Advertisement
Kembangkan Aplikasi Data Dampak Bencana di Sekolah, Ini Tujuan dari Disdikpora DIY

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY mengembangkan Aplikasi Data Dampak Bencana di satuan pendidikan atau sekolah guna mempercepat pengumpulan data dan mendukung respons cepat saat terjadi bencana.
Kepala Disdikpora DIY Suhirman menyebut aplikasi tersebut ditargetkan diluncurkan pada 29 April 2025.
Advertisement
"Aplikasi data dampak bencana di satuan pendidikan ini adalah pendataan kebencanaan di sekolah-sekolah. Nantinya saat ada bencana, kita langsung 'update' data-data, misalnya kerusakan apa saja yang terjadi," ujar dia, Senin (14/4/2025).
Suhirman menjelaskan aplikasi itu memungkinkan sekolah melaporkan kondisi secara langsung, mulai dari jumlah warga sekolah terdampak, kerusakan sarana dan prasarana, hingga kebutuhan bantuan darurat.
"Jadi data kebencanaan bisa langsung diisi sekolah di aplikasi itu. Pendataan itu kemudian digunakan untuk data-data bantuan," kata dia.
Aplikasi tersebut dikembangkan Disdikpora DIY bersama Sekretariat Bersama Satuan Pendidikan Aman Bencana (Sekber SPAB) DIY, Dinas Komunikasi dan Informatika DIY, Yayasan Plan International Indonesia, serta mendapat dukungan dari Prudence Foundation.
Menurut Suhirman, pengembangan sudah dimulai sejak Mei 2024 dan ditargetkan mulai digunakan secara aktif tahun ini.
"Ini jadi alat bantu sekolah saat bencana, dan jadi acuan bagi pemerintah dalam merespons cepat. Harapannya, pembelajaran bisa tetap berjalan meski sedang dalam masa darurat," kata Suhirman.
Ia menjelaskan aplikasi tersebut akan mengandalkan data pokok pendidikan (dapodik) dan sistem informasi manajemen pendidikan (simdik) sebagai sumber data utama. Aplikasi akan di-host oleh Data Center Pemda DIY dan diintegrasikan ke portal layanan publik.
Dalam proses pengembangannya, Disdikpora DIY juga menggandeng BPBD DIY dan BPBD kabupaten/kota, Dinas Pendidikan kabupaten/kota, Balai Dikmen, Kantor Wilayah Kementerian Agama, lembaga non-pemerintah, serta perwakilan sekolah.
Selain itu, aplikasi tersebut akan menghasilkan dashboard data yang bisa digunakan oleh berbagai pihak yang ingin menyalurkan bantuan. Informasi yang dihimpun mencakup data umum kejadian bencana, jumlah warga sekolah terdampak, kerusakan sarana dan prasarana, kebutuhan bantuan darurat, hingga penanganan yang telah dilakukan.
"Setelah sekolah mengisi data, tahap selanjutnya adalah verifikasi oleh otoritas. Hasil verifikasi itu yang nanti jadi dasar untuk pemberian bantuan," kata Suhirman.
Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X menyatakan dukungan terhadap rencana peluncuran aplikasi itu dan berharap edukasi kebencanaan untuk siswa dapat dikembangkan dalam bentuk digital atau aplikasi, dengan pendekatan yang sederhana dan menyenangkan.
"Kita tidak mengajarkan mereka sebagai ahli untuk menanggulangi bencana, tapi paling tidak ada pemahaman dasar kalau terjadi bencana, mereka tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang harus disiapkan," tutur Sri Paduka.
Ia juga menyarankan sekolah membentuk satuan tugas khusus yang dibagi berdasarkan peran, seperti penyelamatan administrasi atau mengarahkan teman-teman ke titik kumpul.
"Dibuat tim khusus. Tim A, Tim B, Tim C. Tim A misalnya khusus menyelamatkan administrasi. Sepertinya ini perlu ada," kata dia.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Atasi Masalah Sampah, Ahmad Luthfi Inisiasi Pembangunan Zonasi TPST Regional di Jawa Tengah
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Tol Jogja-Solo: Gerbang Tol Prambanan Ditutup Seusai Lebaran 2025, Jangan Kecele!
- Ini Strategi Pemkot Jogja di Tengah Penerapan Efisiensi Anggaran
- Hii! Ular Sanca 3 Meter Mangsa Ternak Warga di Jetis Bantul
- Kembangkan Ekosistem Komik Lokal, Comic Paradise 4 Segera Digelar
- Disbud Sleman Susun Buku Kawasan Wisata Kaliurang
Advertisement