Advertisement

Plastik untuk Campuran Aspal Bisa Jadi Solusi

Catur Dwi Janati
Kamis, 17 Juli 2025 - 20:07 WIB
Maya Herawati
Plastik untuk Campuran Aspal Bisa Jadi Solusi Foto ilustrasi. Proyek pembangunan atau pengaspalan jalan di ruas Jalan Caturharjo - Bambanglipuro yang melintasi empat pedukuhan di dua kecamatan wilayah Bantul. - Antara - Hery Sidik

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Wacana pemanfaatan sampah plastik sebagai campuran aspal dinilai dapat mengurangi jumlah sampah plastik secara signifikan.

Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik UGM, Muslim Mahardika menilai wacana pemanfaatan sampah plastik tersebut dapat menjadi solusi jangka panjang penanganan sampah. Apalagi selama ini sampah plastik seperti kantong plastik sulit didaur ulang.

Advertisement

Muslim menjelaskan kantong plastik berasal dari minyak bumi, sama seperti aspal yang merupakan residu dari pengolahan minyak. Dengan komposisi yang tepat, kombinasi sampah plastik dengan aspal disebut dapat mengurangi jumlah sampah secara signifikan. "Campuran dengan persentase sebanyak enam persen campuran aspal dinilai efektif dan dapat mengurangi jumlah sampah plastik secara signifikan," kata Muslim, Rabu (16/7/2025).

Muslim sebelumnya telah merakit mesin pencacah plastik yang ia kembangkan sejak 2019 bersama tim di UGM. Mesin itu dirancang agar mudah digunakan masyarakat awam. Teknologi mesin pencacah plastik dibuat sederhana tanpa fitur kompleks agar bisa dioperasikan oleh siapa pun.

BACA JUGA: Muncul Embun Beku di Puncak Musim Kemarau, Ini Penjelasan BMKG

Meski demikian, Muslim mengyatakan tetap ada tantangan dalam pemanfaatan sampah plastik. Sisa sampah nonplastik seperti kerikil atau paku terkadang masih menempel dan bisa merusak mesin. Namun secara keseluruhan, penggunaan plastik dalam aspal dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan membiarkannya mencemari laut. "Kalau tidak digunakan, plastik justru lebih berbahaya bagi ekosistem," katanya.

Jika program pemanfaatan sampah plastik untuk aspal ini diperluas, ada kemungkinan sampah plastik justru menjadi komoditas bernilai karena kebutuhan aspal yang besar. Untuk itu, dibutuhkan kolaborasi lintas sektor agar program ini berkelanjutan.

Perguruan tinggi, menurut Muslim, dapat menyumbang inovasi, sementara pemerintah membuat regulasi serta kebijakan, sedangkan masyarakat berperan untuk memilah, mengumpulkan, serta mendapat manfaat insentif dari plastik yang disetorkan ke bank sampah.

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Bidik Dugaan Korupsi Pengadaan Makanan Balita dan Ibu Hamil di Kemenkes

News
| Jum'at, 18 Juli 2025, 00:27 WIB

Advertisement

alt

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang

Wisata
| Selasa, 15 Juli 2025, 23:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement