Advertisement
Jumlah Penderita Kanker Paru-Paru di DIY Terus Bertambah, Paling Banyak Warga Lansia

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kasus kanker paru-paru di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menunjukkan tren peningkatan signifikan dalam lima tahun terakhir. Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY mencatat, kelompok usia 60–69 tahun menjadi yang paling banyak terdampak penyakit mematikan ini.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinkes DIY, Setiyo Harini, menuturkan bahwa faktor risiko utama kanker paru berasal dari paparan asap rokok, baik pada perokok aktif maupun pasif.
Advertisement
Kanker paru disebut merupakan satu dari dua kanker yang paling banyak diidap pria selain kanker kolon. Oleh karena itu, Harini menekankan pentingnya memperkuat deteksi dini kanker paru melalui program Cek Kesehatan Gratis (CKG).
“Kami mengedepankan program deteksi dini penyakit prioritas, karena kanker paru merupakan satu dari dua kanker terbanyak pada pria. Deteksi dini sebenarnya menggunakan CT scan, tapi karena biayanya tinggi, maka di CKG dilakukan skrining gejala terlebih dahulu. Kalau terindikasi, baru ditindaklanjuti,” jelasnya, Rabu (16/7/2025).
BACA JUGA: Tingkatkan Tumbuh Kembang Otak Anak dengan Makanan Bergizi
Ia berharap pasien dapat terdeteksi lebih awal sehingga penanganan lebih efektif. Selain itu, Harini juga menekankan pentingnya Kawasan Tanpa Rokok (KTR) sebagai upaya perlindungan masyarakat dari paparan asap rokok.
“Harapan kami KTR dapat ditegakkan. Artinya, bagi orang-orang yang merokok disediakan tempat khusus, jadi tidak mengganggu orang lain,” ujarnya.
Kenaikan Jumlah Penderita
Pada 2020, tercatat 314 kasus kanker paru di DIY, dengan pasien terbanyak berasal dari rentang usia 60–69 tahun sebanyak 95 orang. Jumlah kasus terus naik di tahun berikutnya menjadi 346 kasus pada 2021, dengan 114 pasien berada di kelompok usia yang sama.
Tren kenaikan semakin tajam pada 2022 ketika jumlah penderita mencapai 401 kasus. Pasien usia 60–69 tahun tercatat 141 orang. Peningkatan lebih drastis terjadi pada 2023 dengan 640 kasus, melonjak hampir dua kali lipat dibanding dua tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, 226 pasien merupakan lansia usia 60–69 tahun.
Memasuki 2024, angka kasus kembali meningkat menjadi 761 kasus, menjadikannya jumlah tertinggi dalam lima tahun terakhir. Sebanyak 294 pasien pada tahun itu juga berasal dari kelompok usia 60–69 tahun.
Sementara itu, hingga Mei 2025, sudah tercatat 318 kasus kanker paru, dengan mayoritas pasien tetap warga lansia.
Kepala Dinkes DIY, Pembajun Setyaningastutie, mengungkapkan sebagian besar kasus kanker yang ditemukan di fasilitas kesehatan telah berada pada stadium lanjut. Padahal, pengobatan akan lebih mudah jika penyakit kanker diketahui sejak stadium awal.
“Penemuan lebih dini itu jauh lebih baik dan bisa terobati daripada ditemukan sudah stadium lanjut. Kebanyakan yang ditemukan di rumah sakit atau puskesmas itu sudah pada stadium di atas tiga,” katanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Bongkar Peredaran Beras Oplosan, Mentan Tegaskan Bukan Pencitraan
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KA Prameks dari Jogja ke Kutoarjo PP, Hari Ini Rabu 16 Juli 2025
- Jadwal Layanan SIM Keliling Gunungkidul, Rabu 16 Juli 2025
- Update Jadwal KRL Jogja Solo per Rabu, 16 Juli 2025, Lengkap dari Stasiun Tugu hingga Palur
- Jadwal Layanan SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Hari Ini, Rabu 16 Juli 2025
- Jadwal KA Bandara YIA-Jogja PP Hari Ini, Rabu 16 Juli 2025
Advertisement
Advertisement