Advertisement

Fenomena Pengibaran Bendera One Piece Jelang 17 Agustus, Ini Kata Akademisi UMY

Yosef Leon
Senin, 04 Agustus 2025 - 23:17 WIB
Ujang Hasanudin
Fenomena Pengibaran Bendera One Piece Jelang 17 Agustus, Ini Kata Akademisi UMY Foto ilustrasi bendera bajak laut dalam serian One Piece. - Foto dibuat menggunakan Artificial Intelligence ChatGPT

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL — Fenomena pengibaran bendera bajak laut dari serial anime dan manga Jepang One Piece di sejumlah lokasi di Indonesia menjelang peringatan Hari Kemerdekaan RI menuai pro dan kontra. Dari pagar rumah, perahu nelayan, hingga kendaraan truk, bendera berlogo tengkorak ini memantik diskusi publik soal makna, etika, dan hukum.

Dosen Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Ade Marup Wirasenjaya menilai fenomena ini sebagai bentuk kritik sosial-politik, bukan penghinaan terhadap negara. Ia menyebut, bendera Merah Putih adalah simbol kenegaraan yang tidak boleh diganggu gugat, tapi penyandingan dengan bendera bajak laut perlu dilihat lebih dalam secara simbolik.

Advertisement

“Selama bendera One Piece tidak dikibarkan lebih tinggi dari Merah Putih, dan hanya menjadi simbol kritik terhadap penyelenggaraan negara, ini tidak menggerus kedaulatan. Justru ini adalah ekspresi teguran terhadap dominasi kekuasaan dan ketimpangan sosial yang dirasakan masyarakat,” ujar Ade, Senin (4/8/2025).

Ia menyebut, penggunaan simbol bajak laut ini merupakan bentuk sindiran bahwa kemerdekaan jangan sampai “dibajak” oleh elit politik. Momentum 17 Agustus dipilih karena memuat makna simbolik yang kuat.

BACA JUGA: Tol Jogja-Solo Segmen Prambanan-Purwomartani Tembus 78,9 Persen, Tahapan Konstruksi Terus Digarap

“Pesannya jelas jangan sampai kemerdekaan yang diperjuangkan dengan darah dan nyawa hanya dinikmati oleh segelintir kelompok. Ini bentuk peringatan agar nasionalisme tidak berhenti pada seremoni, tapi diwujudkan dalam kebijakan dan perilaku aparatur negara,” imbuhnya.

Senada dengan Ade, Pakar Komunikasi UMY, Fajar Junaedi menilai penggunaan bendera One Piece sebagai bentuk ekspresi dalam budaya populer yang memuat muatan ideologis dan kritik sosial.

“One Piece adalah manga shōnen yang membawa tema persahabatan, kerja keras, dan perlawanan terhadap ketidakadilan. Dalam konteks semiotika, karakter dan simbol-simbolnya menyampaikan narasi perlawanan terhadap hegemoni,” jelas Fajar.

Lebih jauh, Fajar menilai bahwa bendera bajak laut ini telah menjadi simbol identitas kolektif dalam gerakan sosial digital. "Bisa dilihat sekarang banyak yang memakai bendera ini di status, foto profil, dan diskusi media sosial. Ini adalah bentuk aktivisme digital. Sayangnya, respons sejumlah pejabat malah kontraproduktif karena tidak memahami konteks budaya pop dan komunikasi generasi muda,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

Presiden Prabowo Terima Medali Kehormatan dari Komando Operasi Khusus AS

Presiden Prabowo Terima Medali Kehormatan dari Komando Operasi Khusus AS

News
| Senin, 04 Agustus 2025, 23:47 WIB

Advertisement

Wisata Sejarah dan Budaya di Jogja, Kunjungi Jantung Tradisi Jawa

Wisata Sejarah dan Budaya di Jogja, Kunjungi Jantung Tradisi Jawa

Wisata
| Sabtu, 02 Agustus 2025, 18:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement