Advertisement

Warga Keparakan Ubah Sampah Organik Menjadi Kompos dengan Lubang Resapan Biopori

Stefani Yulindriani Ria S. R
Senin, 09 Juni 2025 - 12:17 WIB
Abdul Hamied Razak
Warga Keparakan Ubah Sampah Organik Menjadi Kompos dengan Lubang Resapan Biopori Lurah Keparakan Yusup Ahbari memasang lubang resapan biopori di wilayah Kelurahan Keparakan beberapa waktu lalu. (Dok. Kelurahan Keparakan)

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA–Warga Kelurahan Keparakan, Kemantren Mergangsan, Kota Jogja, mengolah sampah organik dengan menggunakan lubang resapan biopori. Sampah yang diolah tersebut kini dapat dimanfaatkan warga untuk memupuk tanaman. 

Lurah Keparakan, Yusup Ahbari menyampaikan pengelolaan sampah organik menggunakan lubang resapan biopori tersebut bermula dari keresahan warga setempat dengan adanya tumpukan sampah organik yang ada di Kota Jogja.

Advertisement

BACA JUGA: Kurangi Sampah Plastik, Warga Manggung Wukirsari Bantul Bagikan Daging Kurban dengan Besek dan Daun Jati

Menurutnya, sampah organik menjadi penyumbang sampah tertinggi di Kota Jogja lantaran hampir setiap rumah tangga memproduksi sampah organik. Karena itu, Yusup menilai, setiap rumah tangga perlu pengolah sampah organiknya masing-masing untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. 

Dia menuturkan pengolahan sampah organik dengan menggunakan lubang resapan biopori telah dilakukan warga Keparakan sejak pertengahan tahun 2024. Saat itu pihaknya menggelar sosialisasi untuk mengajak masyarakat mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos dengan menggunakan lubang resapan biopori. 

Saat itu, Kelurahan Keparakan menggelar 10 kali pelatihan pengolahan sampah organik dengan menggunakan lubang resapan biopori. Pelatihan pengolahan sampah tersebut digelar di 14 bank sampah yang ada di wilayah tersebut. 

“Tujuan pelatihan ini untuk mengatasi permasalahan sampah yang dihadapi masyarakat Kota Jogja. Dengan metode ini diharapkan masyarakat Kota Jogja dapat berkontribusi mengurangi sampah organik dari skala rumah tangga,” ujarnya, Senin (9/6/2025). 

Kelurahan Keparakan juga menggandeng pengurus bank sampah di setiap RW untuk menggencarkan gerakan tersebut. Menurut Yusup, pengurus bank sampah dapat menjadi penggerak untuk mengajak masyarakat merubah pola pengelolaan sampah yang sebelumnya hanya dibuang ke depo menjadi diolah secara mandiri pada setiap rumah tangga. 

Menurut Yusup, pengelolaan sampah organik dengan menggunakan lubang resapan biopori dinilai berhasil. Hingga saat ini warga di setiap RW masih mengolah sampah organik menggunakan lubang resapan biopori. Saat ini, telah ada lebih dari 700 titik lubang resapan biopori yang digunakan untuk mengolah sampah organik secara rutin. 

Yusup menilai minat warga Keparakan untuk mengolah sampah organik menggunakan metode tersebut lantaran pengelolaan sampah dengan metode tersebut dinilai mudah dilakukan dan memberikan banyak manfaat. Selama ini, pengolahan sampah dilakukan dengan menaruh sampah organik ke dalam lubang resapan biopori. Kemudian, beberapa minggu kemudian sampah organik tersebut akan berubah menjadi pupuk kompos. Warga dapat memanfaatkan pupuk kompos tersebut hanya dengan menyeroknya dari dalam lubang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

25 Ribu Jemaah Haji Bergerak dari Mina ke Makkah Hari Ini Senin 9 Juni 2025

News
| Senin, 09 Juni 2025, 16:47 WIB

Advertisement

alt

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI

Wisata
| Jum'at, 06 Juni 2025, 16:02 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement