Advertisement
8 Proyek Jalan Lingkungan di Gunungkidul Rampung, Total Anggaran Capai Rp1,4 M

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul menyebut, delapan proyek pembangunan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU) berupa jalan lingkungan di sejumlah desa telah selesai dikerjakan. Proyek yang didanai APBD tersebut menelan anggaran total sekitar Rp1,4 miliar.
Kepala Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman DPUPRKP Gunungkidul, Nurgiyanto, mengatakan pembangunan jalan lingkungan ini tersebar di delapan lokasi, yakni Kalurahan Jepitu (Girisubo), Kemadang (Tanjungsari), Kemiri (Tanjungsari), Dunggubah (Wonosari), Banaran dan Gading (Playen), Lemahbang (Semin)serta Nglegi (Patuk).
Advertisement
“Seluruhnya sudah selesai. Proyek sudah dilakukan penyerahan tahap pertama dan kini masuk masa pemeliharaan enam bulan oleh pemborong sebelum diserahkan lagi ke desa sebagai aset,” ujar Nurgiyanto, Rabu (6/8/2025).
BACA JUGA: Petani Gunungkidul Andalkan Sumber Air Lokal dan Ubi Kayu di Musim Kemarau
Adapun besaran anggaran bervariasi. Proyek terbesar berada di Jepitu dengan anggaran Rp350 juta, disusul beberapa titik lainnya seperti Dunggubah, Banaran, dan Lemahkan yang masing-masing sebesar Rp150 juta. Proyek lain memiliki nilai lebih kecil, seperti Kemadang dan Purwodadi yang hanya mendapat Rp50 juta.
Usulan pembangunan PSU ini berasal dari proposal kalurahan. DPUPRKP kemudian melakukan verifikasi lapangan sebelum memutuskan mana yang diprioritaskan.
“Kami lihat apakah jalan itu strategis, menghubungkan pusat ekonomi, pertanian, pendidikan, atau rawan bencana seperti longsor. Kalau memenuhi syarat dan dana tersedia, kami kerjakan,” imbuhnya.
Kepala DPUPRKP Gunungkidul, Rakhmadian Wijayanto menyatakan, jumlah pengajuan proposal dari masyarakat setiap tahun cukup banyak. Namun keterbatasan anggaran membuat tak semua usulan bisa direalisasi.
“Saat ini saja sudah masuk 25 proposal baru. Tapi semua tergantung kemampuan APBD. Karena itu ada proyek yang hanya dapat Rp25 juta–Rp50 juta,” katanya.
Ia menekankan bahwa prioritas akan diberikan pada proyek-proyek yang memiliki urgensi tinggi dan manfaat langsung bagi masyarakat luas. Dari total 144 desa di Gunungkidul, mayoritas masih memiliki kebutuhan peningkatan infrastruktur jalan lingkungan.
“Kalau masuk ke pelosok-pelosok, masih banyak jalan becek, belum layak, apalagi kalau musim hujan. Karena wilayah Gunungkidul itu luas, mencakup 46% dari total wilayah DIY. Jadi tantangan kami memang besar,” pungkas Rakhmadian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Hingga Juli 2025, Jumlah Penumpang Kereta Bandara Melonjak 30 Persen
Advertisement

Wisata Sejarah dan Budaya di Jogja, Kunjungi Jantung Tradisi Jawa
Advertisement
Berita Populer
- BPBD Kulonprogo Beri Bantuan ke Kakek yang Hidup Sebatang Kara dan Rumahnya Terbakar
- Jadwal Bus DAMRI ke Bandara YIA, dari Jogja, Purworejo dan Kebumen, Rabu 6 Agustus 2025
- Maling Kotak Infak di Tempel Sleman Diamankan, Uang Ratusan Ribu Raib
- Dinsos DIY Sebut Satu Guru SR Mengundurkan Diri dan Kekurangan Pengasuh Asrama
- Harga Ayam di Pasar Beringharjo Stabil di Rp32.000 per Kilogram
Advertisement
Advertisement