Advertisement

Kisah Para Buruh Tani di Kulonprogo Ikut Kurban Iduladha 2025, Sisihkan BLT hingga Bawa Ternak Sendiri ke Masjid

Khairul Ma'arif
Kamis, 05 Juni 2025 - 11:27 WIB
Sunartono
Kisah Para Buruh Tani di Kulonprogo Ikut Kurban Iduladha 2025, Sisihkan BLT hingga Bawa Ternak Sendiri ke Masjid Yatiman petani Galur dengan kambingnya yang akan dijadikan hewan kurban untuk Iduladha tahun 2025 ini. Khairul Ma'arif - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Umat Islam mulai menyetorkan hewan kurban yang akan disembelih ke takmir-takmir masjid jelangHari Raya Iduladha 2025. Di Kabupaten Kulonprogo, berkurban tidak hanya dilakukan oleh kalangan mampu secara finansial atau golongan masyarakat menengah ke atas saja.

Melainkan, masyarakat menengah ke bawah seperti buruh tani pun tetap berlomba-lomba untuk berkurban. Padahal, menjadi buruh tani setiap bulannya belum tentu mendapatkan penghasilan tetap. Seperti misalnya Yatiman buruh tani dari Tirtorahayu, Galur.

Advertisement

"Saya penghasilannya baru dapat tiga bulan sekali, tidak ada penghasilan tetap sebulan sekali," katanya saat ditemui di rumahnya, Selasa (3/6/2025).

Pendapatannya tiga bulan sekali ketika padinya dipanen. Itu pun jika padinya dijual, kalau tidak artinya tidak ada pemasukan. Pendapatannya dalam sebulan sekali paling tidak lebih dari Rp100 ribu. Tetapi tekadnya tetap kuat untuk memberikan hewan kurban ke masjidnya.

BACA JUGA: Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo Soroti Kandungan Gizi Cilok, Ini Penjelasannya

"Meskipun pas-pasan saya kurban dua kambing biar selamat dunia dan akhirat sehingga nanti hewan kurban ini bisa jadi tumpakan saya di akhirat," katanya.

Pria 64 tahun ini menceritakan, dua kambing yang menjadi hewan kurbannya itu sudah digembalanya sejak 1,5 tahun terakhir ini. Dia memilih tidak menjualnya meskipun keadaan ekonomi keluarganya pas-pasan. Tekadnya sudah kuat untuk mengkurbankan dua ekor. "Akhirat lebih penting, lagipula makan saya sehari-hari masih bisa dipenuhi meskipun seadanya," katanya.

Dua ekor kambing kurban Yatiman tersebut akan disembelih di Musala Ar-Rozaq Padukuhan Sorobayan, Tirtorahayu tempatnya tinggal. Meski pun kambing kurbannya merupakan hasil ternaknya selama 1,5 tahun terakhir. Kedua kambing tersebut bukan hasil berkembang biak. Melainkan dia beli dari peternak lainnya. "Dulu waktu pertama beli satu ekornya Rp2,4 juta sampai akhirnya saya putuskan jadi hewan kurban saja tahun ini," ungkapnya.

Sebagai buruh tani Yatiman juga turut mencari rumput untuk kambingnya. Tentunya buruh tani menggarap sawah orang lain nantinya dibagi hasil. Dia mengaku, tidak pernah merasa kurang dalam memenuhi kebutuhannya. "Alhamdulilah cukup saya tidak pernah kelaparan," ucap bapak dua anak tersebut.

Selain Yatiman ada juga petani lainnya dari Jomboran, Janten, Temon bernama Susanto. Meski pun perekonomiannya pas-pasan tetap saja tekad berkurbannya tinggi. Dia mengikuti program tabung kurban dengan semangat untuk melaksanakan perintah kurban. "Menabungnya Rp75 ribu setiap bulannya," ujarnya.

Upaya itu menjadi salah satu cara bagi kalangan petani dapat mengikuti berkurban. Tentu sebagai petani yang penghasilannya minim akan sangat keberatan untuk mengeluarkan biaya sekitar Rp4 jutaan sebagai biaya kurban. Oleh karena itu diadakan program tabung kurban. Susanto ikut tabung kurban untuk sapi.

Sisihkan BLT

Ada juga seorang perempuan warga Sentolo, Sri Wuhningsih yang kesehariannya bekerja sebagai buruh harian lepas yaitu menganyam atau merenda benang menjadi tas. Pendapatan dari buruh menganyam tas yang tidak menentu, membuat Bu Sri Wuh sapaan akrabnya berusaha keras agar niatnya untuk berkurban bisa terlaksana.

Berawal dari Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diterimanya beberapa tahun yang lalu. Bu Sri Wuh menyisihkan sebagian uangnya setiap kali menerima BLT. Setelah terkumpul sejumlah 2 jutaan dibelikannya seekor kambing betina yang masih muda. Kambing itu dirawat dengan baik, sehingga bisa berkembang biak.

BACA JUGA: Kebakaran Truk Tangki BBM di Jalan Wates Jogja, Begini Simulasi Aksi Kedaruratan yang Dilakukan Pertamina Patra Logistik

"Dari seekor kambing betina yang saya pelihara itu saya niatkan kalau ada anaknya yang jantan mau digunakan untuk ikut berkurban," ungkapnya.

Tahun ini akhirnya sudah bisa ikut berkurban yang ketiga kali dengan kambing yang dipeliharanya. Kambing yang dijadikan kurban pun tidak hanya sekadarnya. Tetapi seekor kambing yang besar dan bagus.

Kambing kurban Bu Sri Wuh yang tahun ini, atas jerih payahnya merumput setiap hari. Meskipun di sisi lain harus menutup warung kecilnya yang semakin sepi pembeli. Hal ini karena ketatnya persaingan dengan warung-warung sekitar yang lebih besar dan lebih komplit dagangannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Tahapan Ibadah Haji Kelar, Seluruh Jemaah Indonesia Tinggalkan Muzdalifah

News
| Jum'at, 06 Juni 2025, 19:27 WIB

Advertisement

alt

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI

Wisata
| Jum'at, 06 Juni 2025, 16:02 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement