Advertisement
Puluhan Mahasiswa Pamerkan Karya Fesyen, Mitos dan Kearifan Lokal Jadi Inspirasi Desain

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Mahasiswa Desain Busana dituntut untuk mampu menghasilkan karya fesyen yang setara dengan dunia industri. Karya tersebut selanjutnya dipamerkan lewat fashion show yang dilihat oleh publik.
Sebanyak 32 mahasiswa Prodi Desain Busana AKS /AKK memamerkan karya desain masing-masing pada fashion show bertajuk Indonesian Mythology di Ambarrukmo Plaza, Selasa (14/7/2025). Menariknya karya desain ini berbasis cerita mitos, kearifan lokal yang kemudian diubah menjadi fesyen. Karya desain itu dipamerkan oleh para model di atas runway dan mendapatkan sambutan hangat dan tepuk tangan dari penonton.
Advertisement
Direktur AKS/AKK Jogja Prihatin Saraswati menjelaskan fashion show ini merupakan kegiatan rutin dan wajib bagi mahasiswanya ketika memasuki semester 6. Mahasiswa harus menciptakan karya fesyen murni kemudian ditampilkan dalam perhelatan fashion show di hadapan publik.
Para mahasiswa didampingi oleh pembimbing profesional sehingga mampu melahirkan produk layaknya dunia industri yang menarik dan berkualitas sesuai kebutuhan. "Kebetulan temanya Indonesian Mythology. Di Indonesia ini kan banyak sekali mitos, kearifan lokal. Bagaimana kearifan lokal ini diangkat, menjadi inspirasi bagi mahasiswa menjadi karya fesyen," katanya, Selasa.
Ia menambahkan pameran karya di hadapan publik ini menjadi bagian dari diseminasi dengan harapan industri tertarik dan bisa berkolaborasi untuk mengerjakan suatu proyek fesyen. Selain itu melatih mahasiswa untuk terjun langsung sebagai perancang busana. Adapun fashion show sengaja digelar di pusat perbelanjaan dengan harapan lebih banyak bisa diakses masyarakat dan memotivasi mahasiswa dalam menyajikan karya terbaiknya.
"Kami selalu mendorong mahasiswa untuk ikut show, bahkan sejak awal mahasiswa harus mempublikasikan karyanya di medsos masing-masing dan wajib ikut lomba bidang fesyen. Banyak yang menang lomba, bahkan ada yang berhasil lolos karyanya untuk mengikuti Jogja Fashion Week," katanya.
Dosen Prodi Desain Busana Hari Agung Wicaksono membebaskan kepada mahasiswa untuk menyampaikan idenya lewat fesyen dan tidak dibatasi bahwa karya harus berbentuk batik maupun tenun. Akan tetapi prinsipnya, sejalan dengan Indonesian Mythology. Oleh karena itu setiap mahasiswa harus melakukan riset kecil untuk mendapatkan data terkait mitos yang akan diangkat.
Ia menyadari bahwa mahasiswa harus melalui proses panjang sampah menghasilkan karya fesyen yang sejalan dengan tema. Namun seluruhnya mampu mengerjakan dengan baik dan karya fesyennya tampil menarik di hadapan penonton Indonesian Mythology.
"Jadi yang diangkat itu mitosnya apa, misalnya mahasiswa mengangkat mitos tentang timun mas. Mereka harus menggali ceritanya, emenmukan motif, makna. Mereka harus benar-benar membaca tentang mitos itu lalu menterjemahkan dalam mind mapping untuk menjabarkan idenya, sampai membuat story telling hingga membuat produknya [karya fesyen]," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Ketua Umum PSI Terpilih Akan Diumumkan Sabtu, Jokowi Dijadwalkan Hadir sebagai Narasumber
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Angka Partisipasi Warga DIY Melanjutkan ke Perguruan Tinggi Masih Rendah, Ini Saran DPRD
- 384 Wisatawan Tersengat Ubur-Ubur di Kawasan Pantai Parangtritis Selama Liburan Sekolah
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo dan Kutoarjo-Jogja Hari Ini (17/7/2025)
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini (17/7/2025), Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
- Jadwal Bus DAMRI Jogja Semarang Hari Ini, Kamis 17 JUli 2025
Advertisement
Advertisement