Advertisement
Beras Sidomulyo Sleman Dipasarkan Hingga Jabodetabek, Omzet Per Bulan Sentuh Rp3 Miliar

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN–Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sidomulyo Sleman berhasil memasarkan beras hingga Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek).
Penjualan beras ke luar DIY tersebut dapat menyentuh 200 ton - 300 ton sebulan dengan omzet sekitar Rp2,5 miliar hingga Rp3 miliar per bulan. Produki beras itu juga disumbang dari 22 gapoktan yang tergabung dalam Asosiasi Sembada Beras Sleman.
Advertisement
BACA JUGA: Siap-siap! Tour de Merapi Segera Digelar di Sleman, Catat Tanggal Pendaftarannya
Ketua Lembaga Distribusi Pangan Gapoktan Sidomulyo, R. Bangun, mengatakan lahan pertanian yang mereka dikelola kelompok tani (Poktan) ada sekitar 147 hektar (ha). Dalam setahun, mereka bisa panen dua kali. Produksi beras pun menyusut utamanya ketika musim kemarau lantaran kekurangan air.
Kalau hanya mengadalkan lahan yang ada. Produksi beras untuk didistribusikan ke Jabodetabek kurang. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman yang mengetahui persoalan ini kemudian mendirikan Asosiasi Sembada Beras Sleman.
Dalam asosiasi tersebut, ada 22 gapoktan yang ikut bergabung. Dengan begitu, total lahan pertanian padi menjadi lebih luas sekitar 3.400 hektare.
“Dari 3.400 hektar ini akhirnya kami bisa memproduksi dan memenuhi penjualan beras per bulan 200 ton sampai 300 ton,” kata Bangun ditemui di Kalurahan Sidomulyo, Jumat (20/6/2025).
Bangun mengaku gabah-gabah dari semua lahan pertanian milik 22 gapoktan tersebut ikut disimpan tiga gudang dengan kapasitas total 1.200 ton. Ada stok gabah untuk dua bulan sebelum dikeluarkan dan diisi lagi dengan gabah lain.
Gapoktan Sidomulyo juga bekerja sama dengan Perum Bulog. Perum Bulog yang menyerap gabah akan diserahkan ke Gapoktan Sidomulyo untuk dikonversi menjadi beras. Pasalnya, Gapoktan Sidomulyo telah memiliki rice milling unit (RMU) atau unit penggilingan padi.
“Beras, menir, dan katul kemudian kami serahkan ke Perum Bulog. Kami dapat jasa saja,” katanya.
Bangun menyampaikan dari total 147 ha lahan pertanian di Kalurahan Sidomulyo, seluas 38 ha Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Sisa lahan pertanian yang ada terus mengalami penyusutan. Dia telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kalurahan Sidomulyo agar mencegah alih fungsi lahan produktif.
Sementara itu, Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso, melakukan kunjungan di Rumah Kemas Beras Gapoktan Sidomulyo untuk meninjau produksi dan packing beras Sidomulyo. Dia memastikan bobot beras yang telah dipacking dan diberi label tidak berubah ketika ditimbang.
“Takaran sudah sesuai. Kalau tertera di label 5 kilogram ya 5 kilogram. Premium ya premium, medium ya medium. Ini kan wujud perlindungan konsumen. Masyarakat tidak perlu ragu beli beras super Sidomulyo,” kata Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

OTK Bakar 3 Unit Bangunan Perkantoran di Puncak Jaya Papua, dari DPRD, Dinkes hingga Kemenag
Advertisement

Lion Air Buka Penerbangan Langsung YIA-Tarakan, Pariwisata Jogja Diproyeksikan Kian Maju
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Jogja-Solo Hari Ini jumat 20 Juni 2025: Stasiun Tugu, Lempuyangan, Maguwo, Ceper, Srowot, Klaten Delanggu hingga Palur
- Jadwal dan Lokasi Penjemputan Bus Sinar Jaya Jurusan Malioboro ke Parangtritis Jumat 20 Juni 2025
- Jadwal Bus DAMRI Hari Ini jumat 20 Juni 2025: Dari Bandara YIA ke Jogja
- Terbaru! Jadwal SIM Corner di JCM dan Ramai Mall Malioboro Jogja
- Jadwal KRL Solo-Jogja Hari Ini Jumat 20 Juni 2025: Dari Stasiun Palur, Jebres, Balapan, Purwosari hingga Ceper Klaten
Advertisement
Advertisement