihkan dahulu dan tutupnya disendirikan. Merk dihilangkan. Ini membuat harga lebih mahal,” katanya.
Sedangkan sampah organik diolah menggunakan beberapa metode pengolahan sampah organik, seperti biopori dan ember tumpuk. “Ada juga beberapa bank sampah yang sudah menggunakan maggot, jadi sampah anorganik untuk dimakankan ke magot,” ungkapnya.
Beberapa bank sampah juga melakukan daurulang sampah anorganik terutama dari plastik dan botol. “Ada bungkus saset yang didaurulang menjadi tas, tikar. Ada juga bank sampah yang melakukan pembuatan ecobrick, sasetan yang dipotong-potong dan hasilnya dimasukkan botol, ditutup dengan berat tertentu,” paparnya.
Bank sampah di Sosromenduran juga turut mengedukasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di lingkungan terkecil. “Melalui Forum Bank Sampah ada pelatihan-pelatihan pengelolaan sampah. Misalnya sampah anorganik atau anorganik dibuat apa. dari masing-masing peserta mengedukasi ke masyarakat dengan mengadakan pertemuan misalnya di PKK,” ujarnya.
Dengan cara ini maka masyarakat lainnya di luar peserta pelatihan Forum Bank Sampah bisa menirukan pengelolaan bank sampah. “Misalnya kemaren ada pelatihan pembuatan ecoenzim, dari kulit buah-buahan difermentasi. Banyak sekali manfaatnya dari ecoenzim,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Perda Miras Terbaru di Jogja Akan Disahkan, Pelanggar Disanksi Tegas
- Diubah Jadi Taman Kota, Kawasan Jalan Tentara Pelajar Ditata
- Pelajar Kulonprogo Main Internet 9 Jam Sehari, Cyberbullying Meningkat
- Membentuk Kreativitas dan Fokus Anak Lewat Workshop Seni Patung
- Viral Hujan Api di Festival Lampion Bantul, Ini Penjelasan Panitia
Advertisement
Advertisement




